Final Girl atau "Si Perempuan Terakhir" jadi istilah serius di tahun 2000-an. Frasa ini lekat menempel pada film bergenre horror splatter atau slasher (jagal).Â
Konotasinya lebih banyak negatif. Final Girl jadi kiasan untuk satu-satunya peran perempuan yang selamat dari tikaman atau terjangan si penjagal, pemeran antagonis.
Penemu istilahnya Carol J. Clover, seorang profesor kajian film asal Amerika Serikat. Lewat bukunya Men, Women, and Chain Saws (1992), ia bedah istilah Final Girl, secara khusus, pada halaman 35-63.
Pembahasannya kurang-lebih begini: kebanyakan film jagal mengeksploitasi bahkan cenderung merendahkan peran perempuan. Sebab korban jagalnya kebanyakan perempuan.
Sebelum mati, mereka disiksa terlebih dulu, lebih banyak tanpa perlawanan. Dikejar, disudutkan, dilukai, hingga akhirnya ditikam.
Dan dari banyak pemeran perempuan korban jagal pada satu film, selalu ada seorang perempuan yang selamat. Dialah sang "pahlawan" (dalam tanda petik), heroine kita.
Ia yang akan jadi penentu akhir cerita. Si penjagal bisa mati atau kalah. Tentu saja atas sumbangsih pahlawan perempuan kita, si Final Girl.Â
Dan salah satu film yang jadi obyek kajian buku ini adalah Halloween (1978)Â arahan John Carpenter. Di film ini, kita menyaksikan pembunuhan sadis terhadap pemeran perempuan.
Korban pertama, kakak si penjagal, Judith Myers yang ditikam belasan kali sampai mati.
Korban berikutnya ada Annie Brackett dan Lynda Van der Klock, teman Final Girl kita Laurie Strode, yang juga tewas di tangan Michael Myers si penjagal.
Bukankah di film itu akhirnya si penjagal kalah, dan Laurie Strode selamat, malah perempuan ini punya andil bikin si penjagal keok?Â
Persoalannya bukan itu.
Dalam buku lain Wes Craven: The Art of Horror (2004)Â yang ditulis John Kenneth Muir, Laurie Strode selamat bukan karena perencanaannya yang matang, melainkan karena keberuntungan semata.
Meskipun kita menyaksikan aksi Laurie Strode menghindari serangan bahkan terlihat menyerang balik si penjagal, ia tetap jadi obyek ekploitasi si penjagal.Â
Apalagi di akhir cerita bukan Laurie Strode yang mengalahkan, secara langsung, si penjagal, melainkan pemeran lelaki, Dr. Loomis yang menembak jatuh si Michael Myers.
Persoalan Final Girl ini kembali relevan diangkat setelah kian ramainya Gerakan Me Too (#MeToo Movement) di dunia maya maupun nyata.
Gerakan ini menentang kekerasan seksual terhadap perempuan di tempat kerja.
Bahkan temanya kian meluas hingga ke perlawanan atas diskriminasi pendapatan yang diperoleh laki-laki dan perempuan serta kesetaraan gender.
Tak ayal, David Gordon Green, sutradara Halloween (2018), tampak memberi perhatian khusus terhadap persoalan ini.
Selain berfokus pada konsep dan jalan cerita untuk sebuah sekuel langsung dari Halloween (1978), kendatipun sudah ada 10 sekuel/reboot sebelumnya, sang sutradara kudu juga memikirkan: akan diperlakukan seperti apa si Final Girl kita, Laurie Strode.Â
Hasilnya kelihatan ada perbaikan citra Laurie Strode (Jamie Lee Curtis).
Memang pada Halloween (1978)Laurie Strode digambarkan sebagai perempuan yang tangguh dalam menghalau serangan si penjagal.
Namun tetap saja, ia berada dalam posisi bertahan, defensif, sebagaimana kesan yang kadung melekat pada diri perempuan kebanyakan.
Di Halloween (2018)Â ini, ia sedikit lebih "menyerang". Simak dialognya saat berbincang dengan anaknya Karen Strode (Judy Greer).
I always knew he'd come back. In this town, Michael Myers is a myth. He's the Boogeyman. A ghost story to scare kids. But this Boogeyman is real. An evil like his never stops, it just grows older. Darker. More determined. Forty years ago, he came to my home to kill. He killed my friends, and now he's back to finish what he started, with me. The one person who's ready to stop him.
Ia kini mendaku sebagai satu-satunya orang yang bisa menghentikan aksi keji Michael Myers (Nick Castle). Dan itu dibuktikan dengan persiapannya yang matang menghadapi si penjagal.
Setelah kejadian pada 1978, 40 tahun berselang, kini 2018, ia tinggal di lokasi terpencil dengan lampu sorot dan jebakan mematikan di mana-mana. Aneka senjata api juga tersedia.
Semua itu untuk menyambut Michael Myers yang kini berada di penjara khusus narapidana penderita sakit jiwa.
Dan rupanya konflik pada jalan cerita harus dibuat. Maka direncanakanlah pemindahan narapidana ke tempat lain, termasuk  memindahkan Michael Myers.
Kita tahu, pada malam Halloween itu, si penjagal berhasil kabur dan kembali ke Kota Haddonfield, Illinois, untuk "bernostalgia". Tentu saja untuk menikam, menginjak, dan membenturkan kepala korban.Â
Setelah itu, kita kembali akan menyaksikan lelehan darah akibat dari aksi tikam dan bentur si penjagal.
Tetapi kali ini, ia akan berhadapan dengan tiga perempuan tangguh: Laurie Strode, Karen Strode dan Allyson (Andi Matichak).
Ketiganya adalah keluarga beda generasi. Laurie Strode kini sudah jadi nenek dari Allyson yang merupakan anak dari Karen Strode.Â
Ketiga perempuan itu akan beraksi menjegal aksi Michael Myers yang mengincar kematian Laurie Store, si Final Girl.
Dan tentu saja, kini pemeran perempuan kita tidak memerlukan pertolongan pemeran laki-laki, hehe. (asw).
-----
Halloween (2018)
Sutradara:Â David Gordon Green; Penulis Skenario:Â David Gordon Green, Jeff Fradley, Danny McBride; Produser:Â Malek Akkad, Jason Blum, Bill Block; Genre:Â Jagal/Horor; Durasi:Â 106 Menit; Perusahaan Produksi:Â Miramax, Blumhouse Productions, Trancas International Films, Rough House Pictures; Bujet Film:Â $ 10 Juta; Tanggal Edar:Â 17 Oktober 2018; Batas Usia Penonton:Â 17+; Ide Karakter:Â John Carpenter, Debra Hill
Pemeran:Â Laurie Strode (Jamie Lee Curtis), Karen Strode (Judy Greer), Michael Myers (Nick Castle), Allyson (Andi Matichak), Frank Hawkins (Will Patton), Dr. Sartain (Haluk Bilginer)
sumber data film: IMDB
sumber gambar: Den of Geek
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H