Mohon tunggu...
Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Mohon Tunggu... Apoteker - Pensiunan Pegawai Negeri Sipil

Lahir di Metro Lampung. Pendidikan terakhir, lulus Sarjana dan Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tidak Merasa Lebih Kuasa dari Yang Maha Kuasa

18 Desember 2024   08:05 Diperbarui: 18 Desember 2024   08:44 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Allah Yang Maha Kuasa.

Akankah diteruskan pemahaman yang mendasarkan atas kata orang? Atau umat Islam akan hijrah mengikuti Al Qur'an atau perintah, dan petunjuk Allah Swt. Tuhan Yang Maha Kuasa?

Mudah - mudahan dari penjelasan ini dapat menggugah semangat umat Islam untuk mempelajari atau mengaji, dan menggali lebih dalam lagi makna batiniah yang terkandung dalam ayat-ayat Allah baik yang tertulis, maupun yang tidak tertulis sekaligus meluruskan hal-hal yang belum benar, dan tepat agar umat tidak terjerumus semakin dalam ke lembah sesat. Sehingga ke depan setiap perbuatan kita ...........................

Benar - benar atas dasar perintah dan petunjuk Allah Swt. Tuhan 

Yang Maha Kuasa dan bukan atas dasar kata orang 

apapun predikat dan sebutannya. 

Pertanyaan selanjutnya. Mengapa daging babi diharamkan untuk dimakan?

Untuk menguji sampai seberapa teguh orang mengimani, atau mempercayai Al Qur'an sebagai pedoman hidupnya, mari dengan mengedepankan kejujuran, dan menggunakan roso pangroso kita kaji bersama mengapa daging babi haram untuk dimakan? Atau dengan kata lain.................

Mengapa Allah melarang atau mengharamkan 

memakan daging babi?

Untuk mengawali kajian, mari kita segarkan kembali ingatan kita akan pelajaran di sekolah menengah dahulu. Kalau mau mencermati pelajaran ilmu hewan atau zoologi di sekolah dulu agaknya orang tidak akan mengalami kesulitan untuk memahami, mengapa daging babi diharamkan atau dilarang untuk dimakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun