Mohon tunggu...
Muhamad Jusuf Bayu Negoro
Muhamad Jusuf Bayu Negoro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Siber Asia

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Gotong Royong", Obat Mujarab Covid-19

27 Juli 2021   06:00 Diperbarui: 27 Juli 2021   10:15 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/02/17/durasi-bermedia-sosial-masyarakat-indonesia-semakin-lama-pada-2020

PENDAHULUAN

Awal tahun 2019, Indonesia menjadi salah satu diantara banyak negara di dunia yang terpapar COVID-19 atau Coronavirus Disease 2019. Virus COVID-19 berawal dari kota di China yang bernama Wuhan, yang kemudian menyebar ke seluruh penjuru dunia. Tidak membutuhkan waktu yang lama, penyebaran virus ini mematikan sektor-sektor di suatu negara. Sektor dalam ekonomi, pendidikan, sosial, politik, dan bahkan kegiatan-kegiatan keagamaan pun mengalami dampak yang sangat signifikan. 

Banyak perusahaan-perusahaan besar gulung tikar, meningkatnya pengangguran, stigma negatif yang menyebar seiring arus informasi yang luar biasa cepat, sekolah-sekolah ditutup dan kegiatan politik pun seakan berhenti sejenak karena pemerintah disibukkan oleh COVID-19. Data terbaru per 6 Juli 2021, kasus di Indonesia telah mencapai positif 2.417.788 orang, sembuh 1.994.573, dan meninggal 63.760. Data tersebut menunjukkan bahwa dampak yang disebabkan oleh COVID-19 sangatlah besar terhadap keberlangsungan hidup manusia. 

Peristiwa ini memaksa manusia untuk bertahan sekaligus berjuang untuk melanjutkan hidup dengan gaya hidup yang tentu berbeda dari sebelumnya. Menjaga jarak, memakai masker, menghindari kerumunan dan mencuci tangan menjadi salah satu yang harus dilaksanakan sebagai konsekuensi agar bisa bertahan sekaligus berjuang. Program tersebut, disosialisasikan secara terus-menerus oleh berbagai pemangku kepentingan sebagai salah satu upaya memutus rantai penyebaran COVID-19 secara efektif. 

 

SOCIAL CAPITAL "GOTONG ROYONG"

Indonesia saat ini memiliki jumlah penduduk sebanyak 270,2 juta jiwa atau 3,49% dari total populasi dunia. Hasil ini berdasarkan pada data sensus penduduk yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik periode 2020 [https://sensus.bps.go.id/main/index/sp2020]. Indonesia berada di peringkat keempat negara berpenduduk terbanyak di dunia setelah Tiongkok (1,42 miliar jiwa), India (1,37 miliar jiwa), dan Amerika Serikat (328 juta jiwa). Hal ini menjadikan Indonesia menjadi salah satu negara yang paling cepat penyebaran COVID-19 di antara negara-negara ASEAN. Pola hidup juga menjadi salah satu penyebab terjadinya lonjakan kasus COVID-19 yang cukup signifikan di setiap harinya.

Istilah "Lockdown" menjadi salah satu yang cukup familiar di kalangan masyarakat selama wabah COVID-19 sejak awal tahun 2019. Penerapan lock down diselenggarakan di berbagai provinsi di Indonesia secara bertahap, meskipun pada praktiknya penerapan lockdown seolah-olah dilakukan dengan setengah hati. 

Penerapan lockdown "setengah hati" ini bukan tanpa sebab, melainkan dikarenakan pemerintah belum bisa memenuhi kebutuhan 100% penduduknya selama masa pandemi. 

Belum lagi kasus korupsi dana bansos menjadi suatu guncangan yang semakin memperburuk keadaan. Dalam keadaan ini, tentu reaktualisasi social capital sangat urgen untuk segera dilakukan mengingat wabah COVID-19 tidak serta merta hanya bisa diobati dengan obat generik, namun juga perlu adanya ikatan sosial yang kuat untuk saling memantik imunitas fisik dan psikis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun