Sesungguhnya kami akan menurunkan perkataan yang berat kepadamu (Muzammil, ayat 5)
Aslinya, ayat ini diberikan kepada Muhammad Rasul Allah untuk bangun dan shalat malam. Kemudian membaca Al-quran. Agar apa? agar jiwa Muhammad tenang, agar jiwanya kuat. Karena Allah akan memberikan tugas yang berat kepadanya: menjadi nabi dan utusan Allah.
Bagaimana jika dikaitkan dengan konteks kepenulisan?
Ayat ini mengingatkan kita yang ingin menjadi penulis, bahwa menghasilkan karya itu berat. Ia harus dipertanggung jawabkan, ia harus ciamik dan menggerakkan siapa saja yang membacanya kepada kebaikan. Bukan sebaliknya.
Dan untuk mencapai itu semuanya, maka seorang yang ingin menjadi penulis harus bangun dan membuang selimut kemalasannya. Ia harus mengingat Allah ketika menghasilkan karyanya. Ia juga harus banyak membaca dan belajar.
Jika semua itu dilakukan, maka kemudian, mudah saja semuanya dilaksanakan.
Sungguh, bangun malam itu lebih kuat (mengisi jiwa), dan (bacaan di waktu itu) lebih berkesan (Muzammil, ayat 6)
Ayat ini menerangkan bahwa malam hari adalah waktu yang baik untuk beribadah kepada Allah. Bahwa malam hari juga, adalah waktu yang tepat untuk menulis. Di malam hari, suasana lebih tenang, orang-orang rumah sudah lelap, tetangga tidak berisik, dan sebagainya.
Malam hari adalah waktu yang tepat untuk menghasilkan sebuah karya yang menggugah. Malam hari itu bisa setelah shalat Isya, setelah tengah malam, atau sebelum shubuh. Disesuaikan saja dengan kebiasaan masing-masing.
Mengapa kita harus menulis malam hari? Ayat berikutnya menjelaskan...
Sesungguhnya pada siang hari, engkau akan sangat sibuk pada urusan-urusan yang panjang (Muzammil, ayat 7)