Mohon tunggu...
Asep Wijaya
Asep Wijaya Mohon Tunggu... Jurnalis - Pengajar bahasa

Penikmat buku, film, dan perjalanan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Menyimak Aksi Negosiator dalam Kepungan Muslihat dan Teror di "Beirut"

25 April 2018   20:14 Diperbarui: 26 April 2018   15:22 3260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak lupa, film Beirut juga menyuguhkan tayangan betapa pertemuan kaukus begitu penting dalam sebuah perundingan. Lihat saja bagaimana Mason mengulik keinginan pihak Amerika, Israel dan kelompok bersenjata satu per satu sebelum sebuah siasat diambil. 

Simak juga bagaimana Mason mempermainkan perasaan Karim untuk memuluskan proses negosiasinya. Kunci dari semuanya adalah pertemuan yang akhirnya terjadi antara Mason dan Cal di tempat penawanan. Dari sana, taktik untuk sebuah resolusi disusun. Tentu saja mengetahui siapa kawan menjadi penting dalam film Beirut. 

Komentar Film 

Tidak ada yang sia-sia dari setiap adegan yang tersaji dalam Beirut. Setiap bagiannya adalah potongan puzzle yang akan tampak jelas gambaran utuhnya bila semuanya telah terkumpul dan menempel di tempat semestinya. 

Tapi jelas, aksi para mata-mata di sini sangat jauh dari perangkat teknologi yang tersaji seperti dalam trilogi Bourne. Tentu saja begitu, sebab latar waktu film adalah pertengahan tahun 1980-an di saat aksi peluluk dilakukan secara klasik. 

Adapun kelokan cerita (plot twist) muncul di mana-mana. Misalnya saat Mason tetiba saja digiring oleh perempuan tidak dikenal saat ledakan terjadi di tempatnya menyampaikan ceramah. Adegan yang akhirnya mempertemukan Mason dengan Cal. 

Tentu saja, semua aksi negosiasi itu bakal hambar bila bukan aktor sekelas Jon Hamm yang memerankannya. Acting-nya saat menjadi diplomat, pemabuk, dan penyelamat Cal sungguh memesona. Perubahan karakternya jelas tampak pada laku dan gaya bicaranya. 

Namun begitu, catatan kecil tentang kealpaan sang sutradara memotret secara bijak kondisi sosial dan politik kota Beirut mengesankan film ini terlalu memojokkan agama tertentu. Meskipun sebenarnya, ada petikan dialog yang coba menjelaskan posisi itu namun karena porsinya terlalu sedikit, poin itu tidak tersampaikan secara jelas. 

Namun demikian, Beirut tetap laik tonton terutama bagi para penikmat drama thriller politik tentang aksi mata-mata dan negosiator di tengah gejolak perang saudara yang membara.

-----

Beirut (2018) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun