Mengetahui ada sepasang burung emprit hinggap di cabang kering aku berhenti menggergaji, dan memandang ke arah burung emprit hinggap. Sepasang burung emprit berbunyi prit, prit, prit lalu terbang entah ke mana perginya.Â
Dalam hati terlintas si burung mungkin memberi isyarat agar tidak memotong cabang kering dulu, karena masih ada warganya di dalam sarang tersebut. Melihat kejadian tersebut aku berhenti menggergaji, lalu turun tidak melanjutkan pemotongan cabang kering tadi.
Setelah lama cabang kering dibiarkan tetap seperti kondisi semula, sampai kedua sarang burung emprit tersebut tampak lapuk. Melihat kondisi sarang yang sudah lapuk aku yakin kalau kedua sarang sudah ditinggal pergi, atau sudah tidak ada penghuninya lagi. Akhirnya aku memanjat pohon mangga kembali, sambil membawa gergaji dengan maksud akan memotong cabang yang sudah kering itu.
Penggergajian sudah ku mulai, dan tanpa aku ketahui dari mana datangnya hinggap sepasang burung emprit di cabang kering yang akan dipotong. Melihat datangnya sepasang burung emprit aku lalu berhenti menggergaji, dan sengaja memandang ke arah sepasang burung emprit hinggap.
Sepasang burung emprit berbunyi, prit, prit, prit lalu terbang entah kemana perginya. Dalam hati terlintas kembali si burung mungkin mengucapkan terima kasih, dan memberi tahu kalau anak -- anaknya sudah besar, dan sudah bisa terbang meninggalkan sarang tersebut.
Aku merasa trenyuh melihat kejadian tersebut, burung saja dapat berterima kasih atas perbuatan orang ibaratnya; Tetapi mengapa manusia yang diciptakan sebagai ............................................
Makhluk paling sempurna diantara mahluk ciptaan Allah, banyak yang lupa untuk berucap terima kasih, dan bersyukur atas karunia yang telah diterimanya.
Dapat dibayangkan kalau sesama manusia saja sulit untuk menghormati, apalagi menghargai, menyayangi, dan mengasihi sesama makhluk lain ciptaan Allah, tentunya akan sangat sulit. Ungkapan ini bila dikaji dari sisi aku sebagai manusia. Â
Sebaliknya bila dikaji dari sisi pohon mangga, alhamdulillah aku mendapat pelajaran yang sangat tinggi nilainya. Betapa tidak. Kejadian ini seolah -- olah aku ditunjukkan oleh Allah Swt. Tuhan Yang Maha Kuasa, jadilah engkau layaknya pohon mangga itu.
Meskipun dahannya sudah kering kerontang
namun masih bisa mengayomi, dan memberi manfaat