Mohon tunggu...
Bang Syaiha
Bang Syaiha Mohon Tunggu... Guru | Penulis | Blogger | Writer | Trainer -

www.bangsyaiha.com | https://www.facebook.com/bangsyaiha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Opini Saya terhadap Indonesia yang Sedang Darurat Pelecehan Seksual

17 Mei 2016   10:15 Diperbarui: 17 Mei 2016   10:27 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Benar, beberapa memang diblokir. Tapi, dari banyak artikel di forum dan situs-situs lain yang pernah saya singgahi, kabarnya blokiran itu bisa dibuka dengan mekanisme tertentu. Entahlah bagaimana caranya. 

Bahkan, ketika saya menuliskan postingan ini, sambil buka-buka berita terkait, saya menemukan kenyataan bahwa twitter juga merupakan penyumbang konten porno yang mengerikan (lihat disini TULISANNYA) 

Maka boleh jadi, generasi kita mungkin memang tidak membuka situs porno (karena sudah diblokir), tapi jika mereka aktif di twitter, kita perlu waspada juga. Twitter adalah pintu menuju kesana. 

Saran saya, blokir akun twitter yang berbau pornografi dan prostitusi. 

Kita harus menyelamatkan generasi kita dari pornografi. Apapun caranya, maka kerjakan. Kalau memang harus diblokir, ya blokir saja. Jadilah seperti negara-negara yang berani memblok beberapa sosial media karena memang mengganggu keamanan dan masa depan. 

Kedua, selain kontribusi pemerintah dengan melakukan blok kepada beberapa situs, keluarga juga harus melakukan peran yang sangat krusial. Apa itu? 

Batasi anak bermain gadget sejak dini! Jauh lebih baik membiarkan anak bermain tanah sejak kecil, berjalan-jalan di taman, atau melakukan aktivitas fisik lainnya di luar. Jauhi juga televisi yang tontonannya sudah sangat-sangat tidak mendidik. 

Bagaimana caranya? Tentu saja dengan tidak memberi mereka contoh ke arah sana. 

Misalnya, ketika sedang di rumah dan anak masih aktif, maka simpan gadget kita dan keluar rumahlah bersama mereka. Temani mereka mengobrol dan bercerita. Beri contoh juga bagaimana membaca. 

Kita bukan membuatnya terisolir dari dunia maya. Nanti, kalau masa dan usianya sudah tepat, baru kita kenalkan gadget dan ponsel pintar. Agar ia bisa bijak menggunakannya.

Nah, yang jadi masalah sekarang kan, banyak orang tua yang sibuk bekerja lalu memberikan gadget kepada putra-putrinya. Udah gitu, mereka lupa mengawasi apa saja yang diakses oleh si buah hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun