Film ini muncul dalam bayang-bayang produk sinematik lain dengan tema serupa yang tayang pada 2016 berjudul Anthropoid.Â
Mengambil nama yang sama dengan operasi militer untuk pembunuhan seorang petinggi Nazi bernama Reinhard Heydrich, Anthropoid berkisah tentang upaya dua tentara Ceko dalam memuluskan rencana pembunuhannya itu.Â
Sadar akan adanya kesamaan tema, film The Man with The Iron Heart punya beban agar bisa tampil beda. Cedric Jimenez, si sutradara, kemudian memutuskan untuk memilih sudut pandang (angle) lain dari sejarah operasi militer paling ambisius di Perang Dunia II tersebut.Â
Laiknya film berlatar-belakang sejarah tentang Operasi Dinamo di Dunkirk yang diceritakan dari pelbagai angle, seperti dalam Dunkirk (2017) dan Darkest Hour (2017), kisah seputar Operasi Anthropoid juga bisa diceritakan dari berbagai sisi.Â
Dan alih-alih berfokus pada riwayat hidup Reinhard Heydrich, Cedric malah memilih untuk melahap dua sudut pandang sekaligus dari salah satu sejarah dunia itu.Â
Selain menitikberatkan kisah pada sosok Komandan Schutzstaffel (SS) Nazi, film ini juga menampilkan cuplikan kisah heroik dua tentara Ceko saat melancarkan upaya pembunuhan atas orang kepercayaan Adolf Hitler tersebut.Â
Dengan begitu, kita dihadapkan pada dua sudut pandang cerita sekaligus yang dikisahkan dalam dua babak. Menariknya, pembabakan itu berlangsung secara mulus karena si sutradara telah menentukan titik persinggungannya. Â
Ya, Cedric memutuskan titik itu adalah adegan menjelang klimaks cerita yang diletakkannya di awal putaran film. Dengan cara ini, ia mau bikin kita penasaran sejak mula ihwal keberhasilan operasi militer dan nasib akhir Heydrich.Â
Bahkan bagian klimaks itu dieksploitasi secara perlahan untuk menyambungkannya dengan angle kisah singkat dan perjuangan dua tentara Ceko yang telah disebutkan sebelumnya.Â
Jalan CeritaÂ
Dan cerita dimulai dari Reinhard Heydrich (Jason Clarke) saat tengah berkendara melewati jalanan Kota Praha menuju markas pasukan Nazi di sana. Di tengah jalan, seorang pemuda mencegat laju mobil Heydrich sembari menodongkan senjata api ke arahnya. Dan setop!!!Â