Erik, ya kini  AKBP Fransiscus Budiharjo, menepuk pundak Imron dan keluar sambil berkata : -“ Silahkan, fikirkan yang terbaik bagimu, sahabatku ! “
Imron masih termenung, memikirkan nasibnya yang sebatang kara, bahkan dirinyapun kini sudah tiada.
Apakah ia bakal bisa menjadi orang lain?
Apakah ia akan melawan walaupun sebatang kara ?
Apa yang akan bisa ia lakukan?
Sementara pintu itu masih terkunci, seperti akalnya yang masih terkunci……..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H