Mohon tunggu...
Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Mohon Tunggu... Apoteker - Pensiunan Pegawai Negeri Sipil

Lahir di Metro Lampung. Pendidikan terakhir, lulus Sarjana dan Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Al Quran Bukan Syair

12 Januari 2022   08:19 Diperbarui: 12 Januari 2022   08:23 1140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kalau jawabnya tidak mungkin, berarti kita akan termasuk dalam katagori surat Ash Shaff ayat 3, yaitu kelompok orang yang dibenci Allah. Mengapa? Karena kita selalu mengucapkan, tetapi tidak melaksanakan apa yang kita ucapkan. Mari dipahami, dan disadari kalau orang dibeci Allah itu akan menerima pahala yang seperti apa. 

Silahkan mau meneruskan kebiasaan selama ini, berarti termasuk kelompok Surat Ash Shaff 3. Atau mau dengan sadar, dan ikhlas hijrah dari kebiasaan selama ini yang belum benar, menuju kebenaran sejati agar menjadi kelompok surat Al Baqarah 177 yaitu orang yang bertakwa.

Kalau pilihan jatuh pada ungkapan terakhir artinya masuk ke dalam kelompok orang yang bertakwa, mari kita baca Al Qur'an dengan bahasa kita sendiri Indonesia atau bahasa yang kita pahami ( ini kunci pertamanya ) agar memahami perintah dan petunjuk-Nya dengan baik, dan benar. 

Setelah kita memahami perintah dan petunjuk Allah dengan baik, dan benar lalu kita kaji melalui rasa yang merasakan (Jawa = roso pangroso) agar mendapatkan makna batiniah  ( ini kunci kedua) yang terkandung didalamnya, karena umumnya Al Qur'an disampaikan dalam bentuk perumpamaan. 

Dengan muara akhir apabila makna batiniah yang terkandung dalam Al Qur'an yang tidak lain adalah perintah, dan petunjuk Allah telah dipahami  mudah -- mudahan kita dapat mengamalkan atau melaksanakan apa yang kita katakan. Atau dengan kata lain, kita akan mampu mewujudkan satunya kata dengan perbuatan.

Dari uraian penjelasan tersebut, mudah -- mudahan kita dapat memahami bahwa Al Qur'an itu bukanlah syair, oleh karena itu mengaji Al Qur'an hendaklah tidak hanya dimaknai dengan membaca, melagukan, dan menghafalkan kitab Al Qur'an lebih -- lebih dalam bahasa Arab yang tidak kita pahami. 

Agar kita dapat mewujudkan satunya kata dengan perbuatan, dimana seharusnya kita menempatkan Al Qur'an? Silahkan diikuti penjelasannya dalam artikel yang akan datang. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun