Mohon tunggu...
Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Mohon Tunggu... Apoteker - Pensiunan Pegawai Negeri Sipil

Lahir di Metro Lampung. Pendidikan terakhir, lulus Sarjana dan Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Filter Rasa Berfungsi

20 Juli 2021   08:25 Diperbarui: 20 Juli 2021   08:27 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sejalan dengan alur pikir pengajian ayat -- ayat Allah yang tidak tertulis berupa jagad raya seisinya termasuk diri manusia, tentunya juga wajib kita terapkan dalam mempelajari atau mengaji ayat -- ayat Allah yang tertulis berupa Al Qur'an atau firman Allah secara berjenjang. Diawali dari tingkat sareat (lahiriah), berlanjut  ke tingkat tarekat (batiniah), berlanjut ke tingkat hakekat (kejiwaan), dan selanjutnya sampai ke tingkat makripat (roso pangroso). Dengan demikian pemahaman atas pengajian dari satu pokok bahasan ayat Allah, dapat meningkat menuju ke kebenaran sejati.    

Karena hanya dengan cara pengajian berjenjang inilah kita dapat mensari atau mengekstraksi makna batiniah Al Qur'an atau ayat -- ayat Allah yang tertulis, dan ayat -- ayat Allah yang tidak tertulis berupa semesta alam seisinya termasuk diri manusia, kemudian kita tempatkan di dalam hati. Makna batiniah ayat -- ayat Allah pada hakekatnya adalah kebenaran sejati atau kebenaran hakiki dari Yang Maha Suci yang kita tempatkan didalam hati tadi, selanjutnya kita fungsikan sebagai Filter Rasa. Dengan terbangunnya Filter Rasa tersebut, mudah -- mudahan Allah meridho'i setiap tingkah laku, perbuatan, dan tutur kata kita sehari -- hari tidak menyimpang dari perintah dan petunjuk Allah, amiin.  

Mengaji Ayat -- Ayat Allah Yang Tertulis. Analog atau dengan alur pikir yang sama dengan cara mengaji ayat -- ayat Allah yang tidak tertulis sebagaimana diuraikan dalam artitel terdahulu, mari kita mengaji bersama ayat -- ayat Allah yang tertulis. Secara singkat akan penulis sampaikan beberapa ayat - ayat Allah yang tertulis sebagai contoh, dan selanjutnya silahkan para pembaca mensari atau mengekstraksi, dan mengembangkannya sendiri.

Surat Al A'raaf ayat 26. Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda  kekuasaan Allah, mudah -- mudahan mereka selalu ingat.                                                                   

Indonesia merupakan negara besar, terdiri dari banyak suku bangsa yang mendiaminya. Dengan demikian masing - masing daerah, mempunyai pakaian kebanggaannya sendiri-sendiri. Sudah barang tentu menurutnya baik, tetapi menurut orang lain  belum  tentu  dikatakan  baik. Yang  penting,  tidak saling mencela. Hendak lah ditumbuh - kembangkan saling menghormati, dan saling menghargai adat istiadat diantara sesama warga bangsa.

Dari cerita singkat tersebut kiranya kita dapat  mengetahui dengan pasti, bahwa di negeri yang sama -- sama kita cintai ini beragam jenis pakaian tersedia. 

Tinggal memilih saja pakaian ala daerah mana yang diinginkan, dan dianggap paling cocok untuk dirinya. Yang wajib dipahami pakaian dimaksud adalah pakaian bagi sang lahiriah atau pakaian bagi sang badaniah.

Oleh karena itu tampak mata atau pakaian kasat mata, karena pakaian ini memang melekat pada badan wadag kita. Apakah itu berupa pakaian sebagai penutup aurat, atau pakaian indah sebagai perhiasan bagi sang wadag.

Kalau kita mengenakan jenis pakaian ini, katakanlah pakaian yang indah sebagai perhiasan. Sudah barang tentu dilengkapi dengan berbagai asesoris sehingga tampak indah, serasi, dan anggun bila dipandang mata. 

Namun seindah apapun pakaian yang dikenakan, hendaklah selalu diingat ( Jawa = eling ) jangan sampai pakaian indah yang kita kenakan mengingkari atau bertolak belakang dengan perintah, dan petunjuk Allah.

Artinya seindah apapun pakaian yang kita kenakan, dengan dilengkapi penggunaan berbagai asesoris sebagai perhiasan, tetap pakaian tersebut tidak menghalangi seseorang untuk saling mengenal satu dengan yang lainnya. Atau dengan kata lain seseorang tidak merasa terhalangi untuk mengenali diri kita, dan sebaliknya kitapun tidak merasa terhalangi untuk mengenali orang lain. Karena manusia dimuka bumi ini diciptakan Allah dengan berbagai bangsa, dan suku bangsanya supaya saling kenal mengenal diantaranya, begitulah petunjuk-Nya. Sebagaimanna difirmankan Allah dalam surat Al Hujuraat ayat 13. Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Dari uraian tersebut hendaklah kita berhati -- hati dan waspada dalam mengamalkan firman Allah, jangan sampai pelaksanaannya justru merendahkan derajad manusia. Mengingat di jagad raya ini ada makhluk lain ciptaan Allah yang ada tetapi tidak kelihatan. Mereka dapat mengetahui gerak gerik manusia, tetapi di sisi lain manusia tidak dapat mengetahui gerak geriknya yaitu malaikat, iblis, setan, dan sebangsanya karena bersifat gaib.

Daging Babi. Untuk menguji sampai seberapa teguh orang mengimani, atau mempercayai Al Qur'an sebagai pedoman hidupnya, mari dengan mengedepankan kejujuran, dan menggunakan roso pangroso kita kaji bersama mengapa daging babi haram untuk dimakan? Atau dengan kata lain, mengapa Allah melarang daging babi untuk dimakan. 

Untuk mengawali kajian, mari dibuka kembali ingatan kita akan pelajaran di sekolah menengah dahulu. Kalau mau mencermati pelajaran ilmu hewan atau zoologi di sekolah dulu, agaknya orang tidak akan mengalami kesulitan untuk memahami, mengapa daging babi diharamkan atau dilarang untuk dimakan. Dalam pelajaran ilmu hewan dikatakan bahwa didalam daging babi, terdapat benih cacing pita. Benih cacing pita ini kalau sudah terdapat dalam usus manusia akan menetas, menjadi cacing pita yang sulit untuk diberantas. Karena di kepalanya terdapat pengait, agar terus dapat mengaitkan dirinya dalam usus manusia.

Walau orang yang menderita penyakit cacing pita, diberi obat dengan maksud untuk membunuh cacingnya, si cacing tidak akan serta merta musnah. Karena yang mati, dan lepas hanya bagian badan cacingnya saja. Sedangkan kepala cacing pita tetap hidup, dan tetap mengait di dalam usus penderita, dan selanjutnya dapat tumbuh menjadi cacing pita normal kembali.                                                 

Kalau sudah begini kondisinya sangat menyusahkan, dan merugikan. Karena makanan yang dimakan seseorang bukannya tubuh yang memanfaatkan, tetapi justru sang cacing pita yang menikmati. Akibatnya, penderita cacing pita badannya menjadi semakin kurus, tetapi perutnya buncit. Karena makanan yang dimakannya, sang cacing pitalah yang menikmati. Oleh karena itu Allah memberi perintah, dan petunjuk agar seseorang tidak memakan daging babi. Atau dengan kata lain daging babi haram untuk dimakan, agar orang terhindar dari penyakit tersebut.

Tetapi yaitu, namanya manusia. Meskipun firman Allah telah menyatakan, dan sudah dijelaskan demikian tetap saja menyangkal, atau membantah, atau ngeyel. Karena memang demikian adanya kodrat manusia, senangnya membantah apalagi yang menyampaikan orang kebanyakan seperti penulis ini. Surat Al Kahfi ayat 54. Dan sesungguhnya Kami telah mengulang - ulangi bagi manusia dalam Al Quran ini bermacam - macam perumpamaan. Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah. 

Tetap saja mereka bersikukuh, babinya dikatakan haram. Bukan hanya itu yang dinyatakan, bahkan uang hasil penjualan babi pun dikatakan haram hukumnya. Bukankah pernyataan seperti itu menggambarkan kalau orang yang menyatakan sudah merasa lebih kuasa, dari Allah Swt. Tuhan Yang Maha Kuasa? Hendaklah berhati - hati bila akan melontarkan pendapat, atau pernyataan jangan sampai apa yang dinyatakan, atau dikatakan melampaui kuasa Allah.

Suatu saat penulis berbincang dengan teman -- teman, perihal binatang yang namanya babi. Apa dasar saudara mengatakan babi haram, dan uang hasil penjualan babi juga dikatakan haram? Mereka umumnya menjawab, karena daging babi haram untuk dimakan. Dan uang penjualan tadi berasal dari babi, maka uang hasil penjualan babi juga haram hukumnya, kata mereka. Ooo jadi karena memakan daging babi diharamkan, dan daging itu berasal dari babi maka babinya sebagai penghasil daging dinyatakan haram? Demikian juga uang hasil penjualan babi, dikatakan haram? Kata penulis. Iya betul jawab mereka lagi.

Apakah anda sekarang membawa uang? Membawa katanya. Lalu dengan cara apa, anda mengetahui bahwa uang yang ada dalam saku anda tadi bukan, atau berasal dari hasil penjualan babi? Dengan cara apa anda mengetahui bahwa uang yang ada dalam saku anda tadi bukan, atau berasal dari hasil judi? Dengan cara apa anda mengetahui bahwa uang yang ada dalam saku anda tadi bukan, atau berasal dari hasil merampok? Dengan cara apa anda mengetahui bahwa uang yang ada dalam saku anda tadi bukan, atau berasal dari hasil korupsi? Dengan cara apa anda mengetahui bahwa uang yang ada dalam saku anda tadi bukan, atau berasal dari hasil pekerjaan jahat lainnya?

Bukankah uang itu hanyalah benda mati, yang hanya difungsikan sebagai alat tukar. Mestinya hal - hal tersebut, dimaknai sebagai berikut. Bukan uang hasil judi yang diharamkan, atau dilarang tetapi perbuatan judinya yang diharamkan, atau dilarang. Bukan uang hasil merampok yang diharamkan, atau dilarang tetapi perbuatan merampoknya yang diharamkan, atau dilarang. Bukan uang hasil korupsi yang diharamkan, atau dilarang tetapi perbuatan korupsinya yang diharamkan, atau dilarang.

Dari uraian tersebut kiranya dapat disimpulkan, bahwa yang diharamkan, atau dilarang adalah perbuatannya. Analog, atau sama dengan alur pikir tadi maka yang diharamkan, atau yang dilarang adalah memakan daging babi. Tidak lalu disimpulkan daging babi, babi, dan uang hasil penjualan babi adalah haram. 

Hendaklah cermat, manakala akan mengambil suatu simpulan. Lebih - lebih bila simpulan itu, akan disampaikan kepada orang lain. Sebelumnya dikaji secara cermat terlebih dahulu, supaya tidak termasuk kedalam kelompok orang yang mendustakan ayat -- ayat Allah, yang sungguh sangat berat pertanggung jawaban akhirnya dihadapan Allah. Sebagaimana difirmankan dalam surat Al Baqarah ayat 39. Adapun orang - orang yang kafir dan mendustakan ayat - ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. 

Hendaklah dipahami bahwa yang diharamkan adalah memakan daging babi. Itupun Allah masih memberi toleransi, dan tidak ada dosa kepada orang yang dengan terpaksa harus memakannya. Surat Al Baqarah ayat 173. Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakan-nya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.   Jadi bila seseorang punya peternakan babi ingin makan daging ya babinya dijual, kemudian dengan uang hasil penjualan babi itu digunakan untuk membeli daging sapi, atau daging kambing, atau daging kerbau, dan lain sebagainya. Setelah dimasak lalu dimakan, insya-Allah sehat orang yang memakannya.

Surat An Nahl ayat 5. Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai - bagai manfaat, dan sebagiannya kamu makan.

Allah menciptakan binatang termasuk babi tentu ada manfaatnya, hanya manusianya saja yang belum mengetahui manfaat apa yang ada di balik penciptaan semua binatang tersebut. Manusia tinggal menikmati, dan memanfaatkan saja apa yang diciptakan Allah, jadi tidak usah melarang Allah untuk menciptakan binatang apapun yang dikehendaki. Justru mestinya diteliti, kira -- kira apa ya manfaatnya kok babi diciptakan.

Dan hendaklah kita sebagai manusia harus pandai bersyukur, karena kecuali manfaatnya juga sekaligus sudah diberitahukan mana - mana daging, yang dapat berakibat kurang baik bila dimakan. Ini dimaksudkan agar kita lebih berhati -- hati, dan waspada dalam melakoni hidup, dan kehidupan di atas dunia ini; Tidak asal makan daging apa yang ada tanpa diolah dengan baik, dan benar terlebih dahulu.

Bila mengacu surat An Nahl ayat 5 tadi mestinya dapat kita pahami, mengapa Allah menciptakan binatang ternak tersebut. Ditilik dari penggalan ayat tadi dinyatakan.................. padanya ada (bulu) yang menghangatkan........... dan kenyataan menunjukkan bahwa dari bulu binatang ternak, dapat dibuat pakaian yang dapat dimanfaatkan sebagai penghangat badan bagi mereka yang berdomisili di daerah dingin, atau penghangat badan mereka yang sedang berkunjung ke daerah dingin.

Belum lagi jenis pakaian yang hanya dikenakan oleh orang - orang mampu saja, berupa pakaian yang bahannya terbuat dari bulu binatang karena harganya tidak murah. Ini salah satu manfaat dari binatang ternak ciptaan Allah, baru dari bulunya saja. Melihat kenyataan ini, sudah seharusnya manusia berucap syukur atas diciptakannya binatang ternak bukan? Mestinya kita menyadari bahwa Allah punya tujuan dari setiap apa yang telah diciptakan, tetapi manusia belum mengetahuinya.

Manfaat lain dari binatang ternak diantaranya: sebagai sarana transportasi, yang dapat digunakan untuk mengangkut barang dari satu tempat ke tempat yang lain, misal kuda, sapi, unta, dan lain sebagainya. Oleh pak tani, binatang ternak dapat dipergunakan untuk membajak sawah, dan tegalan misal sapi, dan kerbau. Kecuali binatang ternak tadi dimanfaatkan tenaganya, juga sebagian dari padanya dapat dimakan setelah dimasak dengan cara yang baik, dan benar tentunya.

Jangankan tenaga, daging, kulit, dan bulunya selagi kotorannya saja masih memberi manfaat bagi manusia. Dari kotoran binatang ternak tersebut dapat diambil gas methana nya yang dapat digunakan sebagai bahan bakar, dan lampu penerang. Sedangkan sisanya baik yang berbentuk cair, maupun yang berbentuk padat dapat digunakan sebagai pupuk bagi tanaman. Melihat kenyataan ini, sudah seharusnya manusia berucap syukur atas diciptakannya binatang ternak bukan? Karena Allah punya tujuan dari apa yang telah diciptakan, tetapi manusia belum mengetahuinya. 

Mari dirasakan melalui rasa yang merasakan, atau roso pangroso. Sudah pada tempatnyakah sebagai manusia yang pada dasarnya adalah mahluk ciptaan Allah, mengharamkan binatang ternak namanya babi yang juga ciptaan Allah? Justru mestinya disyukuri, dan digali ada manfaatnya apa binatang ternak babi diciptakan Allah.

Dari dunia kefarmasian menginformasikan ternyata belum ada dari organ binatang lain, kecuali dari organ tertentu babi yang sangat cocok digunakan sebagai media pembuatan vaksin meningitis, yang sangat diperlukan bagi calon jama'ah haji. Namun demikian dalam pelaksanaan penggunaannya tetap menimbulkan pro, dan kontra; Akibat pemahaman masyarakat yang diperoleh dari kata orang secara turun temurun, tanpa ada yang mau peduli mengoreksi pemahaman tersebut.

Padahal ketentuan vaksinasi meningitis diwajibkan bagi calon jama'ah haji, agar jama'ah haji dapat menunaikan ibadah haji dengan khusuk, karena didukung oleh kesehatannya yang prima. Kecuali itu vaksinasi meningitis juga dimaksudkan agar jama'ah haji, terhindar dari virus meningitis yang kemungkinan terbawa oleh calon jama'ah haji dari benua lain. Sehingga calon jama'ah haji dapat khusuk melaksanakan ibadahnya tanpa rasa was -- was, dan khawatir akan terpapar virus meningitis.

Contoh nyatanya sewaktu penulis, dan istri akan menunaikan rukun Islam ke 5 tahun 2010 wajib divaksinasi meningitis. Sampai sekarang dipertengahan tahun 2021 alhamdulillah penulis, dan istri masih dalam keadaan sehat. Hal tersebut kiranya dapat sebagai bukti nyata, bahwa segala sesuatu ciptaan Allah itu ada manfaatnya bagi manusia. Sudah barang tentu bagi manusia yang mau mengerti, dan yang pandai mensyukuri karunia Allah. Bukan sebaliknya menjadi manusia yang merasa lebih kuasa, dari Allah Swt. Tuhan Yang Maha Kuasa.

Akhir - akhir ini terdengar lagi pro, dan kontra di masyarakat karena adanya program vaksinasi Measles Rubella (MR). Dari Seminar yang penulis ikuti pada tanggal 1 Desember 2018, diinformasikan oleh Produsen Vaksin di Indonesia bahwa tujuan dari pemberian vaksin MR ini untuk pencegahan terhadap Campak, dan Rubella pada anak usia 9 bulan sampai 16 tahun. Lebih lanjut masih dalam seminar tadi diinformasikan, komplikasi yang dapat timbul dari penyakit campak antara lain adalah berupa: infeksi telinga otitis, pneumonia, ensefalitis, dan kematian.

Infeksi rubella yang terjadi pada wanita hamil, sejak saat 1 bulan sebelum kehamilan dapat menyebab-kan kematian bayi atau bayi lahir dengan Congenital Rubella Syndrome ( CRS ). Bayi yang terlahir dengan CRS, dapat menderita kelainan jantung bawaan, penglihatan (katarak), dan pendengaran.

Betapa mengerikan kondisi generasi penerus bangsa yang akan datang, bila sampai program vaksinasi MR yang dilaksanakan tidak berjalan dengan baik, hanya karena kekurang tepatan memaknai petunjuk Allah tentang diharamkannya memakan daging babi. Justru seharusnya kita wajib bersyukur kepada Allah atas diciptakannya babi, yang dari organ tertentunya dapat dipergunakan sebagai media dalam pembuatan vaksin MR.

Sehubungan dengan hal tersebut mari kita semua, dan khususnya para pemuka agama apapun predikat yang disandangnya, karena masyarakat sudah terlanjur percaya bahwa setiap omongannya pasti benar adanya. Berkenan menginformasikan kepada masyarakat luas untuk mengoreksi, dan meluruskan pemikiran yang selama ini kurang benar, dan yang justru dapat dikatagorikan pola berpikir, dan pola bertindak melampaui kuasa Allah.

Khususnya kepada para pemuka agama, dan penyampai risalah apapun sebutan, dan predikatnya silahkan dikoreksi mumpung masih punya waktu, dan kesempatan untuk meluruskannya. Agar terhindar dari stempel atau trade mark mendustakan, atau menyembunyikan  ayat -- ayat Allah, dan yang sangat berat pertanggung -- jawabannya dihadapan Allah pada saatnya kelak.

Surat Al Baqarah ayat 39. Adapun orang - orang yang kafir dan mendustakan ayat - ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. 

Surat Al Baqarah ayat 174. Sesungguhnya orang - orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, yaitu Al Kitab dan menjualnya dengan harga yang sedikit ( murah ), mereka itu sebenarnya tidak memakan ( tidak menelan ) ke dalam perutnya melainkan api, dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat pedih.

Meskipun sangat berat untuk membalikkan pemahaman tersebut mengingat masyarakat sudah terlalu lama, dan turun temurun terbius dengan pernyataan pendakwah yang menyatakan bahwa babi haram; Padahal firman Allah menyatakan: sesuatu yang diharamkan bagi orang yang memakannya, kecuali kalau makanan itu daging babi.  Begitupun Allah masih memberi toleransi: Barang siapa yang dalam keadaan terpaksa sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Hendaklah kita menyadari bahwa manusia diciptakan ke dunia, agar menjadi khalifah Allah di muka bumi. Sudah barang tentu Allah tetap menjaga, dan memelihara dengan berbagai macam piranti agar khalifah-Nya terlahir dengan sempurna tanpa cacat bawaan lahir.

Surat An Nahl ayat 5. Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai - bagai manfaat, dan sebagiannya kamu makan. 

Sudah barang tentu binatang ternak yang diciptakan Allah itu, salah satunya binatang ternak yang bernama babi. Lalu apa salahnya si babi kok diharamkan, padahal Allah menciptakannya agar dapat mencegah khalifah-Nya di muka bumi terhindar dari cacat bawaan lahir.

Dan secara ilmiah memang terbukti dari organ babi sangat tepat untuk pembuatan vaksin yang sangat dibutuhkan. Insya-Allah para pemuka agama, penyampai risalah pada khususnya, dan umat pada umumnya menyadari atas kelancangan terhadap kuasa Allah, kemudian melaksanakan firman-Nya secara baik, dan  benar khususnya tentang babi.

Kecuali manusia diciptakan Allah dengan berbagai suku bangsa dan bangsa, manusia juga diciptakan dengan berlain -- lainan bahasa dan warna kulitnya. Surat Ar Ruum ayat 22. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui. 

Sehubungan dengan hal tersebut, manakala kita mengaji atau mempelajari Al Qur'an atau firman Allah kita gunakan bahasa sendiri, agar dapat mengetahui dengan benar perintah dan petunjuk Allah tersebut. Demikian pula manakala kita berdo'a, akan lebih baik bila menggunakan bahasa kita sendiri agar tahu persis apa yang kita pinta dan apa yang kita ucapkan, Allah tentu akan mengetahuinya. Jangankan bahasa manusia, selagi bahasa semua makhluk ciptaan-Nya baik yang tampak maupun yang tidak tampak, Allah tetap mengetahui karena Dia lah yang menciptakan. Surat Al Israa' ayat 44. Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.

Hendaklah kita selalu berhati -- hati, ingat dan waspada agar tidak mengarahkan orang akan berdo'a saja harus menggunakan behasa tertentu. Bukankah ini meremehkan Allah? Apakah Allah dianggap tidak mengerti bila seseorang berdo'a tidak dengan bahasa tertentu tersebut. Sekali lagi ingat ( Jawa = eling ).

Surat Al Faatihah ayat 1. Perintah dan petunjuk Allah atau Al Qur'an surat Al Faatihah ayat 1, yang dalam teks bahasa Indonesianya berbunyi: Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Perintah dan petunjuk Allah yang sama tadi, bila dalam teks bahasa Arabnya berbunyi: Bismillahirrohmanirohim.  

Ayat pertama surat Al Faatihah sebagaimana tersurat sebelumnya, baik yang dalam bahasa Indonesia maupun yang dalam bahasa Arab, pada dasarnya merupakan perintah dan petunjuk Allah di jenjang sareat. Oleh karena itu wajib diikuti dengan pengajian dijenjang selanjutnya, sebagaimana dicontohkan mengaji buah duren. 

Pengajian selanjutnya diawali dengan mengingat kembali bahwa manusia terdiri atas 2 unsur besar yaitu unsur nyata, dan unsur gaib. Unsur gaib yang ada dalam diri setiap manusia tidak lain adalah Ruh yang langsung ditiupkan kedalamnya oleh Allah Swt. Tuhan Yang Maha Suci. Dari kenyataan tersebut mestinya setiap orang yang mengaku dirinya sebagai manusia, hendaklah bersaksi bahwa unsur gaibnya merupakan sebagian, dan bagian yang tidak terpisahkan dari Yang Maha Suci. Oleh karena itu sesungguhnya manusia memiliki sifat -- sifat ke Illahian layaknya sifat-sifat Allah Swt. Tuhan Yang Maha Suci.

Kalau masih merasa gamang akan hal tersebut, mari kita tanyakan kepada diri kita sendiri. Apakah dalam diri setiap manusia mempunyai sifat pengasih? Tentu akan dijawab ya mempunyai sifat pengasih. Pengasih itu sifat siapa? Tidak lain adalah sifat Allah. Sifat pengasih ini dalam teks bahasa Indonesia, sedangkan dalam teks bahasa Arab sifat rohman.                              

Pertanyaan selanjutnya. Apakah dalam diri setiap manusia mempunyai sifat penyayang? Tentu akan dijawab ya mempunyai sifat penyayang. Penyayang itu sifat siapa? Tidak lain adalah sifat Allah. Sifat penyayang ini dalam teks bahasa Indonesia, sedangkan dalam teks bahasa Arab sifat rohim.

Kalau sudah memahami siapa sejatinya manusia itu sesungguhnya, hendaklah seseorang dapat mencerminkan sifat pengasih, dan penyayang tersebut dalam setiap tingkah laku, perbuatan, dan tutur katanya sehari - hari. Pengajian sampai disini, dapat dikatakan bahwa pemahaman seseorang sudah sampai dijenjang tarekat.

Orang yang dalam kesehariannya telah mampu membiasakan atau membudayakan setiap tingkah laku, perbuatan, dan tutur kata yang selalu mengedepankan sifat pengasih, dan penyayangnya secara tidak sadar tetapi pasti dia telah menjiwai sifat -- sifat tersebut. Dengan demikian pengajian seseorang tadi telah sampai pada jenjang hakekat. Dengan telah dijiwai, dan diamalkannya sifat pengasih dan penyayang dalam keseharian, mudah -- mudahan dalam hatinya sudah terbangun Filter Rasa. 

Dapat dibayangkan seandainya Bismillahirrohmanirrohim atau sifat pengasih, dan penyayang tidak hanya sampai diucapan saja, tetapi telah dapat berfungsi sebagai Filter Rasa maka tingkah laku, perbuatan dan tutur kata kita sehari -- harinya akan selalu didasari atas sifat pengasih, dan sifat penyayang. Oh betapa nikmat, dan damainya negara yang sama - sama  kita cintai ini; Karena tingkah laku, perbuatan, dan tutur kata setiap warga sehari - harinya dilandasi atas sifat pengasih, dan penyayang satu sama lain. Apapun status sosial ekonominya, apapun suku bangsa dan bangsa, apapun warna kulit dan bahasanya, apapun agama dan aliran kepercayaannya. 

Jadi Filter Rasa ini pada dasarnya adalah kebenaran sejati dari perintah dan petunjuk Allah, dan yang seharusnya digunakan untuk menyaring setiap tingkah laku, perbuatan, dan tutur kata kita sehari -- hari sebelum dilontarkan kepada pihak lain. Baik tindakan tersebut tertuju kepada sesama makhluk ciptaan Allah atau hablumminanas, maupun kewajiban yang tertuju kepada Allah atau hablumminallah.

Dari jenjang makripat atau roso pangroso atas perintah, dan petunjuk Allah yang dilaksanakan atau diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, mudah-mudahan Allah mengijinkan seseorang untuk dapat merasakan kebenaran sejati: apa - apa yang akan dilakukan, apa - apa yang akan diperbuat, dan apa - apa yang akan dikatakan dalam kesehariannya.

Alangkah bahagianya hidup kita, bila pemahaman akan ayat -- ayat Allah sudah sampai dalam jenjang roso pangroso atau makripat ini. Karena setiap tutur kata, setiap tingkah laku, dan setiap perbuatan sehari - harinya telah melewati Filter Rasa. Sehingga sekiranya apa yang akan dilontarkan dirasa masih dapat menyakitkan hati kita sendiri, ya tidak usah dilontarkan kepada pihak lain, karena pihak lainpun tentu akan merasa tersakiti hatinya seperti yang kita rasakan.  Tetapi kalau apa yang akan dilontarkan dirasa membuat kita menjadi adem ayem, tenteram, dan sukacita ya sebaiknya dilontarkan, karena pihak lainpun tentu akan merasakan adem ayem, tenteram, dan suka cita seperti yang kita rasakan.

Demikian juga kewajiban dalam membangun hubungan vertikal, atau biasa disebut hablumminallah yang berhubungan dengan perintah, dan petunjuk Allah. Dalam pengamalan atau dalam pelaksanaan kewajiban sehari-harinya, juga harus melalui Filter Rasa terlebih dahulu.  

Sehingga sekiranya apa-apa yang akan dilaksanakan dirasa masih meremehkan Allah, merendahkan Allah, melecehkan Allah, dan mengingkari perintah dan petunjuk Allah, atau bahkan merasa lebih kuasa dari Yang Maha Kuasa, ya wajib bergegas untuk segera menghentikannya; Dan tidak usah diteruskan, karena akan sangat berat pertanggung jawaban akhir dihadapan Allah, kelak.

Semoga kita sebagai penganut agama, apapun agamanya dapat membangun Filter Rasa dalam hati kita masing -- masing, demi tetap terjaga atau terpaliharanya kesucian diri, kesucian jiwa dan kesucian hati kita. Ketika pembangunan Filter Rasa terwujud, dan telah berfungsinya Filter Rasa insya-Allah Allah mengijinkan kita menjadi manusia yang bermakna di jagad raya ini. Artinya kita manusia yang sesungguhnya adalah makhluk paling sempurna diantara makhluk lain ciptaan Allah, dan yang mestinya tidak kalah bermakna dari kelapa ibaratnya. Artinya setiap tingkah laku, perbuatan, dan tutur kata kita yang tercermin atau terlontar kepada pihak lain, hanyalah merupakan kebenaran sejati yang sudah melewati Filter Rasa, layaknya santan kelapa yang sudah tidak ada ampasnya.

Dan muara akhirnya jangan sampai hidup kita di atas dunia ini sama sekali tidak bermakna, sehingga oleh leluhur tanah Jawa dikiaskan: isih aji godhong jati aking, yang arti harfiahnya masih lebih bermakna daun jati kering. Betapa rendahnya martabat manusia bila demikian adanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun