Arete; Sintesis Aposteriori
Arete adalah sebuah konsep yang berasal dari Yunani kuno, terutama dalam konteks filsafat dan budaya Yunani. Kata "arete" secara harfiah berarti "keunggulan" atau "kebajikan," dan merujuk pada kualitas tertinggi yang dapat dicapai oleh manusia atau sesuatu. Dalam filsafat Yunani, terutama dalam karya-karya Plato dan Aristoteles, arete adalah konsep sentral yang berkaitan dengan pencapaian potensi maksimal seseorang dalam berbagai aspek kehidupan.
Dalam konteks moral dan etika, arete merujuk pada kebajikan atau karakter yang baik. Ini mencakup sifat-sifat seperti keberanian, keadilan, kebijaksanaan, dan pengendalian diri. Bagi Aristoteles, arete adalah kondisi jiwa yang memungkinkan seseorang untuk hidup dengan baik dan bertindak sesuai dengan rasio. Â
Arete juga dapat merujuk pada keunggulan dalam fungsi atau peran tertentu. Misalnya, pedang yang memiliki arete adalah pedang yang sangat tajam dan efektif dalam pertempuran. Demikian pula, seorang pemimpin dengan arete adalah seseorang yang sangat efektif dalam memimpin dan menginspirasi orang lain.Â
Dalam konteks intelektual, arete merujuk pada kebijaksanaan dan pengetahuan. Plato dan Aristoteles melihat kebijaksanaan sebagai salah satu kebajikan tertinggi yang mencerminkan arete karena memungkinkan seseorang untuk memahami kebenaran dan bertindak berdasarkan pengetahuan tersebut.
Dalam karya-karya Plato, arete sering dikaitkan dengan jiwa yang harmonis dan seimbang. Dalam dialog seperti "Republic," Plato menggambarkan arete sebagai keadaan di mana setiap bagian dari jiwa (rasional, emosional, dan desir) berfungsi sesuai dengan sifatnya dan berada dalam harmoni. Bagi Plato, pencapaian arete memerlukan pendidikan dan pengembangan diri yang berkelanjutan.Â
Aristoteles mengembangkan konsep arete lebih lanjut dalam "Nicomachean Ethics," di mana ia menggambarkan kebajikan sebagai keadaan menengah antara dua ekstrem (misalnya, keberanian adalah keadaan menengah antara kepengecutan dan kebodohan). Menurut Aristoteles, arete adalah hasil dari kebiasaan dan tindakan berulang yang membentuk karakter seseorang. Pencapaian arete, atau kehidupan yang baik, melibatkan tindakan sesuai dengan rasio dan kebajikan.
 Selain dalam filsafat, konsep arete juga memainkan peran penting dalam budaya dan kehidupan sehari-hari masyarakat Yunani kuno. Arete dianggap sebagai tujuan hidup yang layak dikejar dalam berbagai bidang, termasuk olahraga, seni, politik, dan militer. Pahlawan-pahlawan dalam mitologi Yunani, seperti Achilles dan Odysseus, sering digambarkan sebagai individu yang memiliki arete dalam berbagai aspek, baik dalam keberanian, kecerdasan, maupun keahlian bertarung.Â
Konsep arete masih relevan hingga saat ini sebagai panduan untuk pengembangan diri dan pencapaian potensi maksimal dalam kehidupan. Arete mengajarkan pentingnya keseimbangan, kebajikan, dan keunggulan dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam konteks individu maupun masyarakat.Â
Sintesis aposteriori adalah konsep dalam epistemologi yang diperkenalkan oleh filsuf Jerman, Immanuel Kant. Konsep ini merujuk pada jenis pengetahuan yang diperoleh setelah atau melalui pengalaman. Pengetahuan aposteriori adalah pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman empiris. Ini berarti bahwa pengetahuan tersebut hanya dapat diperoleh setelah seseorang mengalami sesuatu secara langsung melalui pancaindra.Â
Sedangkan pernyataan sintetik adalah pernyataan yang kebenarannya tidak hanya bergantung pada makna kata-katanya, tetapi juga memerlukan informasi tambahan dari pengalaman.Misalnya, "Semua burung gagak berwarna hitam." Pernyataan ini membutuhkan pengamatan terhadap burung gagak untuk membuktikannya.
 Sintesis aposteriori adalah jenis pengetahuan sintetik yang diperoleh melalui pengalaman. Ini berarti bahwa pengetahuan tersebut tidak hanya berdasarkan definisi kata-kata (seperti dalam pernyataan analitik), tetapi juga memerlukan pengalaman empiris untuk memverifikasi kebenarannya. Pengetahuan tersebut tidak dapat diketahui hanya melalui pemikiran atau logika saja; mereka memerlukan observasi dan pengalaman untuk memverifikasi.Â
Immanuel Kant mengemukakan bahwa meskipun pengetahuan apriori penting, sebagian besar pengetahuan kita tentang dunia didasarkan pada pengalaman, sehingga merupakan pengetahuan aposteriori. Kant berpendapat bahwa sintesis aposteriori adalah cara kita menggabungkan berbagai pengalaman untuk membentuk pengetahuan yang lebih kompleks.Â
Melalui sintesis aposteriori, kita dapat memahami dan menjelaskan fenomena alam yang kita alami. Kant juga menekankan bahwa meskipun pengetahuan aposteriori sangat penting, ada struktur apriori dalam pikiran kita yang memungkinkan kita untuk memproses dan mengatur pengalaman tersebut.Â
Arete, dalam konteks moral dan etika Yunani, adalah hasil dari latihan dan pengalaman yang berulang dalam situasi kehidupan sehari-hari. Seseorang tidak secara instan menjadi orang yang baik atau memiliki kebajikan; itu adalah proses yang melibatkan refleksi dan praktek yang terus-menerus.Â
Sama seperti sintesis aposteriori mengandalkan observasi terhadap dunia fisik untuk memperoleh pengetahuan, dalam konteks arete, kita mengamati tindakan dan hasilnya untuk menilai keberhasilan dalam mencapai kebajikan atau keunggulan moral. Misalnya, seseorang yang berlatih keberanian melalui tindakan nyata dalam situasi yang menantang dapat mengamati hasilnya dan memperbaiki diri mereka.Â
Bagian penting dari konsep sintesis aposteriori adalah integrasi pengalaman menjadi pemahaman yang lebih dalam tentang dunia. Dalam konteks arete, individu juga perlu merefleksikan pengalaman mereka dalam mengembangkan karakter moral dan mencapai keunggulan. Ini melibatkan proses refleksi yang mempertimbangkan nilai-nilai yang mendasari tindakan dan keputusan mereka.Â
Konsep sintesis aposteriori memerlukan proses pengalaman dan refleksi yang mirip dengan upaya dalam mencapai kebajikan atau keunggulan moral dalam konsep arete. Dalam keduanya, proses ini melibatkan pengamatan terhadap dunia atau diri sendiri, pengalaman yang berkelanjutan, dan integrasi hasil pengalaman tersebut ke dalam pemahaman dan tindakan yang lebih baik di masa depan.
Arete: Sintesis Aposteriori untuk Audit Pajak Usaha Pertambangan
Penerapan konsep sintesis aposteriori dalam melakukan audit pajak terhadap usaha pertambangan dapat mencerminkan pendekatan yang sistematis dan berbasis pengalaman dalam mengumpulkan dan menganalisis data. Kita dapat memahaminya sebagai proses yang melibatkan pengumpulan informasi berdasarkan pengalaman lapangan (aposteriori) untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam.Â
Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam menggunakan konsep aposteriori dalam melakukan audit  pajak:
- Pengumpulan Data dan Pengamatan Lapangan, Audit pajak pertambangan dimulai dengan pengumpulan data mengenai kegiatan usaha, transaksi keuangan, dan komplian pajak. Pengalaman lapangan di sini mencakup observasi langsung terhadap operasi pertambangan, dokumen transaksi, dan prosedur internal perusahaan.
- Analisis Data Berbasis Pengalaman, Setelah data terkumpul, pemeriksa pajak menggunakan pengalaman lapangan untuk menganalisis kepatuhan perusahaan terhadap peraturan pajak yang berlaku. Misalnya, pengalaman seorang pemeriksabisa membantu dalam mengidentifikasi pola atau kecenderungan yang tidak sesuai dengan aturan pajak, seperti pembebasan pajak yang tidak dibenarkan atau penyimpangan dalam pelaporan.Â
- Integrasi Hasil Pengalaman ke dalam Evaluasi, Pemeriksa pajak menggunakan hasil pengalaman mereka untuk mengintegrasikan temuan ke dalam evaluasi akhir kepatuhan pajak perusahaan. Ini melibatkan penerapan pengetahuan lapangan terhadap interpretasi peraturan pajak yang berlaku dan keputusan audit yang akurat.Â
- Perbaikan Prosedur dan Rekomendasi, berdasarkan pengalaman dan temuan lapangan, pemeriksa pajak dapat memberikan rekomendasi untuk memperbaiki prosedur internal perusahaan agar sesuai dengan peraturan pajak. Misalnya, rekomendasi untuk meningkatkan dokumentasi transaksi atau peningkatan pengawasan internal terhadap pelaporan pajak.Â
Penggunaan konsep sintesis aposteriori dalam pemeriksaan pajak, khususnya dalam konteks audit usaha pertambangan, dapat memberikan beberapa keunggulan signifikan, Konsep ini memungkinkan pemeriksa pajak untuk melakukan analisis berdasarkan bukti-bukti konkret yang diperoleh dari pengalaman lapangan dan pengumpulan data yang sistematis. Hal ini membantu dalam membuat keputusan audit yang lebih terinformasi dan objektif.Â
Dengan menggunakan pengalaman lapangan untuk menganalisis data pajak, pemeriksa pajak dapat membuat keputusan audit yang lebih akurat dan relevan. Mereka dapat mengidentifikasi potensi risiko pajak, kesalahan pelaporan, atau kepatuhan yang kurang memadai berdasarkan pengalaman mereka dalam memeriksa usaha serupa sebelumnya.
Konsep ini juga memungkinkan pemeriksa pajak untuk lebih efisien dalam melakukan penyelidikan. Mereka dapat fokus pada area yang diidentifikasi sebagai berpotensi memiliki masalah atau kesenjangan dalam kepatuhan pajak, daripada menghabiskan waktu untuk analisis yang tidak relevan atau tidak produktif. Â
Dengan melakukan pengamatan langsung terhadap operasi pertambangan dan menganalisis data berbasis pengalaman, pemeriksa dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang operasi dan transaksi perusahaan. Ini memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi lebih baik potensi risiko pajak yang terkait dengan aktivitas pertambangan yang kompleks.Â
Hasil dari penggunaan konsep sintesis aposteriori adalah rekomendasi audit yang lebih terarah dan bermanfaat bagi perusahaan. Auditor dapat memberikan saran yang lebih spesifik untuk memperbaiki prosedur internal atau kebijakan pajak perusahaan, berdasarkan pengalaman lapangan dan analisis data yang mereka kumpulkan.Â
Dari perspektif wajib pajak, penggunaan konsep sintesis aposteriori dalam audit pajak dapat memberikan banyak keuntungan. Â Konsep ini memungkinkan pemeriksa pajak untuk menggunakan bukti konkret dan pengalaman lapangan dalam melakukan pemeriksaan pajak. Hal ini dapat meningkatkan transparansi proses audit dan memastikan bahwa keputusan audit didasarkan pada data yang nyata dan objektif, sehingga menjamin keadilan bagi wajib pajak. Â
Hasil dari analisis yang didasarkan pada pengalaman lapangan adalah rekomendasi audit yang lebih spesifik dan konstruktif. Pemeriksa dapat memberikan saran untuk perbaikan prosedur internal atau kebijakan pajak yang lebih tepat dan relevan, membantu wajib pajak dalam meningkatkan kepatuhan mereka di masa depan.Â
Dengan adanya pemahaman yang lebih baik dan rekomendasi yang konstruktif, wajib pajak dapat mengurangi risiko potensial masalah pajak di masa depan. Hal ini dapat menghemat biaya yang mungkin timbul akibat sanksi atau denda, serta mengurangi gangguan operasional yang disebabkan oleh audit yang lebih intensif.Â
Konsep arete mengajarkan bahwa pencapaian kebajikan atau keunggulan moral terjadi melalui latihan, refleksi, dan pengembangan karakter yang berkelanjutan. Dalam konteks audit pajak, arete mengingatkan bahwa proses audit yang efektif memerlukan integritas, kejujuran, dan komitmen untuk mencapai keadilan bagi semua pihak yang terlibat.Â
Mengintegrasikan konsep-konsep ini dalam audit pajak usaha pertambangan memungkinkan auditor untuk lebih memahami kompleksitas operasi pertambangan dan risiko pajak yang terkait. Dengan menggunakan pengalaman lapangan dan analisis berbasis bukti, auditor dapat mengidentifikasi dengan lebih baik potensi kesalahan atau kekurangan dalam pelaporan pajak, serta memberikan rekomendasi untuk perbaikan kepatuhan yang lebih baik di masa depan.
Akhirnya, penerapan konsep-konsep ini menekankan pentingnya integritas dalam proses audit, serta pentingnya pembelajaran berkelanjutan bagi pemeriksa dan wajib pajak.Â
Dengan terus mengembangkan pemahaman tentang arete dan menggunakan pengalaman empiris dalam sintesis aposteriori, audit pajak dapat menjadi alat yang lebih efektif untuk memastikan kepatuhan dan kesejahteraan ekonomi yang berkelanjutan bagi semua pihak terlibat dalam usaha pertambangan. Â
Dengan memadukan prinsip-prinsip filosofis ini dalam audit pajak, kita dapat mencapai tujuan audit yang lebih baik, yaitu memastikan kepatuhan pajak yang adil dan akurat, serta memberikan nilai tambah bagi pembangunan bisnis yang berkelanjutan dan sesuai dengan nilai-nilai moral.
Referensi
Brian Johnson (2023) Arete; Activate Your Heroic Potential
Dinata, S. (2021). Epistimologi Kritisisme Immanuel Kant. Kanz PhilosophiaÂ
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak SE-06/PJ/2016 tentang Kebijakan Pemeriksaan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H