Mohon tunggu...
Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Mohon Tunggu... Apoteker - Pensiunan Pegawai Negeri Sipil

Lahir di Metro Lampung. Pendidikan terakhir, lulus Sarjana dan Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tidak Merasa Lebih Kuasa dari Yang Maha Kuasa

18 Desember 2024   08:05 Diperbarui: 18 Desember 2024   08:44 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

perintah dan petunjuk Allah.

Memang tidak mudah untuk mengubah kebiasaan yang sudah lama berkembang di masyarakat. Memerlukan waktu yang tidak sebentar, membutuhkan kesabaran, dan berulang.

Layaknya nabi Muhammad Saw. dalam menyampaikan firman Allah pada mulanya, juga mengalami hambatan dan rintangan yang tidak ringan bahkan bertaruh nyawa. Mengapa?

Karena kebenaran yang Beliau sampaikan, dianggapnya sebagai penghalang atas kebiasaan buruk yang telah lama berkembang, dan membudaya di masyarakat saat itu.

Alangkah nistanya sebagai penganut Islam bila perintah, dan petunjuk Allah atau firman Allah yang ..........

Disi'arkan nabi dengan bertaruh nyawa pelaksanaannya hanya 

berhenti sampai dibaca dan dihafal saja namun  

masih mengharap pahala dan surga 

sebagai imbalannya.

Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 173. Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang ( ketika disembelih ) disebut ( nama ) selain Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa ( mema-kannya ) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak ( pula ) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengam pun lagi Maha Penyayang. 

Mari dirasakan melalui rasa yang merasakan ( Jawa = pangroso roso ), apa yang dinyatakan dalam ayat tersebut. Apakah pemahaman kelompok yang bersikukuh mengatakan bahwa memakan daging babi dosa, mengandung kebenaran, atau tidak?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun