Mohon tunggu...
Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Mohon Tunggu... Apoteker - Pensiunan Pegawai Negeri Sipil

Lahir di Metro Lampung. Pendidikan terakhir, lulus Sarjana dan Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tidak Merasa Lebih Kuasa dari Yang Maha Kuasa

18 Desember 2024   08:05 Diperbarui: 18 Desember 2024   08:44 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kita semua sudah akrab dengan akronim cerbung, alias cerita bersambung bukan? Analog dengan hal tersebut, kiranya artikel ini juga dapat dikatagorikan sebagai artikel bersambung alias arbung. Karena artikel ini merupakan artikel bersambung dari judul besar Kawah Candradimuka. Karena itu penulis mengucapkan selamat menikmati arbung Kawah Candradimuka.

Mengapa Al Qur'an wajib dibaca dalam bahasa yang dipahami hingga tamat secara berulang -- ulang? Karena Al Qur'an mempunyai keunikan, oleh karena itu bila mau mengaji atau mempelajari Al Qur'annya dengan baik, dan benar semua yang dipertentangkan sudah ada penjelasan didalamnya.

Karena memang disitu ............................................................

Keunikan Al Qur'an itu, pernyataan satu ayat dalam surat 

tertentu ada penjelasan dan solusinya dalam ayat 

yang terdapat dalam surat yang sama 

atau dalam surat yang lain.

Juga hendaklah dihindari, jangan sampai baru menemukan satu pernyataan dalam satu ayat langsung digunakan sebagai topik bahasan, dan disampaikan kepada umat; Tanpa check, and recheck terlebih dahulu dengan ayat - ayat sejenis atau ayat -- ayat senada dalam surat yang sama atau dalam surat lainnya dalam Al Qur'an.

Oleh karena itu membaca, dan mempelajari atau mengaji Al Qur'an hendaklah dilakukan secara berulang -- ulang dari ayat pertama surat pertama, hingga ayat terakhir dalam surat yang terakhir. Check, and recheck wajib dilakukan agar bahasan yang disampaikan tidak menjadi masalah, membingungkan, dan menjerumuskan umat ke lembah sesat yang semakin dalam.

Sebagai contoh nyata. Saat akan menunaikan kewajiban haji, calon jama'ah diwajibkan ............

Vaksinasi meningitis menuai pro dan kontra dalam pelaksanaannya 

karena bahan pembuat vaksin ada unsur babi.

Demikian juga ......................................

Pemberian vaksin MR untuk mencegah meluasnya virus Rubella menuai 

pro dan kontra dalam pelaksanaannya di masyarakat.

Sehubungan dengan hal tersebut mestinya orang lebih - lebih sebagai pemuka agama apapun predikat, dan sebutannya yang sudah terlanjur dipercaya setiap apa yang dikatakan adalah benar adanya, dapat berlaku bijak dan rasional dalam menyampaikan suatu kebenaran; ..............................................

Wajib meluruskan meskipun tidak mudah, mengingat kebiasaan 

tersebut sudah berlangsung sejak lama melekat 

di masyarakat sebagai kotoran batin.

Dengan niat memperbaiki agar .............................................

Umat tidak terbelenggu dengan pemahaman yang keliru dan 

menyesatkan karena bertolak belakang dengan 

perintah dan petunjuk Allah.

Memang tidak mudah untuk mengubah kebiasaan yang sudah lama berkembang di masyarakat. Memerlukan waktu yang tidak sebentar, membutuhkan kesabaran, dan berulang.

Layaknya nabi Muhammad Saw. dalam menyampaikan firman Allah pada mulanya, juga mengalami hambatan dan rintangan yang tidak ringan bahkan bertaruh nyawa. Mengapa?

Karena kebenaran yang Beliau sampaikan, dianggapnya sebagai penghalang atas kebiasaan buruk yang telah lama berkembang, dan membudaya di masyarakat saat itu.

Alangkah nistanya sebagai penganut Islam bila perintah, dan petunjuk Allah atau firman Allah yang ..........

Disi'arkan nabi dengan bertaruh nyawa pelaksanaannya hanya 

berhenti sampai dibaca dan dihafal saja namun  

masih mengharap pahala dan surga 

sebagai imbalannya.

Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 173. Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang ( ketika disembelih ) disebut ( nama ) selain Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa ( mema-kannya ) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak ( pula ) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengam pun lagi Maha Penyayang. 

Mari dirasakan melalui rasa yang merasakan ( Jawa = pangroso roso ), apa yang dinyatakan dalam ayat tersebut. Apakah pemahaman kelompok yang bersikukuh mengatakan bahwa memakan daging babi dosa, mengandung kebenaran, atau tidak?

Allah saja menyatakan, tidak ada dosa bila terpaksa harus memakannya. Kok manusia yang nota bene hanya merupakan makhluk ciptaan-Nya, menyatakan hal yang bertolak belakang dengan kehendak Allah Swt. Tuhan Yang Maha Pencipta. Bukankah kebiasaan seperti itu mengindikasikan, bahwa ...........................................................

Orang tersebut menganggap dirinya lebih kuasa dari 

Allah Swt. Tuhan Yang Maha Kuasa.

Itu merupakan gambaran nyata bahwa banyak orang yang belum dapat berbuat sesuai dengan perintah, dan petunjuk-Nya. Sehingga materi ceramah yang disampaikan kepada umat, justru bertentangan atau bertolak belakang dengan petunjuk atau firman Allah.

Di satu sisi orang mengatakan memakan daging babi berdosa, .................................

Di sisi lain Allah berfirman tidak ada dosa 

bila seseorang terpaksa harus 

memakan daging babi.

Padahal setiap hari ( 24 jam ) umat Islam diwajibkan sembahyang atau melaksanakan shalat 5 waktu, untuk melatih dirinya; Dan sudah terbiasa orang menyatakan Allah Maha Besar, Allah Maha Agung, Allah Maha Tinggi, ...... Allah Maha Kuasa. Tetapi dalam ..........................................................

Kenyataannya tanpa disadari manusia 

merasa dirinya lebih kuasa dari 

Allah Yang Maha Kuasa.

Akankah diteruskan pemahaman yang mendasarkan atas kata orang? Atau umat Islam akan hijrah mengikuti Al Qur'an atau perintah, dan petunjuk Allah Swt. Tuhan Yang Maha Kuasa?

Mudah - mudahan dari penjelasan ini dapat menggugah semangat umat Islam untuk mempelajari atau mengaji, dan menggali lebih dalam lagi makna batiniah yang terkandung dalam ayat-ayat Allah baik yang tertulis, maupun yang tidak tertulis sekaligus meluruskan hal-hal yang belum benar, dan tepat agar umat tidak terjerumus semakin dalam ke lembah sesat. Sehingga ke depan setiap perbuatan kita ...........................

Benar - benar atas dasar perintah dan petunjuk Allah Swt. Tuhan 

Yang Maha Kuasa dan bukan atas dasar kata orang 

apapun predikat dan sebutannya. 

Pertanyaan selanjutnya. Mengapa daging babi diharamkan untuk dimakan?

Untuk menguji sampai seberapa teguh orang mengimani, atau mempercayai Al Qur'an sebagai pedoman hidupnya, mari dengan mengedepankan kejujuran, dan menggunakan roso pangroso kita kaji bersama mengapa daging babi haram untuk dimakan? Atau dengan kata lain.................

Mengapa Allah melarang atau mengharamkan 

memakan daging babi?

Untuk mengawali kajian, mari kita segarkan kembali ingatan kita akan pelajaran di sekolah menengah dahulu. Kalau mau mencermati pelajaran ilmu hewan atau zoologi di sekolah dulu agaknya orang tidak akan mengalami kesulitan untuk memahami, mengapa daging babi diharamkan atau dilarang untuk dimakan.

Dalam pelajaran ilmu hewan dikatakan bahwa di dalam daging babi, terdapat benih cacing pita. Benih cacing pita ini kalau sudah masuk dalam usus manusia akan menetas menjadi cacing pita yang sulit untuk diberantas karena dikepalanya terdapat pengait, agar terus dapat mengaitkan dirinya dalam usus manusia.

Walau orang yang menderita penyakit cacing pita diberi obat dengan maksud untuk membunuh cacingnya, si cacing tidak akan serta merta musnah. Karena yang mati, dan lepas hanya bagian badan cacingnya saja. Sedangkan kepala cacing pita tetap hidup, dan tetap mengait di dalam usus penderita lalu tumbuh menjadi cacing pita normal kembali.

Kalau sudah begini kondisinya sangat menyusahkan, dan merugikan.

Karena makanan yang dimakan seseorang bukannya tubuh yang memanfaatkan, tetapi justru cacing pita yang menikmati. Akibatnya, penderita cacing pita badannya menjadi semakin kurus, tetapi perutnya buncit. Oleh karena itu Allah memberi perintah, dan petunjuk agar seseorang tidak memakan daging babi. Atau dengan kata lain daging babi haram untuk dimakan, agar orang terhindar dari penyakit tersebut.

Tetapi yaitu, namanya manusia. Meskipun firman Allah telah menyatakan, dan sudah dijelaskan demikian tetap saja menyangkal atau membantah atau ngeyel. Karena memang demikian adanya kodrat manusia, senangnya membantah apalagi yang menyampaikan orang kebanyakan.

Benarkah kodrat manusia senang membantah alias ngeyelan? Mohon bersabar akan diuraikan dalam artikel berikutnya. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun