Mohon tunggu...
Asep Wijaya
Asep Wijaya Mohon Tunggu... Jurnalis - Pengajar bahasa

Penikmat buku, film, dan perjalanan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Paket Lengkap Kerja Jurnalisme ala Tempo dalam "Jurnalistik Dasar"

7 April 2018   15:08 Diperbarui: 7 April 2018   15:20 2229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: koleksi pribadi

Tempo kembali bikin produk pustaka mengenai dirinya. Setelah dua bukunya terbit, Seandainya Saya Wartawan Tempodan Cerita di Balik Dapur Tempo, akhir tahun lalu, kantor berita yang dikenal dengan cerita investigasinya ini kembali bikin buku. 

Lewat produk anyarnya yang berjudul Jurnalistik Dasar, Resep dari Dapur Tempo, pencetus berita yang enak dibaca dan perlu ini tidak khawatir dibilang punya kepedulian secara berlebihan pada diri sendiri. 

Tempo tidak takut dibilang punya sikap narsistik karena sering menerbitkan buku mengenai cerita dan kiprah kerjanya. Dan memang ia tidak perlu risi dengan penilaian itu. 

Secara rendah hati, tim penulis Cerita di Balik Dapur Tempopernah menyatakan kekhawatiran tersebut. Namun sejarah tetap harus ditulis agar diketahui publik sekaligus bertindak sebagai manifestasi dari prinsip akuntabilitas.

Barangkali prinsip itu juga yang menginspirasi Tempo merilis produk buku teranyar Jurnalistik Dasar, Resep dari Dapur Tempo. 

Bak sambil menyelam minum air, institusi media ini seperti mau berbagi cerita perihal kerja jurnalismenya seraya membagi pengetahuan bagi para pegiat dan pemerhati media massa. 

Boleh dibilang, buku ini merupakan kelanjutan dari Seandainya Saya Wartawan Tempoyang pembahasannya lebih terfokus pada pedoman menulis berita yang bercerita atau bertutur (feature). 

Bahkan buku Jurnalistik Dasarini bisa dikatakan sebagai paket lengkap yang memotret kerja jurnalisme Tempo langsung dari dapurnya. 

Seperti diungkapkan oleh Direktur Tempo Institute, Mardiyah Chamim, selaku penanggung jawab produksi buku ini, produk pustaka ini memuat aneka tahapan kerja yang dilakukan Tempo untuk memproduksi berita. 

Melalui buku ini, kita bakal diajak berkenalan dengan cara kerja jurnalis dalam menangkap berita: mulai dari menajamkan ide, memilih angle, menggali bahan lewat reportase atau observasi, wawancara, dan riset, hingga etape penulisan dan penyuntingan. 

Di sela-sela pembahasan utama itu, kita juga akan dihadapkan pada aneka isu mengenai tantangan dunia pemberitaan di era digital yang menuntut kecepatan dalam memproduksi berita. 

Cerita bagaimana Tempo menangani persoalan itu tentu menarik disimak. Sebab media ini punya tradisi kuat menuliskan berita pada medium cetak yang menuntut penggalian dan pemahaman isu lewat proses pengendapan informasi, pengutamaan pada akurasi dan penyajian yang menarik. Sesuatu yang mungkin sedikit berlawanan dengan cara kerja di dunia digital. 

Tapi yang pasti, institusi media ini punya perhatian serius pada produk berita yang akurat. Ini terlihat dari betapa ucapan Redaktur Senior Tempo, Amarzan Loebis, seperti sebuah kompas bagi para jurnalisnya. 

Jurnalis itu menulis peristiwa hari ini, sejarah hari ini, yang bisa menjadi rujukan fakta di kemudian hari, meskipun apa yang tertulis bisa jadi bukan kebenaran mutlak yang bisa tidak lagi sesuai dengan perkembangan waktu (Halaman. iii) 

Era digital juga seolah bukan alasan bagi media ini, dan tentu saja media manapun, untuk tidak memperhatikan disiplin jurnalistik yang berbasis pada fakta, verifikasi, keberimbangan, checkdan recheck.  

Kendatipun kedalaman informasi berita hampir selalu tidak berjalan beriringan dengan kecepatan, disiplin jurnalistik itu tetap kudu dipegang kuat oleh para jurnalis. 

Lebih lanjut, kita bakal diajak menyelami cara kerja jurnalisme ala Tempo dalam enam babak. Pembabakan yang tentu saja disusun secara runut oleh tim penulis dan penyunting sehingga kita dengan mudah bisa memahami isi tulisan. 

Babak I - Sejarah Tempo 

Pada etape ini, kita berkenalan dengan riwayat kantor berita yang awalnya diisi oleh para wartawan-seniman. Dengan begitu kita jadi tahu mengapa cara penyajian yang menarik dari sebuah berita menjadi penting di Tempo. 

Kita juga semakin tahu bagaimana topik pemberitaan seharusnya dipilih. Lewat 13 kriteria yang ditetapkan oleh Tempo, kita pun tambah mengenali ukuran sebuah informasi disebut sebagai berita. 

Di antara ke-13 kriteria itu adalah magnitude, eksklusif, relevansi, tren, dramatis, human interest, dan punya angle lain. 

Babak II -- Jenis Tulisan Tempo 

Pada tahap ini, kita tidak hanya mendalami aneka jenis tulisan seperti straight news, feature, laporan mendalam, investigasi, dan opini, tetapi juga cara menuliskannya dan aspek apa saja yang perlu diperhatikan. 

Penulisan featurejuga menjadi sub bab yang menarik sebab kita diperkenalkan dengan cara menyusun struktur dan alur penulisan. Rupanya Tempo tidak melulu menerapkan alur kronologis atau kilas balik tetapi juga struktur konvergen dan divergen. 

Konvergen: dari banyak peristiwa yang seolah-olah terpisah kemudian disatukan di ujung sebagai sebuah kisah yang punya pertalian sama. Divergen: membuat cerita dari satu peristiwa kemudian menyebar menjadi berbagai kisah (hal. 53) 

Babak III - Etape Penulisan 

Dan tibalah kita pada etape penulisan sebuah berita. 

Pada bab ini kita diajak untuk mengenali cara memproduksi berita secara teknis. Mulai dari menangkap ide tulisan, membedakan fakta dan opini, cara melakukan reportase, riset, dan wawancara, hingga membuat kerangka tulisan, lead dan judul. 

Mengapa ini penting? Sebab menulis berita bukan Cuma soal merangkai kalimat sesuai dengan kaidah kebahasaan dan patuh pada aturan subyek, predikat, dan obyek, melainkan juga memerlukan teknik penyampaian yang menarik. 

Bab VI -- Macam-Macam Area Liputan 

Setelah mengetahui cara menangkap ide dan menyajikannya secara menarik dalam sebuah tulisan, kita perlu mengenali karakteristik tulisan pada area liputan yang beraneka rupa.  

Ya, seperti diketahui, media massa punya bermacam-macam rubrik seperti gaya hidup, olahraga, seni, ekonomi, kriminal, dan Politik. Dan tentu saja setiap rubrik punya cirinya masing-masing. 

Rubrik politik, di Tempo, misalnya, punya karakteristik tersendiri yang tidak melulu soal ocehan para politikus yang dituangkan secara mentah-mentah ke dalam berita. Tetapi juga berbicara tentang kebijakan politik dan cerita di balik terbentuknya kebijakan tersebut. 

Berita akan menjadi menarik karena ia berfokus menjelaskan sebuah kasus, ia tak boleh mengawang-awang dengan banyak ide, data dan cerita, ia harus punya angle atau sudut pandang yang spesifik (hal. 140) 

Bab V -- Menulis di Media Online 

Tidak lupa, buku ini juga memberikan perhatian serius pada tantangan yang kerap melingkupi dunia pemberitaan di era digital. Di tengah fakta bahwa pembaca media online yang umumnya pembosan, judul yang menarik jadi sebuah keharusan. 

Oleh karenanya judul harus bisa menarik perhatian dalam sekejap, penyampaian informasi straightforward, to the point, langsung, tidak bertele-tele, dan bahasanya lugas, ringkas, jelas, tidak berbunga-bunga (hal. 217) 

Bab ini juga mengingatkan kita ihwal cara membuat berita yang ramah google. Dalam pengertian, bagaimana berita yang kita produksi bisa kena jaring mesin pencari (search engine) di internet.

Bab VI - Cover, Foto dan Infografis 

Selain teks, kehadiran kulit muka (cover), foto, dan infografis juga penting untuk menunjang tulisan. Sehingga pengetahuan akan ketiga komponen itu kudu juga diketahui oleh para jurnalis. 

Kita akan berkenalan dengan ragam foto jurnalistik seperti, hardnews, feature, potret, ilustrasi, esai, seri, dan sekuens beserta teknik dasarnya: entire,detail, frame, angle, dan time.  

Pemanfaatan karya seni rupa terkenal, yang menjadi ciri khas Majalah Tempo, untuk ilustrasi cover, tidak luput jadi isu pembahasan.  

Dalam seni visual, teknik ini disebut aproriasi, yakni mengadopsi, meminjam, atau mendaur ulang suatu karya seni (hal. 234) 

Komentar Buku 

Kendatipun tergolong tebal, buku ini tetap mudah dipahami karena disajikan secara renyah laiknya Majalah Tempo. Lihat saja variasi diksi pada judul dan bagian dalam buku yang berbeda namun punya pesan yang sama, mirip dengan cara penyajian teks di Majalah Tempo. 

Kaya akan kosakata memang jadi keunggulan Majalah Tempo yang sepertinya juga mau mengatakan bahwa kita tidak harus melulu menggunakan diksi yang itu-itu saja untuk cerita yang sama. Kreatiflah dalam memilih kata!kurang-lebih begitu pesannya, hehe. 

Setiap tulisan juga dibuat seperti tampilan berita pada majalah. Di sana ada judul, ringkasan, dan tulisan yang ringkas atau bernas lebih tepatnya. Setiap artikel juga tidak ditulis secara panjang sehingga kita tidak bakal kelelahan melahapnya. 

Tapi paket lengkap dengan bejibun informasi di dalamnya memang sulit terhindar dari pembahasan persoalan yang tumpang-tindih. Apalagi penulisnya tidak tunggal, ada tiga orang, yang, sekali lagi, tentu menyulitkan dalam proses penyeragaman atau harmonisasi isi buku. 

Alhasil, kita berulangkali akan bertemu dengan istilah dan pembahasan mengenai lead, 5W+1H dan angle. Kendatipun memang ketiga hal itu sangat esensi dalam penulisan berita, tetapi pembahasan yang berulang bisa bikin kita jenuh. Apalagi pesannya sama. 

Meski begitu buku ini jelas merupakan paket lengkap kerja jurnalisme ala Tempo dan mungkin saja ala media massa lain yang belum punya kesempatan untuk menuliskan riwayat kerja institusinya. 

Ditulis oleh para penulis berpengalaman macam Bramantya Basuki, Respati Wasesa, Ni Made Purnamasari, setiap artikel dalam buku ini tentu tidak lepas dari suntingan para redaktur senior Tempo. Ya, ada nama-nama seperti Philipus Parera, Bagja Hidayat, dan Uu Suhardi yang melegitimasi buku ini adalah benar memotret cara kerja di dapur Tempo. 

Tampaknya memang ini bukan karya narsistik, melainkan semata upaya untuk berbagi pengetahuan tentang cara kerja jurnalisme versi Tempo.

-----

Jurnalistik Dasar, Resep dari Dapur Tempo 

Penulis: Bramantya Basuki, Respati Wasesa, Ni Made Purnamasari; Perancang Sampul: Eko Punto Pambudi, Ijar Karim; Penata Letak: Eko Punto Pambudi; Tebal: ix + 250 Halaman; Penerbit: Tempo Institute; Tahun Terbit: November 2017 (cetakan pertama); ISBN: 978-602-19607-8-3

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun