Mohon tunggu...
Banu Malau
Banu Malau Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Palangka Raya

saya sangat menyukai Hobi bermain bola,bulutangkis, dan voli. saya juga sangat suka dengan hal-hal yang berkaitan atau bertopik dengan Olahraga, Perekonomian suatu negara, dan juga sosial budaya yang ada di masing-masing daerah.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendapatan Nasional dan Laporan Pendapatan Nasional Indonesia Tahun 2021

8 November 2022   09:15 Diperbarui: 8 November 2022   11:33 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PENDAPATAN NASIONAL  DAN LAPORAN PENDAPATAN

NASIONAL INDONESIA TAHUN 2021

Palangka Raya, 2 November 2021- Pendapatan nasional merupakan ukuran yang digunakan untuk memperhitungkan perekonomian negara untuk menyampaikan gambaran wacana perekonomian negara dan nilai uang yang dicapai, taraf aktifitas ekonomi yang dicapai oleh negara dan perubahan serta pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.

Sederhananya, pendapatan nasional merupakan nilai barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara selama periode waktu tertentu.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nasional

Pendapatan nasional suatu negara dapat ditentukan oleh beberapa faktor :

1. Investasi

Investasi merupakan faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional. Investasi ialah aktivitas yang melibatkan pengeluaran total uang atau aset,  yang dikenal menjadi pengeluaran komulatif. Berinvestasi  juga merupakan kegiatan menginvestasikan uang atau aset dengan harapan mendapatkan laba.

2. Permintaan Agregat dan Penawaran Agregat

Permintaan agregat artinya daftar semua barang dan jasa yang bersedia dibeli oleh banyak sekali industri di banyak sekali tingkat harga. Permintaan agregat membagikan hubungan permintaan agregat barang dan jasa pada berbagai taraf harga.

Total supply memberikan hubungan dengan total supply barang dan jasa yang diberikan.

3. Konsumsi dan Tabungan

Konsumsi merupakan total pengeluaran untuk pengadaan barang dan jasa dalam perekonomian suatu negara selama periode Ketika ( satu tahun )

Tabungan (saving) merupakan bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi.

4. Kebijakan Pemerintah

Kebijakan Pemerintah juga mempengaruhi pendapatan nasional suatu negara. Misalnya, persoalan politik dan ekonomi yang terdapat disuatu negara juga relevan menggunakan pemerintah, dan semua kegiatan ekonomi mempengaruhi kebijakan. Pada saat ini, kebijakan pemerintah memegang peranan krusial dalam mengendalikan pendapatan nasional pemerintah.

 

 

 Manfaat Pendapatan Nasional

1. Informasi Tingkat kesejahteraan nasional

Pemerintah dapat menggunakan informasi pendapatan nasional untuk menentukan kekayaan warga negaranya. Dengan mengunakan informasi ini, pemerintah dapat memilih taraf kekayaan rakyat dan faktor-faktor yang mempengaruhi taraf kekayaan rakyat.

2. Membantu Pemerintah dalam Melakukan Evaluasi

Pemerintah suatu negara dapat mengetahui tingkat kemakmuran rakyatnya setelah dilakukannya perhitungan pendapatan nasional. Hal tersebut akan membantu pemerintah dalam melakukan evaluasi nanti. Biasanya evaluasi yang dilakukan berupa kebijakan ekonomi.

3. Mengukur Laju Pertumbuhan Suatu Negara

Berdasarkan data pendapatan nasional suatu negara, pemerintah dapat mengetahui laju pertumbuhan ekonomi negara tersebut.

4. Mengetahui Struktur Ekonomi Negara

Pemerintah dapat memantau taraf pendapatan negara dari tertinggi ke terendah berdasarkan sektor.

5. Pengetahuan Tentang Struktur Ekonomi 

Data pendapatan nasional dapat digunakan untuk mengklasifikasikan negara - negara yang berorientasi industri, pertanian, atau  jasa. Contohnya, jika kita menghitung pendapatan nasional, kita menemukan bahwa Indonesia ialah Negara pertanian atau agraris.

6. Menentukan Kontribusi Berbagai Sektor Ekonomi Terhadap Pendapatan Nasional

Sektor – sektor yang memberikan kontribusi terbesar pada  negara, contohnya pertanian, pertambangan, industri, perdagangan dan jasa. Data juga di gunakan untuk membandingkan kemajuan ekonomi dari waktu ke waktu. Sebagai dasar untuk membandingkan perekonomian antarnegara atau wilayah dan merumuskan kebijakan pemerintah.

 

Konsep Pendapatan Nasional

Konsep  pendapatan nasional pada dasarnya dibagi  dalam enam kategori, yaitu:

1. Produk Domestik Bruto (GDP)

Produk domestic bruto adalah jumlah produk bisa berupa barang atau jasa yang  didapatkan oleh  beberapa unit produksi pada suatu wilayah, negara, maupun domestic selama periode tertentu.

GDP = pendapatan rakyat dalam negeri (DN) + pendapatan asing dalam negeri (DN). 

Dalam perhitungan GDP, barang serta jasa  yang didapatkan oleh perusahaan dan instansi asing yang terkait.

2. Produk Nasional Bruto (GNP)

Produk nasional bruto artinya nilai produk barang atau jasa yang didapatkan oleh penduduk dari suatu negara (nasional) selama priode eksklusif. Produk nasional tersebut  termasuk yang didapatkan warga negara di luar negeri.

GNP = pendapatan WNI (DN) + pendapatan WNI luar negeri (LN) – pendapatan asing (DN)

3. Produk Nasional Netto (NNP)

NNP = GNP- depresiasi / penyusutan barang kapital

Depresiasi diatas dimaksud artinya pengganti barang kapital bagi peralatan produksi.

4. Pendapatan Nasional Netto (NNI)

Pendapatan nasional netto merupakan pendapatan yang dihitung dari  jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat yang berperan sebagai pemilik faktor  produksi .

NNI = NNP- pajak tidak pribadi

Pajak tidak pribadi ialah  beban pajak yang bisa dialihkan kepada pihak lain. Contohnya seperti pajak hadiah, pajak penjualan dan lain-lain.

5. Pendapatan Perseorangan (PI)

Pendapatan perseorangan merupakan jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap warga. Hal tersebut termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan aktivitas apapun, contohnya seperti honor seorang pegawai negeri atau pendapatan pengusaha yang didapatkan secara berantai.

PI = NNI – Pajak perusahaan – Iuran – Laba ditahan + Transfer payment

Transfer payment ialah penerimaan yang bukan termasuk balas jasa produksi, namun diambil Sebagian pendapatan nasional tahun lalu.

6. Pendapatan Yang Siap Dibelanjakan

Konsep ini disebut menggunakan disposable income adalah pendapatan yang siap dimanfaatkan untuk membeli barang atau jasa konsumsi serta selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan sebagai investasi.

DI = PI - pajak pribadi

Pajak pribadi ialah beban pajak yang tak bisa dialihkan pada pihak lain. misalnya pajak penghasilan.

            

Rumus Menghitung Pendapatan Nasional

Terdapat  beberapa metode yang perlu kita ketahui, yaitu:

1. Metode produksi

Dengan menggunakan metode ini, pendapatan nasional merupakan jumlah nilai tambah barang atau jasa yang dihasilkan oleh semua sektor perekonomian negara.

Y= unit 1 x harga 1 + nilai tambah (unit 2 x harga 2) + m… nilai  tambah (unit n x harga n)

2. Metode Pendapatan

Dengan menggunakan metode ini, pendapatan nasional merupakan jumlah pendapatan  yang diterima  oleh semua sektor perekonomian negara pada periode tertentu. Contohnya satu tahun.

Y= rent + wage + interest atau keterterikan + profit

3. Metode Pengeluaran

Dengan menggunakan metode ini, pendapatan nasional  merupakan jumlah  pengeluaran yang sudah digunakan oleh semua sektor perekonomian.

 Y  = C +I +G.

Laporan Pendapatan Nasional Indonesia Tahun 2021

Berdasarkan laporan dari Kementerian Keuangan  bahwa pendapatan nasional negara Indonesia di tahun 2021 memiliki pertumbuhan yang baik dan juga didukung dari  tumbuhnya penerimaan pajak, kepabeanan dan juga cukai, dan juga terdapat dari penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa hasil pendapatan nasional negara Indonesia sampai dengan 31 Agustus mencapai hingga Rp1.764,4 triliun yang terdiri atas dari penerimaan pajak sebesar Rp1.171,8 triliun, penerimaan kepabeanan serta cukai sebanyak Rp206,2 triliun, dan PNBP sebanyak Rp386 triliun. Menteri Keuangan (MenKeu) Sri Mulyani Indrawati mengemukakan bahwa 

 “Kalau kita lihat penerimaan pajak tahun ini memang exceptional,” ungkap Menkeu pada Konferensi Pers APBN Kita secara daring.

Kinerja penerimaan pajak yang sangat baik pada periode  Januari – Agustus 2021 ditentukan oleh empat hal. Yaitu tren peningkatan harga komoditas, pertumbuhan ekonomi yang ekspansif, basis yang rendah pada tahun 2021 dampak pemberian bonus fiskal, serta adanya dampak implementasi Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan.

Sementara itu pertumbuhan positif dari semua komponen pendapatan nasional pada penerimaannya yakni kepabeanan dan cukai mendukung naiknya pertumbuhan realisasi penerimaan pada pendapatan nasional. Bea masuk tumbuh 32,6% ditunjukkan dengan tren pemulihan kinerja impor pendapatan  nasional terutama didalam sektor perdagangan dan industri, dari itulah cukai juga tumbuh meningkat sebanyak 21,4% yang dipengaruhi oleh asal efektifitas kebijakan tarif efektivitas supervisi, dan juga bea keluar tumbuh sebesar 83,4% didorong asal tingginya harga komoditas kenaikan tarif bea keluar produk kelapa sawit dan volume ekspornya.

Selain itu kinerja PNBP sampai dengan bulan Agustus 2021 mengalami kenaikan yang didukung oleh dari meningkatnya pendapatan berasal semua komponen PNBP kecuali dari  pendapatan BLU. PNBP SDA Migas juga  tumbuh  naik sebesar  92,9% yang disertai oleh realisasi ICP pada jangka delapan bulan terakhir, PNBP SDA Non Migas juga tumbuh naik sebanyak 100% didukung dari kenaikan harga kebutuhan produksi batu bara dan nikel yang meningkat tinggi dan pertumbuhan SDA Non minerba dari beberapa sektor yaitu sektor perikanan, kehutanan, dan panas bumi, pendapatan Kekayaan Negara yang Dipisahkan tumbuh sebesar  35% sebab ditimbulkan adanya kenaikan setoran biaya berasal BUMN, serta juga pendapatan PNBP lainnya utamanya disebabkan berasal pendapatan penjualan hasil tambang, pendapatan minyak mentah dan juga layanan pada Kementerian/Lembaga

“Sedangkan BLU mengalami penurunan tajam 23,5% terutama ditentukan oleh BLU Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit, yaitu kelapa sawit yang mengalami penurunan akibat penetapan dari pengenaan tarif $0 atau Rp0  adanya kebijakan pelarangan ekspor pada bulan April yang lalu,” ungkap Menkeu.

Disusun Oleh Mahasiswa/i Universitas Palangka Raya :

1. Jhony Manuel M.T. Sitorus

2. Banu Samuel P. Malau

3. Nia Adelina Br. Bangun

4. Misla Kenanga Putri

5. Nita Purnama Sari

6. Methody Samzos Sirait

7. Eli Ardiansa Lubis

8. Abdi Rahmad Nur Ainun

9. Samuel Afrianto Simbolon

10. Ridho Sidabutar


-Universitas Palangka Raya-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun