Mohon tunggu...
Bang Syaiha
Bang Syaiha Mohon Tunggu... Guru | Penulis | Blogger | Writer | Trainer -

www.bangsyaiha.com | https://www.facebook.com/bangsyaiha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Opini Saya terhadap Indonesia yang Sedang Darurat Pelecehan Seksual

17 Mei 2016   10:15 Diperbarui: 17 Mei 2016   10:27 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana bisa, anak kelas 3 SD memperkosa teman sepermainannya yang masih TK? Padahal, ketika saya kelas 3 SD dulu, di benak saya nggak pernah ada hal-hal yang berbau demikian. Di usia yang masih segitu, saya masih senang main kelereng, gobag sodor, atau permainan lain yang menggairahkan. Berkumpul bersama teman-teman di lapangan. 

Lalu apa yang ada di benak lelaki pembunuh yang memperkosa bocah 2,5 tahun? Apalagi ketika dia bilang, "Saya terangsang ketika melihat wajahnya yang menggemaskan dan kulitnya yang putih dan halus." 

Gila. Cuma karena begitu saja sampai tega memperkosa bayi hingga meninggal! Cacat tuh otaknya!

Yang teranyar, pembunuh Eno adalah lelaki yang masih siswa sebuah SMP. Hancur sekali generasi kita! Semuda itu bisa melakukan hal-hal gila dan di luar nalar. 

Nah, karena begitu intensnya berita-berita demikian, saya jadi teringat beberapa hal: 

Pertama, almarhum KH. Zainuddin, MZ, pada sebuah ceramahnya pernah bilang, bahwa "untuk menghancurkan sebuah bangsa tanpa perang, maka cukup rusak saja generasi mudanya. Mereka adalah calon pemimpin masa depan, maka jika sejak dini sudah dirusak, nanti mereka akan menjadi lemah dengan sendirinya."

Mengapa bocah kelas tiga SD dan remaja SMP sampai tega memperkosa dan membunuh? 

Alasan paling logis tentu saja karena mereka pernah menyaksikan hal serupa: adegan hubungan badan dua insan berbeda jenis. 

Darimana? 

Tentu saja dari banyak tontonan: sinetron-sinetron di televisi, DVD-DVD porno, dan yang paling masif, tentu saja adalah dari internet. Baik di warnet atau dari telepon genggam masing-masing. 

"Tapi, bukannya situs porno sudah diblokir, Bang Syaiha?" 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun