Sisanya?
Kembali berselimut malas dan enggan menerapkan semua ilmu yang pernah didapatkan.
Di ujung ayat keempat tadi berbunyi: “...dan bacalah (Al-quran) dengan perlahan-lahan..”
Disitu, Allah meminta kepada orang yang serius menulis untuk juga membaca pelan-pelan. Beli beberapa buku yang baik dan kemudian baca perlahan. Simak bagaimana konflik yang dibangun oleh penulis, pelajari bagaimana diksi yang digunakan, dan sebagainya.
Membaca juga berarti belajar.
Seorang yang katanya ingin menjadi penulis adalah mereka yang seharusnya tidak pernah lelah belajar dan memperbaiki diri. Tidak cepat puas dan kemudian berhenti. Mereka akan senang sekali mempelajari hal-hal baru.
Mereka sibuk melakukan riset, membaca ini dan itu, hanya untuk membuat tulisan yang hidup dan tidak asal-asalan.
Ketika akan menuliskan novel berlatar Papua, misalnya, maka mereka kemudian membaca semua literatur tentang daerah itu. Mempelajari budayanya, bahasanya, makanan yang umum disana, atau apasaja.
Itu semua adalah membaca, itu semua adalah belajar.
Dan ayat keempat pada surat Muzammil tadi, menganjurkan dengan gamblang sekali.