Sehubungan dengan hal tersebut maka sudah sepatutnya bila penggunaan tulisan, dan bahasa tergantung dari suku bangsa atau bangsa apa yang akan membuat buku atau kitab.Â
Kalau suku bangsa atau bangsa Arab yang akan membuat buku atau kitab tentang perintah, dan petunjuk Allah ( Al Qur'an ) sudah barang tentu buku atau kitab tadi ditulis dengan tulisan, dan bahasa Arab supaya dipahami oleh orang Arab.Â
Bukan hanya buku atau kitab Al Qur'an saja, ilmu -- ilmu yang lain seperti: sejarah, kimia, aljabar, matematik, dan lain -- lain tentu juga akan ditulis dengan tulisan, dan bahasa Arab supaya dipahami oleh orang Arab.Â
Hal yang sama tentu akan dilakukan oleh bangsa lain, yang akan membuat buku atau kitab. Kalau orang Inggris akan membuat buku atau kitab, apakah itu ilmu tentang: Al Qur'an (perintah dan petunjuk Allah), sejarah, kimia, aljabar, matematik, dan lain -- lain sudah tentu akan ditulis dalam bahasa Inggris, supaya dipahami oleh orang Inggris. Karena bahasa Inggris ditetapkan sebagai bahasa internasional, maka bukan orang Inggris saja yang dapat memahami, tetapi masyarakat internasionalpun dapat membaca dan memahaminya.
Kalau orang Jepang yang akan membuat buku atau kitab, apakah itu ilmu tentang: Al Qur'an (perintah dan petunjuk Allah), sejarah, kimia, aljabar, matematik, dan lain -- lain sudah tentu akan ditulis dengan tulisan, dan bahasa Jepang supaya dipahami oleh orang Jepang.
Tidak terkecuali kita orang Indonesia. Kalau akan membuat buku atau kitab, apakah itu ilmu tentang: Al Qur'an (perintah dan petunjuk Allah), sejarah, kimia, aljabar, matematik dan lain -- lain, sudah semestinya ditulis dengan bahasa Indonesia supaya dipahami oleh orang Indonesia.
Justru Al Qur'an yang pada dasarnya adalah perintah, dan petunjuk Allah mestinya dikemas sedemikian rupa dalam bahasanya sendiri Indonesia agar memudahkan bagi anak -- cucu, dan keturunannya untuk memahami makna hakiki Al Qur'an.Â
Dengan demikian anak -- cucu dan keturunannya dapat melaksanakan Al Qur'an (perintah dan petunjuk Allah) ke dalam tingkah laku, perbuatan, dan tutur katanya sehari -- hari dengan baik dan benar. Dengan muara akhir terbangunnya generasi bangsa berakhlak mulia, dan berbudi pekerti luhur.
Namun sangat disayangkan, penceramah umumnya mengatakan orang Islam itu harus bisa membaca Al Qur'an ( yang dimaksud membaca kitab Al Qur'an dalam bahasa dan tulisan Arab).Â
Dengan kata lain penceramah menyimpulkan bahwa Al Qur'an yang sudah diterjemahkan dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dianggapnya bukan Al Qur'an, bukan?Â
Bukan hanya itu yang disampaikan, masih ada lagi pernyataan bombastis sebagai berikut: membaca Al Qur'an dalam bahasa Arab mendapat pahala, dan masuk sorga walau tidak mengerti artinya tidak apa -- apa. Akan mendapat pahala dan masuk surga yang mana, dan dari siapa? Perintah dan petunjuk-Nya saja tidak dilaksanakan, kok minta pahala sorga.