Mohon tunggu...
Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Mohon Tunggu... Apoteker - Pensiunan Pegawai Negeri Sipil

Lahir di Metro Lampung. Pendidikan terakhir, lulus Sarjana dan Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keunikan Al Quran

14 Januari 2021   08:58 Diperbarui: 14 Januari 2021   10:36 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Surat Al Mukmin ayat 27. Dan Musa berkata : sesungguhnya aku berlindung kepada Tuhanku dan Tuhanmu dari setiap orang yang menyombongkan diri yang tidak beriman kepada hari berhisab.

Mengapa dikatakan Tuhanku dan Tuhanmu? Ya karena memang sesungguhnya Tuhan itu satu, dan demikian juga agama, sesungguhnya juga satu. Surat Al Anbiyaa' ayat 92. Sesungguhnya ( agama tauhid ) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku.

Lalu bagaimana. Kok bisa ada agama ini, agama itu. Kitab ini, kitab itu dan lain-lain? Begitu itulah, yang namanya manusia. Manusia itu kedunungan atau ketempatan hawa nafsu, sehingga agar kelompok yang satu kelihatan lebih bergengsi, dan atau lebih kuat pengaruhnya dimata kelompok yang lain, aturan yang ada disiasati demi kepentingan kelompoknya.

Surat Al Anbiyaa' 93. Dan mereka telah memotong -- motong urusan ( agama ) mereka diantara mereka. Kepada Kamilah masing -- masing golongan itu akan kembali.

Begitulah gambaran akhlak manusia, di zaman kenabian dahulu. Apakah akhlak yang demikian, merupakan akhlak yang mulia? Ee tak tahunya, terjadi juga di zaman sekarang. Aturan disiasati, dengan istilah kerennya diamandemen. Sedemikian rupa sehingga bukannya aturan diacu oleh orang yang akan melaksanakan, tetapi justru aturan yang ada dijungkir balikkan, disesuaikan dengan keinginan manusia yang akan melaksanakannya. Inilah nafsu yang dikedepankan. Kalau hal seperti ini yang diteruskan, artinya wadag berada di zaman milenial atau di zaman now, tetapi pola pikir masih pola pikir orang di Zaman jahiliah.

Inilah gambaran manusia yang mengedepankan merasa bisa, yang hakekatnya berjalan dibawah kendali hawa nafsu. Sehingga Allah, dan agama hanya dijadikan sebatas tameng belaka untuk mencapai ambisinya. Tanpa ada rasa malu terhadap diri sendiri, apalagi takut kepada Allah yang menciptakan.

Kalau zaman sekarang, bila ada perselisihan diantara kelompok manusia, Allah sudah tidak akan menurunkan wahyu lagi, untuk mengatasi perselisihan dimaksud. Karena wahyu terakhir, telah disampaikan kepada nabi terakhir yaitu nabi Muhammad SAW. Dan kita tinggal mengacunya saja, berbeda dengan di zaman kenabian dahulu. Kalau di zaman kenabian dahulu, setiap ada perselisihan antar kelompok manusia, langsung ada wahyu Allah melalui nabi untuk mengatasinya.

Surat Al Anbiyaa' ayat 93. Dan mereka telah memotong -- motong urusan ( agama) mereka diantara mereka,...... ................. Kemudian ada wahyu Allah, untuk menyelesaikan masalah tersebut. Surat Al Maa-idah ayat 48. 

Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab -- kitab ( yang diturunkan sebelumnya ) dan batu ujian terhadap kitab -- kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap -- tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat ( saja ), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba -- lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.  

Dari surat tersebut hendaklah, kita dapat memahami. Di kala nabi Musa As. dahulu, aturan yang berlaku untuk mengatur umatnya tercakup dalam kitab Taurat. Yang sekaligus membenarkan aturan yang ada dalam kitab - kitab sebelumnya.  

Kemudian sampai pada masa nabi Daud As. maka aturan yang berlaku untuk mengatur umatnya, tercakup dalam kitab Zabur. Yang sekaligus membenarkan, aturan yang ada dalam kitab - kitab sebelumnya. Kemudian sampai pada masa nabi Isa As. maka aturan yang berlaku untuk mengatur umatnya, tercakup dalam kitab Injil. Yang sekaligus membenarkan aturan, yang ada dalam kitab - kitab sebelumnya. Dan akhirnya sampailah pada masa nabi Muhammad SAW. maka aturan yang berlaku untuk mengatur umatnya tercakup dalam kitab Al Qur'an. Yang sekaligus membenarkan, aturan yang ada dalam kitab -- kitab sebelumnya.                         

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun