Mohon tunggu...
Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Mohon Tunggu... Apoteker - Sarjana, Apoteker

Pendidikan terakhir, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta: Sarjana lulus November 1975, Apoteker lulus Maret 1977. Profesi Apoteker, dengan nama Apotek Sido Waras, sampai sekarang. Pensiunan Pegawai Negeri Sipil tahun 2003, dengan jabatan terakhir Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Lampung Timur. Dosen Jurusan Farmasi, Fakultas MIPA Universitas Tulang Bawang Bandar Lampung, Januari 2005 sampai dengan Desember 2015.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Fondasi Diri Terbangun

15 September 2020   08:34 Diperbarui: 15 September 2020   08:44 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Artinya, manusia hendaklah memiliki watak, atau karakter atau sifat, yang  dapat menerima segala macam kesulitan, penderitaan dan kesempitan dengan sabar dan ikhlas, layaknya sifat angkasa. Kemudian mencari jalan keluar terbaik, tanpa harus mencederai atau menyalahkan pihak lain. Atau dengan kata lain, manusia hendaklah lapang dada atau legowo. Dapat menerima masukan atau kritikan dari pihak lain, apakah itu hal baik atau hal buruk, lalu mengembalikannya dalam bentuk yang menyenangkan dan melegakan.  

8). Dahono ( Api ). Kita semua tentunya sudah tidak asing lagi dengan apa yang dinamakan api, dan bahkan sudah menggunakannya untuk berbagai keperluan. Saat api masih kecil, dapat dikendalikan dan dapat menjadi teman. Sangat bermanfaat buat kita, dapat untuk penerangan, dapat untuk memasak, dan lain-lain keperluan. Tetapi bila api sudah membesar dan tidak dapat dikendalikan, sangat berbahaya dan dapat menjadi musuh. Karena apapun jenis benda yang ada disekitarnya, tanpa pandang bulu tentu akan luluh lantak dibuatnya.  

Artinya, manusia hendaklah memiliki karakter, atau sifat atau watak layaknya api. Sehingga dituntut agar dapat memperlakukan sama, kepada siapapun. Apakah dia orang lain, saudara atau bahkan keluarga dekat sekalipun, kalau memang bersalah ya harus disalahkan, dan dihukum sesuai dengan kesalahannya. Selanjutnya dibimbing dan dibina agar menyadari kesalahannya, sehingga akhirnya tidak mengulangi kembali perbuatan tercelanya.                                                     

Demikian yang sering penulis ceritakan, kepada adik menjelang tidur. Dengan harapan, agar adik dapat menjadi anak yang baik, pandai dan tabah dalam menghadapi cobaan hidup. Sehingga nantinya menjadi anak yang berguna bagi nusa dan bangsa, serta berbakti kepada orang tua. Mudah -- mudahan sekelumit cerita ini dapat  menginspirasi adik, dalam menyeimbangkan kebutuhan batiniyah dan lahiriyahnya. Syukur bila cerita yang sesungguhnya tertuju kepada adik penulis, dapat menginspirasi anak -- cucu penerus bangsa dalam arti luas, sehingga sekaligus kita dapat menjawab kata-kata bijak bahwa untuk menggapai suatu sasaran, apapun itu: not depend on the gun, but depend on man behind the gun. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun