Saat itu, di stadion kebanggaan warga Brasil, Maracana, Tim Hijau-Kuning takluk atas Timnas Uruguay 1-2. Kekalahan yang sekaligus membunuh harapan Timnas Brasil menjuarai Piala Dunia 1950.
Meski begitu, kekalahan pada 8 Juli 2014 dengan skor 1-7 itu merupakan kekalahan paling telak yang pernah dialami Brasil. Sebelumnya, Canarinho pernah menelan kekalahan 0-6 atas Uruguay di Kejuaraan Copa America 1920.
Permainan "Dingin" Ala Tite
Pencetak dua gol ke gawang Julio Cesar pada Piala Dunia 2014 itu menyebut, Timnas Brasil kini meningkat dua level. Peningkatan performa yang tentu saja tidak bisa dilepaskan dari peran pelatihnya, Tite.
Ya, Tite tidak secara sembarangan langsung kena tunjuk Federasi Sepakbola Brasil (CBF) untuk menukangi juara piala dunia lima kali ini. Ia, setidaknya, harus menjalani dua ujian dulu sebelum mengampu label pengarah permainan Tim Samba.
Ujian pertama datang dalam bentuk pendidikan. Memang ia menjadi kandidat kuat pelatih Selecao pengganti Luiz Felipe Scolari seusai Tragedi Belo Horizonte. Namun saat itu, CBF lebih memilih Dunga sebagai juru taktik Timnas Brasil.
Ke mana Tite saat itu? Setelah gelaran Piala Dunia 2014, ia menuntut ilmu kepelatihan dan mempelajari sepakbola modern dari banyak sumber. Salah satu sumber utamanya adalah Carlo Ancelotti. Ya, Tite mempelajari taktik Ancelotti saat menukangi Real Madrid.
Ia juga memutar ulang semua laga Timnas Brasil saat jadi peserta Piala Dunia 2014, termasuk pertandingan yang menyisakan trauma mendalam bagi Selecao kontra Timnas Jerman.
Hasilnya, ujian kedua ia selesaikan secara sempurna. Corinthians, klub Brasil, yang ia latih kemudian, berhasil menjuarai Campeonato Brasileiro Serie A, kompetisi kasta tertinggi di Brasil.
Dan setelah melewati dua ujian itu, Tite ditunjuk sebagai pelatih Timnas Brasil setelah CBF memecat Dunga yang dinilai gagal membangkitkan semangat para pemain Selecao pada 2016.