Mohon tunggu...
M FarhanHidayat
M FarhanHidayat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Journalis Enthusiast

Think Creative

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kajian Sabtu Pagi: Sahabat Membawa Kebaikan atau Keburukan ?

18 Januari 2025   07:08 Diperbarui: 18 Januari 2025   07:08 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Perumpamaan kawan yang baik dan kawan yang buruk seperti seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Adapun penjual minyak wangi, mungkin dia akan memberikan hadiah kepadamu, atau engkau membeli darinya, atau engkau mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, mungkin dia akan membakar pakaianmu, atau engkau mendapatkan bau yang buruk." (HR. Bukhari & Muslim)

Perumpamaan ini menunjukkan bahwa seseorang yang berada di lingkungan yang baik akan mendapatkan manfaat, baik langsung maupun tidak langsung. Sebaliknya, jika seseorang bergaul dengan orang-orang yang memiliki kebiasaan buruk, maka ia berisiko terpengaruh oleh keburukan tersebut.

Dalam kitab suci juga terdapat peringatan mengenai akibat buruk dari salah memilih teman. Dalam QS. Al-Furqan [25]: 27-29 disebutkan bagaimana seseorang bisa menyesal di akhirat karena berteman dengan orang yang menyesatkannya:

"Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: 'Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul.' Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Qur'an ketika Al-Qur'an itu telah datang kepadaku. Dan adalah setan itu tidak mau menolong manusia."

Ayat ini menjadi pengingat bahwa lingkungan pertemanan yang buruk tidak hanya berdampak di dunia, tetapi juga di kehidupan setelahnya.

Kerendahan Hati dalam Mencari Ilmu

Selain membahas tentang sahabat, dalam kajian ini juga ditekankan pentingnya memiliki sikap rendah hati dalam menuntut ilmu. Salah satu tantangan yang sering muncul adalah ketika seseorang merasa dirinya selalu benar dan sulit menerima kritik.

"Ketika kita memiliki banyak ilmu, jangan sombong. Kita harus tetap mau mendengarkan evaluasi dari orang lain."

Kebenaran mutlak hanya milik Yang Maha Kuasa, sehingga manusia perlu membuka diri terhadap masukan dan perbaikan. Jika ada kesalahan, maka sebaiknya diterima dengan sikap terbuka, bukan justru mempertahankan kesalahan tersebut.

Persahabatan yang Bermakna

Di akhir kajian, Ustadz Abdul Muhaemin menyampaikan pesan mendalam yang menggambarkan arti persahabatan sejati:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun