Mohon tunggu...
Bang Pilot
Bang Pilot Mohon Tunggu... Konsultan - Petani, penangkar benih tanaman, konsultan pertanian.

Nama asli : Muhammad Isnaini. Tinggal di Batu Bara, Sumut. Hp/wa.0813 7000 8997. Petani dan penangkar bibit tanaman. Juga menjadi konsultan pertanian lahan gambut. Pemilik blog : http://bibitsawitkaret.blogspot.com/ . Menulis apa saja yang bisa bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Cara Menanam Singkong di Lahan Gambut dan Tinjauan Hasil Sampingannya

27 Juni 2019   13:01 Diperbarui: 29 Juni 2019   18:23 2064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebun singkong - dokpri

Luasan lahan gambut di Indonesia awalnya mencapai 10,8 persen dari luasan seluruh daratan. Atau, saat ini, sekitar 24 juta hektar. Karena itu, lahan ini cukup potensial untuk dikembangkan menjadi kawasan budidaya tanaman penghasil pangan. Tentu saja hal itu harus dilakukan dengan memperhatikan berbagai kaidah, seperti kaidah keseimbangan lingkungan hidup dan kelestarian alam.

Gambut sendiri termasuk kepada kawasan lahan yang masih labil dan mudah rusak, sehingga sangat dibutuhkan unsur kehati-hatian dalam penanganannya. Keikut sertaan ahli gambut dan ahli pertanian adalah syarat mutlak di sini. Mengolah gambut secara serampangan hanya akan menghasilkan kegagalan dan menyisakan kerusakan lingkungan. 

Gambut yang dijadikan lahan pertanian pangan hanyalah lahan gambut dengan kedalaman dangkal sampai sedang. Ada pun gambut dalam bisa dipakai sebagai lahan pertanian tanaman tinggi atau tahunan jika lapisan bawahnya adalah tanah liat, bukan pasir, batu atau batubara muda. Dan untuk lahan gambut sangat dalam, sebaiknya dibiarkan sebagai konservator air dan karbon.

Singkong alias ubi kayu alias ketela pohon adalah jenis tanaman yang paling toleran terhadap sifat masam tanah. Karena itu singkong adalah tanaman perintis yang cocok ditanam di lahan gambut. Namun akar tanaman singkong tidak boleh terendam atau kebanjiran. Karena itu lahan gambut yang akan ditanami singkong harus memiliki sistim pengairan atau water management yang baik. 

Water management juga akan mencegah teroksidasinya lapisan ferrum sulfit menjadi ferrum oksida (pirit). Karena lapisan racun besi yang sentiasa basah itu tidak bersinggungan langsung dengan oksigen di udara. Jika lahan dikeringkan, maka dalam waktu 3 tahun proses oksidasi pirit akan sudah mencapai puncaknya. 

Penanaman singkong sebenarnya tidak terlalu beresiko dengan racun pirit, karena biasanya lapisan pirit itu ada di bawah 50 cm atau lebih dari permukaan lahan. Sedangkan kedalaman akar singkong biasanya hanya mencapai 40 cm. Akar singkong, termasuk calon umbinya, galibnya berkembang secara mendatar dan melebar di sekeliling  titik tanam stek. 

Ketinggian air tanah diatur pada level 80 sampai dengan 100 cm dari permukaan lahan. Caranya adalah dengan membuat kanal irigasi berpintu air atau bertanggul. Sehingga pada musim hujan air bisa dialirkan ke sungai atau ke laut, dan di musim kemarau ketinggian air tetap bisa dipertahankan agar tanaman singkong tidak kekurangan air lalu menderita.

Singkong juga termasuk salah satu tanaman pembenah lahan gambut secara biologis. Karena akar singkong dapat membantu mengikat nitrogen dan menjadi media perkembang biakan mikroorganisme pengurai bahan organic gambut. Karena itulah biasanya lahan gambut yang sudah pernah ditanami dengan singkong sebanyak tiga kali atau tiga musim, dapat ditanami dengan palawija berakar dangkal lainnya, semisal jagung dan kacang-kacangan.

Singkong adalah tanaman yang termasuk sangat mudah untuk dikembangkan. Karena bibitnya mudah didapat, murah, tahan lama, mudah diangkut, dan mudah tumbuh jika sudah ditanam. Singkong tidak meminta persyaratan tanah yang ketat. Namun tentu saja semakin sesuai jenis tanah, dan semakin subur tanah, maka hasil yang didapat juga akan semakin besar. Jenis tanah terbaik untuk penanaman singkong adalah tanah jenis lempung berpasir dengan ph 5,5 sd 7.

Biasanya orang menanam singkong di bulan Oktober, yakni di awal musim penghujan. Karena tanaman muda singkong membutuhkan banyak air. Dan setelah musim hujan berlalu, pada umur 5 sd 6 bulan, singkong sudah dapat bertahan pada musim kemarau. Namun pada daerah yang curah hujannya merata sepanjang tahun, atau pada lahan gambut yang sentiasa lembab, maka penanaman singkong dapat dilakukan kapan saja.  

Keuntungan menanam singkong yang lain adalah tanaman ini relative tidak banyak hama dan penyakitnya, cepat panennya, mudah menjual hasilnya, serta dapat juga dikonsumsi sendiri dalam berbagai produk olahan makanan.

Di pabrik singkong, selain tapioca juga dihasilkan onggok, berupa ampas hasil perasan singkong yang diambil patinya. Onggok dikeringkan lalu dijual ke pabrik pakan ternak, bahan obat nyamuk bakar, bahan lem kertas, campuran kecap, dll. Ada juga yang mengolahnya menjadi bahan makanan manusia. Hasil yang lain adalah kulit dalam singkong, yang juga dipakai sebagai bahan pakan ternak, bahan pupuk kompos dan bahan makanan. 

Sedangkan kulit ari singkong dibakar untuk membuat arang aktif. Air limbah pengolahan singkong dapat diolah untuk menghasilkan gas metana yang apabila dibakar akan menghasilkan energy, yang jumlah hasilnya pada kapasitas pabrik 100 ton tapioca per hari adalah energy setara dengan 8,842 liter solar atau setara dengan 12,5 ton batubara, sehingga pabrik tapioca dapat dirancang mandiri energy bahkan surplus. 

Konsep zero waste, water recycle management dan mandiri energy ini sudah diterapkan pada pabrik tapioca milik PT. Sei Balai Green Energi, berlokasi di dekat rumah penulis. Pabrik itu dirancang berkapasitas 850 ton singkong per hari, milik warga Negara Belanda.

Kadar pati singkong sendiri bervariasi, antara 21 hingga 32 persen berbanding singkong segar. Hal ini dipengaruhi oleh kesuburan lahan, utamanya ketersediaan unsur phosphate dan kalium.

Berikut kami sajikan langkah-langkah budidaya singkong di lahan gambut.

Buat irigasi agar tinggi muka air tanah adalah antara 80 sd 100 cm dari permukaan tanah.

Bersihkan lahan dari semak belukar dan gulma. Belukar tebasan ditumpuk di antara lahan sedangkan gulma disemprot dengan herbisida sesuai dengan jenis gulma.

Taburkan 1,5 ton dolomit mesh 60 untuk setiap hektar lahan. Penaburan selanjutnya pada bulan ke 2, ke 4 dan ke 6, masing-masing 500 kg. Sehingga penggunaan dolomit adalah sebanyak 3 ton.

21 hari kemudian, semprot lahan dengan EM4 dosis 2 persen. EM4 dapat diperbanyak jika dibutuhkan. Penyemprotan selanjutnya dilakukan setiap bulan sampai bulan keenam.

14 hari kemudian tanam bibit singkong dengan jarak tanam 80x100 cm. Stek singkong dipilih yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda, masih segar, matanya rapat, diameternya 2 sd 3 cm dan panjangnya 25 cm. Stek sebaiknya belum tumbuh mata tunasnya dan belum berakar. Stek ditanamkan sedalam sekira 10 sd 12 cm. Penanaman singkong pada lahan gambut bisa dilakukan dengan sistim tanpa olah tanah karena gambut adalah lahan yang sudah cukup gembur. Jumlah tanaman 12.500 batang.

14 hari kemudian dilakukan penyisipan pada bibit yang tidak berhasil hidup dan pada bibit yang tunasnya terlalu kurus atau cacat.  

Pemupukan 200 kg TSP atau 300 kg SP36. Artinya tiap tanaman mendapat 16 gram TSP atau 24 gram SP36. Pemupukan dengan phosphate ini hanya sekali per musim tanam. Pupuk ditabur merata sekeliling piringan tanaman. Dimulai dari 5 cm dari titik tanam stek hingga 40 cm ke arah luar secara melingkar.

21 hari kemudian aplikasi pupuk urea 50 kg dan pupuk kcl 50 kg.  Artinya, setiap tanaman mendapatkan urea 4 gram dan kcl 4 gram. Urea ditabur di larikan sebelah kiri dan KCL di sebelah kanan. Dalam SOP pemupukan, urea dan KCL sebaiknya tidak bercampur. KCL dan phosphate boleh bercampur.  Urea dan phosphate jangan bercampur. Dan semua pupuk tidak boleh bercampur dengan dolomit. Karena Ca dan MgO bersifat mengikat N, P dan K. Sehingga bulu akar jadi sulit mengasup unsur hara.

Penunasan. Potong dengan gunting tunas-tunas yang tumbuh, tinggalkan satu atau dua tunas yang terbaik. Jika tumbuh 3 atau 4 tunas yang sama baiknya, maka tinggalkan yang tumbuh di bagian tengah stek. Jangan menunas menggunakan tangan saja, karena lahan gambut bersifat gembur lepas, daya ikatnya lemah, akar bisa terganggu.

41 hari kemudian lakukan pengendalian gulma jika ada. Semprot dengan larutan herbisida kontak. Nozel sprayer harus menggunakan parabola plastik agar larutan semprotan lebih terkendali semburannya. Menyemprot sebaiknya dilakukan setelah kering embun, saat cuaca cerah. Penyemprotan bisa dilakukan dengan alat knapsack sprayer, bisa juga dengan mesin yang biasa dipakai untuk mencuci mobil (door smeer). Kami biasa melarutkan 1,5 liter herbisida Herbatop ke dalam satu drum 220 liter air. Panjang selang 150 meter. Dari satu lokasi duduk mesin bisa disemprot 2 ha. Satu ha menghabiskan 2,5 sd 3 drum. Penyemprotan dengan mesin ini prosesnya lebih cepat. Satu ha lahan diselesaikan dalam waktu 1 hari kerja oleh 2 pekerja, atau membutuhkan 2 HOK.   

Aplikasi pupuk urea  dan KCL dengan jumlah dan cara yang sama seperti sebelumnya. Tambahkan pupuk ZA 50 kg. Za boleh dicampur dengan urea. ZA dibutuhkan untuk memberikan asupan unsur sulphur.

60 hari kemudian, aplikasi pupuk urea dan kcl dengan jumlah dan cara yang sama seperti sebelumnya (poin 8). Total jumlah pupuk yang digunakan adalah 200 kg TSP atau 300 kg SP36 plus 150 kg urea, 150 kg KCL dan 50 kg ZA. Jumlah pupuk 550 kg atau 650 kg. Jumlah dolomit 3 ton.  

Apabila ada serangan hama kutu putih atau kutu kebul, terutama pada musim kemarau, maka semprot dengan insektisida Sipermetrin 100SC atau lainnya, dicampur cairan pencuci piring spt Mama Lemon atau Sunlight. Dosis cairan pencuci piring 100 cc per 16 liter air atau satu tanki semprot gendong. Cairan pencuci piring akan memecah pelindung zat kitin dan zat kapur yang dikembangkan oleh hama untuk melindungi dirinya.

Pembumbunan dilakukan pada umur 3 bulan jika dianggap perlu. Misalnya diperkirakan akan terjadi tumbangnya tanaman, terutama pada daerah yang berangin kencang. Pada daerah ini, tunas tanaman hanya disisakan satu saja per tanaman. Tanaman singkong yang tumbang akan menghasilkan umbi yang lebih sedikit.

Panen dilakukan pada umur 7 sd 11 bulan, tergantung tujuan produk. Jika untuk konsumsi, seperti membuat keripik, maka umur panen lebih cepat dibanding untuk membuat tapioka. Pemanenan dilakukan secara manual dengan cara mencabutnya. Bisa juga dengan mesin pemanen singkong, seperti yang sudah dilakukan di negara intensif pertanian seperti di Thailand dan India. Umbi yang tertinggal harus diambil dengan cangkul atau garu. Umbi singkong lalu dipotong menggunakan parang. Bagian yang dipotong adalah bagian akar pangkal umbi. Usahakan agar umbi sesedikit mungkin terluka, karena jika umbi terluka, pembusukan umbi akan berlangsung lebih cepat. Umur singkong segar maksimal 2 hari harus sudah diolah di pabrik.

Jika terjadi stagnasi produksi, misalnya karena pabrik rusak, maka singkong yang sudah terlanjur dipanen dipilih. Yang tidak terluka ditimbun di suatu tempat lalu ditutup dengan tanah setebal sekira 10 cm. Atau dijual ke tempat lain jika transportasi memungkinkan.

Hari ini, tgl. 27 Juni 2019,   harga penerimaan singkong segar di tingkat pabrik di daerah kami, kabupaten Batubara, Sumut, ada di kisaran angka rp.1.100/kg. Harga di tingkat petani rp.850/kg, dengan ketentuan, biaya panen ditanggung pembeli atau agen.

Rafaksi atau potongan kotoran dan air terhadap berat timbang singkong segar, tergantung kepada rendemen; yang dipengaruhi oleh musim saat panen, umur singkong dan jenis singkong. Sebagai contoh : singkong malaysia, musim kemarau, umur di atas 9 bulan, rafaksinya 5%. Singkong lampung 10%. Lalu, singkong malaysia, musim hujan, umur di atas 9 bulan, rafaksi 9%. Singkong lampung 15%. Lalu singkong lampung, musim hujan, umur muda, rafaksinya bisa 50%. Aturan rafaksi dan harga beli singkong segar sangat bervariasi di masing-masing daerah. Di daerah Semarang, rafaksi standar ada di angka 40% sd 50%, tetapi harga selalu di atas rp.2.000/kg.

 Bagi pabrikan tapioka, perhatikan pasar spot produk sampingan pabrik tapioka berikut ini, yang kami ambil dari Sakadoci.com dan sumber lain untuk rilis per Mei 2019 :  

  1. -Onggok basah/gamblong/gaber rp.400/kg.
  2. -Onggok kering asalan rp.1.600/kg.
  3. -Onggok kering spesial rp.1.900/kg.
  4. -Daun singkong kering rp.3.000/kg.
  5. -Ampas kulit singkong rp.700/kg.
  6. -Arang aktiif dari kulit ari singkong rp.6.500/kg.

Saat ini, break event point (BEP) singkong ada di angka 350. Karena harga singkong segar adalah rp.850, maka ada keuntungan petani rp.500/kg.  Dengan asumsi panen 40 ton, maka ada keuntungan rp.20.000.000 per musim tanam.  Hasil ini akan meningkat seiring kelipatan jumlah musim tanam, karena kondisi tanah akan makin baik. Pada musim tanam kedua, target panen sebesar 50 ton dan berikutnya adalah 60 ton. 

Hasil ini akan stagnan terus kecuali ada perlakuan amelioran berupa pupuk kandang. Dengan aplikasi pupuk kandang 20 ton per hektar, petani singkong bisa panen singkong segar sampai dengan 120 ton di lahan mineral. Di lahan gambut mungkin hanya akan mentok di angka 80 sd 90 ton.  Sehingga penanaman singkong di lahan gambut termasuk sangat layak untuk diusahakan. 

Namun ada satu kaidah pertanian yang harus diingat dan diterapkan, yakni : jika bertanam suatu jenis tanaman di suatu lahan yang baru, buatlah dulu dalam skala kecil. Jika gagal, lakukan analisa penyebab kegagalan, lalu carikan solusinya. Jika berhasil, bisa dilanjutkan dalam skala yang lebih luas. Uji coba dalam bentuk demplot, sifatnya wajib bagi pertanian di daerah yang baru. Tantangan terbesar dalam bertanam singkong di lahan gambut adalah tingginya kelembaban tanah. Yang bisa saja menyebabkan pembusukan akar. Dan hal ini harus diantisipasi. 

Selamat mencoba, semoga berhasil.

Maju terus pertanian di Indonesia. Salam hijau lestari..!!

.

Penulis adalah konsultan budidaya aneka tanaman di lahan gambut pada beberapa perusahaan perkebunan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun