Persoalannya bukan itu.
Dalam buku lain Wes Craven: The Art of Horror (2004)Â yang ditulis John Kenneth Muir, Laurie Strode selamat bukan karena perencanaannya yang matang, melainkan karena keberuntungan semata.
Meskipun kita menyaksikan aksi Laurie Strode menghindari serangan bahkan terlihat menyerang balik si penjagal, ia tetap jadi obyek ekploitasi si penjagal.Â
Apalagi di akhir cerita bukan Laurie Strode yang mengalahkan, secara langsung, si penjagal, melainkan pemeran lelaki, Dr. Loomis yang menembak jatuh si Michael Myers.
Persoalan Final Girl ini kembali relevan diangkat setelah kian ramainya Gerakan Me Too (#MeToo Movement) di dunia maya maupun nyata.
Gerakan ini menentang kekerasan seksual terhadap perempuan di tempat kerja.
Bahkan temanya kian meluas hingga ke perlawanan atas diskriminasi pendapatan yang diperoleh laki-laki dan perempuan serta kesetaraan gender.
Tak ayal, David Gordon Green, sutradara Halloween (2018), tampak memberi perhatian khusus terhadap persoalan ini.
Selain berfokus pada konsep dan jalan cerita untuk sebuah sekuel langsung dari Halloween (1978), kendatipun sudah ada 10 sekuel/reboot sebelumnya, sang sutradara kudu juga memikirkan: akan diperlakukan seperti apa si Final Girl kita, Laurie Strode.Â
Hasilnya kelihatan ada perbaikan citra Laurie Strode (Jamie Lee Curtis).
Memang pada Halloween (1978)Laurie Strode digambarkan sebagai perempuan yang tangguh dalam menghalau serangan si penjagal.