Mohon tunggu...
Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Mohon Tunggu... Apoteker - Pensiunan Pegawai Negeri Sipil

Lahir di Metro Lampung. Pendidikan terakhir, lulus Sarjana dan Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gelas Kosong 2

29 Maret 2021   11:31 Diperbarui: 29 Maret 2021   12:03 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sejalan dengan alur pikir tersebut manakala kita ingin membangun suatu bangunan yang kokoh, besar, dan megah bersifat batiniyah sudah barang tentu wajib dipersiapkan pondasi diri yang kuat, dan kokoh juga. Atau dengan kata lain, Nabi memerintahkan kepada kita sebagai panganut Islam untuk membangun pondasi diri yang kuat, dan kokoh bila ingin menegakkan si'ar Islam diatas dunia ini.

Atas dasar pemahaman tersebut bila kita ingin membangun akhlak mulia, dan budi pekerti luhur hendaklah sabda Nabi ini dilaksanakan dengan baik, dan benar demi terbangunnya pondasi diri yang kuat, dan kokoh. Kemudian diatas pondasi yang telah dipersiapkan dengan kuat, dan kokoh ini dibangun bangunan besar, dan megah berupa si'ar Islam berdasarkan Al Qur'an yang telah kita posisikan sebagai pedoman hidup bagi para penganut Islam. Sedangkan bagi sahabatku non muslim, silahkan menggunakan firman Allah yang sesuai.

Kepada saudara -- saudaraku yang berprofesi sebagai penyampai risalah apapun predikatnya, apakah dengan sebutan: kiai, ustadz, ulama, imam, imam besar, pemuka agama, dan sebutan lainnya agar dapat menegakkan si'ar Islam dengan baik, dan benar di muka bumi ini sebaiknya membangun pondasi diri yang kuat, dan kokoh dalam dirinya dahulu sebelum menyampaikan risalah kepada pihak lain. Karena siapapun orangnya yang telah mampu berdiri diatas pondasi diri yang kuat, dan kokoh ini berarti menunjukkan bahwa orang -- orang tersebut telah mengerti akan hakekat  beragama, yaitu untuk membangun manusia agar menjadi insan yang berakhlak mulia, dan berbudi pekerti luhur.

Bila penyampai risalah, menyampaikan risalah tetapi belum ditopang pondasi diri yang kuat, dan  kokoh disamping merugikan diri sendiri juga menjerumuskan orang lain yang sudah terlanjur mempercayai, bahwa apa yang dikatakan penyampai risalah adalah benar adanya. Apa ganjaran, atau hadiah, atau gift, atau pahala yang akan diterima penyampai risalah, bila apa -- apa yang disampaikan tidak sesuai dengan perintah, dan petunjuk Allah ( Al Qur'an ) atau firman Allah. Silahkan dikaji sendiri melalui roso pangroso ayat -- ayat Al Qur'an berikut.

Surat Al Baqarah ayat 39. Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

Surat Al Baqarah ayat 174. Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, yaitu Al Kitab dan menjualnya dengan harga yang sedikit (murah), mereka itu sebenarnya tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan api, dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat pedih.

Bila hal - hal tersebut telah dipahami maknanya, dan dilaksanakan atau diamalkan sesuai perintah, dan petunjuk-Nya, mudah-mudahan akhlak manusia akan terbangun sesuai dengan kehendak-Nya. Sehingga pada gilirannya nanti akan terwujud generasi penerus bangsa yang berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, dan inilah wujud generasi penerus bangsa yang memiliki pribadi tangguh.

Untuk mengetahuinya, mari kita simak bersama uraian selanjutnya. Dengan syarat: menurunkan ego, menge-depankan akal, mengesampingkan hawa nafsu, jujur, dan berani mengakui kesalahan diri kita sendiri. Dengan demikian seolah -- olah kita mempersiapkan diri layaknya Gelas Kosong untuk mewadahi kebenaran sejati, bila kita memang berniat ingin memperbaiki diri.

Untuk menyegarkan ingatan, mari kita simak ulang kisah diciptakannya manusia setelah Nabi Adam, As. Kalau saat penciptaan manusia pertama menggunakan tanah secara langsung, tetapi pada penciptaan manusia setelah Nabi Adam As. dikisahkan menggunakan tanah secara tidak langsung. Artinya, manusia dilahirkan melalui perantaraan orang tua yang terdiri dari seorang perempuan  (ibu), dan seorang laki -- laki (bapak).

Manusia dapat bertahan hidup diatas dunia ini, karena mendapat asupan berupa makanan yang berasal dari tanah. Atau memakan saripatinya tanah yang  berupa hasil bumi baik dari hasil tanam tumbuh, maupun dari binatang. Dari saripati makanan yang dimakan sehari -- hari, menghasilkan air mani. Air mani yang terdapat dalam diri seorang perempuan, disebut sel telur atau ovum. Sedangkan yang terdapat dalam diri seorang laki - laki berupa benih laki -- laki, disebut sperma. Sebagaimana difirmankan dalam Al Qur'an surat Al Mukminuun.

Untuk mempermudah pengajian kita, mari dikaji surat Al Mukminuun yang sudah diterjemahkan dari bahasa Arab kedalam bahasa Indonesia. Apakah dengan membacanya dari bahasa Arab, kemudian menterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia kita sudah mendapat pahala? Tentunya ya belum mendapat, karena perintahnya saja belum dilaksanakan. Untuk itu mari kita laksanakan perintah Nabi tersebut, dengan meningkatkan pengajian kita melalui roso pangroso tentang perjalanan kejadian manusia sebagai berikut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun