Selanjutnya beliau berpesan. Pertama. Hati-hati kamu menuntut ilmu disini jauh dari orang tua, dan saudara; Bapak, ibu hanya bisa mendo'akan semoga kamu lancar, dan sukses dalam studimu.
Kedua. Jangan sekali -- kali kamu berkirim surat kepada orang tua mengabarkan sakit, kamu baru boleh berkirim surat mengabarkan sakit kalau sakitmu sudah parah, dan akan meninggal. Siap laksanakan pak, jawab yangkung.
Mengapa yangkung menjawab siap laksanakan!
Karena yangkung dapat merasakan, betapa sedih, susah, dan prihatinnya selaku orang tua bila mendengar anaknya sakit dirantau orang. Bagi yang mampu sekalipun tetap akan merasakan hal tersebut, meski dengan mudahnya membeli tiket untuk dapat segera menjenguk anaknya yang sedang sakit dirantau orang.
Sebaliknya bagi yang kurang dan bahkan tidak mampu, tentu akan berbuat sekuat tenaga meski dengan mencari pinjaman, atau menjual barang -- barang yang dimiliki untuk membeli tiket agar dapat segera menjenguk anaknya yang sedang sakit dirantau orang.
Coba dibayangkan betapa kecewa, sedih, susah, menderita, dan merasa dibohongi oleh sang anak manakala si orang tua baik yang mampu, lebih-lebih yang kurang atau tidak mampu setelah sampai ditempat studi anak, sang anak tidak ditemukan ditempat karena sedang bermain dengan teman -- temannya.Â
Hanya itu mas Naufal yang yangkung dapat berikan sebagai bekal perjalananmu menempuh studi di Canada;Â
Sudah barang tentu mas Naufal tidak harus mengikuti seperti perjalanan yang pernah yangkung lalui, tetapi ambillah hikmah dari cerita yangkung tadi.Â
Yang baik diambil yang tidak baik dibuang,Â
dan teriring do'a yangkung - yangti
semoga sukses studimu di Mc. Master Canada, amiin.