Mohon tunggu...
Pasu Sibarani
Pasu Sibarani Mohon Tunggu... Akuntan - Akuntan

NIM: 55522120006 - Magister Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Dosen: Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Model Dialektika Hegelian dan Hanacaraka pada Auditing Perpajakan

31 Mei 2024   16:07 Diperbarui: 31 Mei 2024   22:39 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prinsip dialektika Hanacaraka, dengan tahap-tahap yang jelas dari Hanacaraka hingga Maga Bathanga, memberikan kerangka kerja yang sistematis untuk analisis data dan informasi dalam pemeriksaan pajak. Ini membantu auditor dalam memastikan bahwa setiap langkah dalam proses audit telah dipertimbangkan dengan baik. 

Aplikasi konsep Hanacaraka dalam pemeriksaan pajak dapat memberikan kesadaran tambahan terhadap konteks budaya tempat perusahaan beroperasi. Ini dapat membantu auditor dalam memahami faktor-faktor lokal yang mempengaruhi praktik bisnis dan kepatuhan pajak perusahaan. 

Meskipun penggunaan dialektika Hanacaraka dalam pemeriksaan pajak mungkin tidak konvensional, pendekatan ini dapat memberikan manfaat tambahan dalam memahami dan menangani masalah-masalah kompleks dalam audit pajak. Ini mencerminkan pentingnya fleksibilitas dan inovasi dalam praktik audit modern, yang terus berkembang untuk mengakomodasi lingkungan bisnis yang kompleks dan dinamis. 

Hanacaraka/dokpri
Hanacaraka/dokpri
Identifikasi tesis (Ha): Tahap pertama dalam audit perpajakan adalah mengidentifikasi posisi atau kebijakan pajak yang berlaku sebagai titik awal untuk pemeriksaan. 

Identifikasi antitesis (Na): Tahap ini melibatkan pengidentifikasi masalah, ketidaksesuaian, atau potensi konflik antara kebijakan pajak (tesis) dengan praktik perpajakan aktual.

Analisis konflik (Ca):  Auditor melakukan analisis menyeluruh terhadap konflik yang ada antara tesis (kebijakan pajak) dan antitesis (masalah atau ketidaksesuaian).

Mencari sintesis (Ra):  Berdasarkan analisis konflik, auditor mencari solusi atau penyelesaian yang menggabungkan elemen-elemen dari tesis dan antitesis, menciptakan sintesis yang lebih baik.

Implementasi dan Evaluasi (Ka): Solusi atau sintesis yang ditemukan diimplementasikan dalam praktek perpajakan, sementara auditor terus memantau dan mengevaluasi hasilnya. 

Proses berkelanjutan (Datasawala):  Audit perpajakan adalah proses berkelanjutan, dan hasil dari tahap-tahap sebelumnya (Ha, Na, Ca, Ra, Ka) dapat menjadi titik awal untuk siklus audit yang berikutnya, memberikan kesempatan untuk peningkatan terus-menerus dalam praktek audit perpajakan. 

Dengan menggunakan pendekatan dialektika Hanacaraka dalam audit perpajakan, auditor dapat mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang masalah-masalah perpajakan yang kompleks dan menemukan solusi yang lebih inovatif dan efektif. 

Model Dialektika Hegelian dan Dialektika Hanacaraka dalam Pemeriksaan Pajak: Menghadapi Kompleksitas dengan Pendekatan yang Sistematis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun