Mohon tunggu...
Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Mohon Tunggu... Apoteker - Sarjana, Apoteker

Pendidikan terakhir, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta: Sarjana lulus November 1975, Apoteker lulus Maret 1977. Profesi Apoteker, dengan nama Apotek Sido Waras, sampai sekarang. Pensiunan Pegawai Negeri Sipil tahun 2003, dengan jabatan terakhir Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Lampung Timur. Dosen Jurusan Farmasi, Fakultas MIPA Universitas Tulang Bawang Bandar Lampung, Januari 2005 sampai dengan Desember 2015.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Fondasi Diri Terbangun

15 September 2020   08:34 Diperbarui: 15 September 2020   08:44 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Adapun kesamaan dengan matahari, bulan juga menerangi jagad raya seisinya tanpa membeda - bedakan satu sama lainnya. Apakah itu berupa: daratan, hutan, manusia, binatang, tumbuhan, gunung, bebatuan, lautan, padang pasir, lembah dan ngarai, dan lain - lain, kesemuanya akan diterangi oleh cahayanya. Menerangi jagad raya seisinya di malam hari, tanpa efek panas yang ditimbulkannya. 

Artinya, manusia hendaklah memiliki sifat atau wataknya bulan, dapat memberikan nasehat, atau solusi, atau jalan keluar, kepada sesama, yang sedang mengalami kesulitan, atau mendapat musibah, dengan sabar dan ikhlas, tanpa pamrih. Layaknya sifat bulan, semua yang ada di jagad raya seisinya termasuk diri manusia ini akan diterangi dengan cahayanya, tanpa hawa panas dan tidak pilih kasih.

5). Kartiko ( Bintang ). Sesungguhnya bintang itu bersinar abadi, baik di siang maupun di malam hari. Tetapi di siang hari, bintang tidak kelihatan karena sinarnya di kalahkan dengan besarnya sinar matahari. Namun bila di malam hari bintang tetap kelihatan sinarnya, meskipun ada cahaya bulan purnama sekalipun. 

Artinya, manusia hendaklah memiliki sifat atau karakter atau watak, atau pribadi yang tangguh. Yang benar dikatakan benar, dan yang salah dikatakan salah. Tidak mudah  terpengaruh dengan iming -- iming kebendaan, seberapapun besar nilainya. Tidak mudah terpengaruh, apakah itu orang lain atau saudaranya. Tidak mudah terpengaruh, apakah itu se keyakinan atau se agama atau se golongan, atau se kelompok atau tidak. Singkat ceritanya, seseorang yang sudah tidak mudah terpengaruh oleh harta, tahta dan wanita, ibaratnya.

Atau dengan kata lain, pengaruh negative berhembus keras, bila diibaratkan sungai airnya mengalir sangat deras, tetapi seseorang tetap harus dapat menyeberanginya. Dengan menggunakan akal sehatnya, orang tadi lalu menyeberang dengan mengikuti aliran arus, namun tetap harus sampai di seberang sungai. 

Istilah Jawa mengatakan, orang yang menyeberang tadi diistilahkan ngeli ning ora keli katut ilining banyu. Yang arti harfiahnya, orang tadi menghanyutkan diri dalam arus deras, tetapi tidak hanyut dan yang akhirnya sampai ke seberang sungai. Disamping itu, manusia hendaklah dapat menjadi tuntunan bagi sesama, baik dalam bertingkah laku, berbuat dan bertutur kata dalam kesehariannya. Juga hendaklah dapat memberi petunjuk bagi yang memerlukan, dan tidak harus ikut -- ikutan orang lain, tanpa dinalar sebelumnya.

6). Samodro ( Samudera ). Kita semua tentunya sudah tidak asing lagi dengan samudera atau laut, mengingat negara kita 2/3 bagian terdiri dari laut. Samudera dapat menerima apapun benda yang dilemparkan kedalamnya, tanpa pilih -- pilih benda semuanya dapat diterima, tidak ada satupun jenis benda yang ditolak. 

Sebesar apapun bendanya, seperti apapun bentuknya, serta apapun jenis benda yang dilemparkan kedalam samudera, air samudera bergolak sesaat. Kemudian permukaan air samudera tenang, dan yang akhirnya rata kembali permukaannya. Permukaan air tidak lalu menjadi benjol - benjol, sesuai besarnya benda yang dilemparkan ke dalamnya. Permukaan air tidak lalu menyerupai bentuk benda yang dilemparkan ke dalamnya. Air tidak lalu menyerupai jenis benda, yang dilemparkan ke dalamnya. 

Artinya, manusia hendaklah memiliki karakter atau sifat atau watak adil, dan dapat berlaku adil kepada siapapun, layaknya watak Samudera. Tanpa melihat, bangsa dan suku bangsanya. Tanpa melihat, warna kulit dan bahasanya. Tanpa melihat, apa kelompok dan golongannya. Dan tanpa melihat, apa agama atau keyakinannya, semuanya mendapat perlakuan yang sama, atau perlakuan yang adil. 

7). Angkoso ( Angkasa ). Angkasa tak ubahnya seperti sebuah ruangan sangat besar yang dapat mewadahi semua ciptaan Allah, baik berupa benda hidup maupun benda mati. Benda hidup dapat berupa: manusia, binatang dan tumbuh -- tumbuhan, dan lain sebagainya. Benda mati dapat berupa: daratan, hutan,  gunung, batu, sungai, samudera, dan lain sebagainya. 

Apapun benda yang ada, dapat terwadahi didalamnya tanpa merasa sesak atau pengap dibuatnya. Apapun situasi dan kondisi yang ada, diwadahinya tanpa keluhan. Tercium bau harum  diwadahi, muncul bau busuk sekalipun tetap diwadahi, tidak pernah mengeluh, kemudian dinetralisasikan. Demikian juga terjadinya banjir akibat hujanpun, tetap diwadahi tanpa keluhan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun