Mohon tunggu...
Bang Pilot
Bang Pilot Mohon Tunggu... Konsultan - Petani, penangkar benih tanaman, konsultan pertanian.

Nama asli : Muhammad Isnaini. Tinggal di Batu Bara, Sumut. Hp/wa.0813 7000 8997. Petani dan penangkar bibit tanaman. Juga menjadi konsultan pertanian lahan gambut. Pemilik blog : http://bibitsawitkaret.blogspot.com/ . Menulis apa saja yang bisa bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Cara Menanam Singkong di Lahan Gambut dan Tinjauan Hasil Sampingannya

27 Juni 2019   13:01 Diperbarui: 29 Juni 2019   18:23 2064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebun singkong - dokpri

14 hari kemudian tanam bibit singkong dengan jarak tanam 80x100 cm. Stek singkong dipilih yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda, masih segar, matanya rapat, diameternya 2 sd 3 cm dan panjangnya 25 cm. Stek sebaiknya belum tumbuh mata tunasnya dan belum berakar. Stek ditanamkan sedalam sekira 10 sd 12 cm. Penanaman singkong pada lahan gambut bisa dilakukan dengan sistim tanpa olah tanah karena gambut adalah lahan yang sudah cukup gembur. Jumlah tanaman 12.500 batang.

14 hari kemudian dilakukan penyisipan pada bibit yang tidak berhasil hidup dan pada bibit yang tunasnya terlalu kurus atau cacat.  

Pemupukan 200 kg TSP atau 300 kg SP36. Artinya tiap tanaman mendapat 16 gram TSP atau 24 gram SP36. Pemupukan dengan phosphate ini hanya sekali per musim tanam. Pupuk ditabur merata sekeliling piringan tanaman. Dimulai dari 5 cm dari titik tanam stek hingga 40 cm ke arah luar secara melingkar.

21 hari kemudian aplikasi pupuk urea 50 kg dan pupuk kcl 50 kg.  Artinya, setiap tanaman mendapatkan urea 4 gram dan kcl 4 gram. Urea ditabur di larikan sebelah kiri dan KCL di sebelah kanan. Dalam SOP pemupukan, urea dan KCL sebaiknya tidak bercampur. KCL dan phosphate boleh bercampur.  Urea dan phosphate jangan bercampur. Dan semua pupuk tidak boleh bercampur dengan dolomit. Karena Ca dan MgO bersifat mengikat N, P dan K. Sehingga bulu akar jadi sulit mengasup unsur hara.

Penunasan. Potong dengan gunting tunas-tunas yang tumbuh, tinggalkan satu atau dua tunas yang terbaik. Jika tumbuh 3 atau 4 tunas yang sama baiknya, maka tinggalkan yang tumbuh di bagian tengah stek. Jangan menunas menggunakan tangan saja, karena lahan gambut bersifat gembur lepas, daya ikatnya lemah, akar bisa terganggu.

41 hari kemudian lakukan pengendalian gulma jika ada. Semprot dengan larutan herbisida kontak. Nozel sprayer harus menggunakan parabola plastik agar larutan semprotan lebih terkendali semburannya. Menyemprot sebaiknya dilakukan setelah kering embun, saat cuaca cerah. Penyemprotan bisa dilakukan dengan alat knapsack sprayer, bisa juga dengan mesin yang biasa dipakai untuk mencuci mobil (door smeer). Kami biasa melarutkan 1,5 liter herbisida Herbatop ke dalam satu drum 220 liter air. Panjang selang 150 meter. Dari satu lokasi duduk mesin bisa disemprot 2 ha. Satu ha menghabiskan 2,5 sd 3 drum. Penyemprotan dengan mesin ini prosesnya lebih cepat. Satu ha lahan diselesaikan dalam waktu 1 hari kerja oleh 2 pekerja, atau membutuhkan 2 HOK.   

Aplikasi pupuk urea  dan KCL dengan jumlah dan cara yang sama seperti sebelumnya. Tambahkan pupuk ZA 50 kg. Za boleh dicampur dengan urea. ZA dibutuhkan untuk memberikan asupan unsur sulphur.

60 hari kemudian, aplikasi pupuk urea dan kcl dengan jumlah dan cara yang sama seperti sebelumnya (poin 8). Total jumlah pupuk yang digunakan adalah 200 kg TSP atau 300 kg SP36 plus 150 kg urea, 150 kg KCL dan 50 kg ZA. Jumlah pupuk 550 kg atau 650 kg. Jumlah dolomit 3 ton.  

Apabila ada serangan hama kutu putih atau kutu kebul, terutama pada musim kemarau, maka semprot dengan insektisida Sipermetrin 100SC atau lainnya, dicampur cairan pencuci piring spt Mama Lemon atau Sunlight. Dosis cairan pencuci piring 100 cc per 16 liter air atau satu tanki semprot gendong. Cairan pencuci piring akan memecah pelindung zat kitin dan zat kapur yang dikembangkan oleh hama untuk melindungi dirinya.

Pembumbunan dilakukan pada umur 3 bulan jika dianggap perlu. Misalnya diperkirakan akan terjadi tumbangnya tanaman, terutama pada daerah yang berangin kencang. Pada daerah ini, tunas tanaman hanya disisakan satu saja per tanaman. Tanaman singkong yang tumbang akan menghasilkan umbi yang lebih sedikit.

Panen dilakukan pada umur 7 sd 11 bulan, tergantung tujuan produk. Jika untuk konsumsi, seperti membuat keripik, maka umur panen lebih cepat dibanding untuk membuat tapioka. Pemanenan dilakukan secara manual dengan cara mencabutnya. Bisa juga dengan mesin pemanen singkong, seperti yang sudah dilakukan di negara intensif pertanian seperti di Thailand dan India. Umbi yang tertinggal harus diambil dengan cangkul atau garu. Umbi singkong lalu dipotong menggunakan parang. Bagian yang dipotong adalah bagian akar pangkal umbi. Usahakan agar umbi sesedikit mungkin terluka, karena jika umbi terluka, pembusukan umbi akan berlangsung lebih cepat. Umur singkong segar maksimal 2 hari harus sudah diolah di pabrik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun