Mohon tunggu...
Pasu Sibarani
Pasu Sibarani Mohon Tunggu... Akuntan - Akuntan

NIM: 55522120006 - Magister Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Dosen: Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Model Dialektika Hegelian dan Hanacaraka pada Auditing Perpajakan

31 Mei 2024   16:07 Diperbarui: 31 Mei 2024   22:39 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
bagan Hegelian/dokrpi

Pemeriksaan pajak mengumpulkan data dan informasi yang berguna untuk analisis risiko. Data ini membantu otoritas pajak mengidentifikasi tren, pola, dan area risiko tinggi yang memerlukan perhatian khusus. Dengan analisis yang lebih baik, otoritas pajak dapat merancang strategi pemeriksaan yang lebih efektif dan efisien. 

Pemeriksaan pajak  juga bisa meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam sistem perpajakan. Dengan memeriksa dan memverifikasi informasi yang dilaporkan oleh wajib pajak, otoritas pajak dapat memastikan bahwa proses pengumpulan pajak dilakukan secara adil dan transparan. Ini juga membantu membangun kepercayaan publik terhadap sistem perpajakan.

 Selama proses pemeriksaan, auditor pajak sering memberikan saran dan bimbingan kepada wajib pajak tentang bagaimana memperbaiki praktik pelaporan pajak mereka. Edukasi ini membantu wajib pajak memahami kewajiban mereka dengan lebih baik dan menghindari kesalahan di masa depan. Pembinaan ini juga berkontribusi pada peningkatan kepatuhan di masa mendatang. 

Dengan memastikan bahwa semua pajak yang terutang dipungut secara tepat waktu dan akurat, pemeriksaan pajak berperan dalam optimalisasi penerimaan negara. Ini sangat penting untuk mendanai berbagai program pemerintah, infrastruktur, dan layanan publik yang pada akhirnya mendukung pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. 

Secara keseluruhan, pemeriksaan pajak adalah komponen krusial dalam sistem perpajakan yang membantu memastikan keadilan, kepatuhan, dan efisiensi. Dengan mendeteksi dan mengoreksi ketidaksesuaian, menegakkan hukum, dan memberikan edukasi kepada wajib pajak, pemeriksaan pajak meningkatkan kinerja perpajakan secara keseluruhan dan memastikan bahwa pemerintah memiliki sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan fungsinya secara efektif. 

Proses pemeriksaan pajak memiliki beberapa aspek yang dapat dikritik meskipun penting dan bermanfaat. Otoritas pajak sering kali menghadapi keterbatasan sumber daya dalam hal tenaga kerja, waktu, dan teknologi yang dapat digunakan untuk pemeriksaan pajak. 

Hal ini dapat menyebabkan pemeriksaan yang tidak menyeluruh atau tertundanya proses pemeriksaan. Solusi yang bisa diterapkan misalnya Investasi lebih dalam pelatihan auditor, penggunaan teknologi modern seperti analitik data dan kecerdasan buatan, serta peningkatan anggaran untuk otoritas pajak dapat membantu mengatasi keterbatasan ini. 

Sistem perpajakan yang kompleks dan sering berubah dapat menyulitkan auditor dan wajib pajak untuk memahami dan mematuhi peraturan. Hal ini dapat menyebabkan kesalahan atau ketidaksesuaian yang tidak disengaja. Hal ini bisa diselesaikan dengan menyederhanakan peraturan pajak dan berikan panduan yang jelas dan konsisten kepada wajib pajak dan auditor. Selain itu, program pelatihan reguler untuk auditor tentang perubahan peraturan terbaru dapat membantu. 

Proses pemeriksaan dapat dipengaruhi oleh bias dan subjektivitas auditor, yang dapat menyebabkan hasil pemeriksaan yang tidak adil atau tidak konsisten. Pencegahan hal ini dilakukan dengan implementasi standar pemeriksaan yang ketat dan audit berkala terhadap kinerja auditor dapat mengurangi subjektivitas. Penggunaan teknologi untuk analisis data juga dapat membantu mengurangi bias.

 Kurangnya transparansi dalam proses pemeriksaan pajak dapat menyebabkan ketidakpercayaan di antara wajib pajak. Mereka mungkin merasa tidak tahu apa yang diharapkan atau bagaimana hasil pemeriksaan ditentukan. Otoritas pajak harus meningkatkan transparansi dengan memberikan informasi yang jelas tentang proses pemeriksaan, kriteria yang digunakan, dan hak serta kewajiban wajib pajak selama pemeriksaan. 

Pemeriksaan pajak yang intensif dan berlarut-larut dapat mengganggu operasi bisnis sehari-hari, menyebabkan biaya tambahan, dan menimbulkan ketegangan antara otoritas pajak dan wajib pajak. Karena itu proses pemeriksaan harus dirancang untuk seminimal mungkin mengganggu operasi bisnis, misalnya dengan menjadwalkan pemeriksaan pada waktu yang tidak sibuk dan memberikan batas waktu yang wajar untuk penyelesaian pemeriksaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun