Mohon tunggu...
Pasu Sibarani
Pasu Sibarani Mohon Tunggu... Akuntan - Akuntan

NIM: 55522120006 - Magister Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Dosen: Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Audit Investigasi Umum dan Perpajakan: Trans Substansi Metode Kategori Transedental Kantian

10 Juni 2024   21:53 Diperbarui: 10 Juni 2024   23:01 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kantian, Judgement in Logi

Dalam buku cirtique of pure reason (1781),  Kant mengeksplorasi batas-batas dan struktur pengetahuan manusia. Dia memperkenalkan konsep a priori (pengetahuan yang independen dari pengalaman) dan a posteriori (pengetahuan yang bergantung pada pengalaman). Kant berpendapat bahwa pengalaman kita tentang dunia dibentuk oleh cara kita memproses informasi melalui kategori-kategori tertentu yang ada dalam pikiran kita.  

Di tahun 1788 Kant menulis Critique of practical reason,  yang berfokus pada moralitas dan etika. Kant mengemukakan bahwa moralitas berasal dari prinsip-prinsip rasional yang bersifat universal, yang dia sebut sebagai imperatif kategoris. Imperatif kategoris adalah aturan moral yang berlaku tanpa syarat dan harus diikuti dalam semua situasi. 

Kemudian dalam buku critique of judgement, Kant menjembatani kesenjangan antara dunia pengetahuan dan dunia moral dengan mengeksplorasi estetika dan teleologi. Dia membahas bagaimana kita menilai keindahan dan tujuan dalam alam semesta. 

Kant membedakan antara fenomena (dunia sebagaimana kita mengalaminya) dan noumena (dunia sebagaimana adanya, yang tidak dapat kita ketahui secara langsung). Menurut Kant, kita hanya dapat memiliki pengetahuan tentang fenomena, bukan noumena. Kant mengemukakan bahwa pikiran manusia memiliki kategori-kategori bawaan yang membentuk cara kita memahami pengalaman. Kategori-kategori ini termasuk konsep seperti ruang, waktu, kausalitas, dan substansi. Prinsip moral yang menyatakan bahwa tindakan hanya dapat dianggap benar jika dapat diterapkan sebagai hukum universal. Salah satu rumusan terkenal dari imperatif kategoris adalah: "Bertindaklah hanya menurut maksim yang mana Anda pada saat yang sama dapat menghendaki bahwa itu menjadi hukum universal."  Kant menekankan pentingnya otonomi individu dalam bertindak secara moral. Menurutnya, tindakan moral adalah tindakan yang dilakukan berdasarkan kehendak bebas dan rasional, bukan karena paksaan eksternal.

Filsafat Kantian memiliki pengaruh besar pada berbagai bidang, termasuk filsafat, ilmu pengetahuan, etika, estetika, dan teori politik. Pemikiran Kantian telah mengilhami banyak filsuf dan teoritikus, seperti Johann Gottlieb Fichte, Friedrich Wilhelm Joseph Schelling, Georg Wilhelm Friedrich Hegel, dan banyak lainnya. Kantianisme juga mempengaruhi perkembangan filsafat kritis dan teori sosial di abad ke-20, termasuk dalam karya-karya filsuf seperti Karl Marx dan Max Weber.  

 Audit investigasi merupakan proses sistematis untuk mengidentifikasi kesalahan atau kecurangan dalam pelaporan keuangan dan perpajakan. Dalam upaya meningkatkan kualitas dan efisiensi audit investigasi, model baru yang disebut “novelty model audit” dapat diterapkan. Model ini menggunakan pendekatan Transendental Kantian untuk memenuhi empat kategori utama: Quantity, Quality, Relation, dan Modality.  Tulisan ini akan membahas bagaimana pendekatan ini diterapkan dalam audit investigasi umum dan perpajakan untuk menghasilkan penilaian dan kategori yang akurat.

 Quantity; Universal, Particular, Singular

Kantian, Judgement in Logi
Kantian, Judgement in Logi

Quantity berfokus pada jumlah dan cakupan data yang diperiksa. Dalam konteks perpajakan, ini berarti mengumpulkan data dalam skala yang berbeda, mulai dari keseluruhan entitas hingga transaksi spesifik. Kategori Quantity dalam konteks Kantian melibatkan pengukuran dan klasifikasi informasi audit berdasarkan tiga subkategori: Universal, Particular, dan Singular.  Dalam audit investigasi, aspek Universal merujuk pada pengumpulan data yang komprehensif dan menyeluruh dari seluruh entitas yang diaudit. Ini mencakup semua transaksi keuangan, dokumen perpajakan, dan laporan keuangan yang relevan.  Pada tahap Particular, auditor fokus pada subset data yang lebih spesifik dan relevan. Misalnya, dalam audit perpajakan, auditor mungkin hanya menganalisis transaksi tertentu yang tampak mencurigakan atau tidak biasa. Singular mengacu pada investigasi lebih lanjut pada transaksi atau kejadian individual yang menunjukkan tanda-tanda kecurangan atau kesalahan. Pendekatan ini memastikan bahwa tidak ada detail penting yang terlewatkan dalam analisis. 

Quality; Affirmative, Negative, Infinite

Quality mengkaji kualitas data dan bukti yang dikumpulkan serta pengambilan keputusan berdasarkan penilaian tersebut. Kategori Quality melibatkan evaluasi kualitas informasi yang diperoleh dan pengambilan keputusan berdasarkan tiga subkategori: Affirmative, Negative, dan Infinite. Pada tahap Affirmative, auditor memverifikasi keakuratan dan validitas data yang dikumpulkan. Hal ini melibatkan konfirmasi bahwa informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dan perpajakan adalah benar dan dapat diandalkan. Negative melibatkan identifikasi dan penolakan informasi yang tidak benar atau menyesatkan. Auditor mencari bukti kecurangan, kesalahan, atau penyimpangan yang dapat berdampak negatif pada laporan keuangan. Infinite adalah pendekatan yang mempertimbangkan segala kemungkinan dan skenario yang mungkin belum diidentifikasi sebelumnya. Ini termasuk mempertimbangkan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi hasil audit. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun