Mohon tunggu...
Bang Pilot
Bang Pilot Mohon Tunggu... Konsultan - Petani, penangkar benih tanaman, konsultan pertanian.

Nama asli : Muhammad Isnaini. Tinggal di Batu Bara, Sumut. Hp/wa.0813 7000 8997. Petani dan penangkar bibit tanaman. Juga menjadi konsultan pertanian lahan gambut. Pemilik blog : http://bibitsawitkaret.blogspot.com/ . Menulis apa saja yang bisa bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Cara Menanam Singkong di Lahan Gambut dan Tinjauan Hasil Sampingannya

27 Juni 2019   13:01 Diperbarui: 29 Juni 2019   18:23 2064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika terjadi stagnasi produksi, misalnya karena pabrik rusak, maka singkong yang sudah terlanjur dipanen dipilih. Yang tidak terluka ditimbun di suatu tempat lalu ditutup dengan tanah setebal sekira 10 cm. Atau dijual ke tempat lain jika transportasi memungkinkan.

Hari ini, tgl. 27 Juni 2019,   harga penerimaan singkong segar di tingkat pabrik di daerah kami, kabupaten Batubara, Sumut, ada di kisaran angka rp.1.100/kg. Harga di tingkat petani rp.850/kg, dengan ketentuan, biaya panen ditanggung pembeli atau agen.

Rafaksi atau potongan kotoran dan air terhadap berat timbang singkong segar, tergantung kepada rendemen; yang dipengaruhi oleh musim saat panen, umur singkong dan jenis singkong. Sebagai contoh : singkong malaysia, musim kemarau, umur di atas 9 bulan, rafaksinya 5%. Singkong lampung 10%. Lalu, singkong malaysia, musim hujan, umur di atas 9 bulan, rafaksi 9%. Singkong lampung 15%. Lalu singkong lampung, musim hujan, umur muda, rafaksinya bisa 50%. Aturan rafaksi dan harga beli singkong segar sangat bervariasi di masing-masing daerah. Di daerah Semarang, rafaksi standar ada di angka 40% sd 50%, tetapi harga selalu di atas rp.2.000/kg.

 Bagi pabrikan tapioka, perhatikan pasar spot produk sampingan pabrik tapioka berikut ini, yang kami ambil dari Sakadoci.com dan sumber lain untuk rilis per Mei 2019 :  

  1. -Onggok basah/gamblong/gaber rp.400/kg.
  2. -Onggok kering asalan rp.1.600/kg.
  3. -Onggok kering spesial rp.1.900/kg.
  4. -Daun singkong kering rp.3.000/kg.
  5. -Ampas kulit singkong rp.700/kg.
  6. -Arang aktiif dari kulit ari singkong rp.6.500/kg.

Saat ini, break event point (BEP) singkong ada di angka 350. Karena harga singkong segar adalah rp.850, maka ada keuntungan petani rp.500/kg.  Dengan asumsi panen 40 ton, maka ada keuntungan rp.20.000.000 per musim tanam.  Hasil ini akan meningkat seiring kelipatan jumlah musim tanam, karena kondisi tanah akan makin baik. Pada musim tanam kedua, target panen sebesar 50 ton dan berikutnya adalah 60 ton. 

Hasil ini akan stagnan terus kecuali ada perlakuan amelioran berupa pupuk kandang. Dengan aplikasi pupuk kandang 20 ton per hektar, petani singkong bisa panen singkong segar sampai dengan 120 ton di lahan mineral. Di lahan gambut mungkin hanya akan mentok di angka 80 sd 90 ton.  Sehingga penanaman singkong di lahan gambut termasuk sangat layak untuk diusahakan. 

Namun ada satu kaidah pertanian yang harus diingat dan diterapkan, yakni : jika bertanam suatu jenis tanaman di suatu lahan yang baru, buatlah dulu dalam skala kecil. Jika gagal, lakukan analisa penyebab kegagalan, lalu carikan solusinya. Jika berhasil, bisa dilanjutkan dalam skala yang lebih luas. Uji coba dalam bentuk demplot, sifatnya wajib bagi pertanian di daerah yang baru. Tantangan terbesar dalam bertanam singkong di lahan gambut adalah tingginya kelembaban tanah. Yang bisa saja menyebabkan pembusukan akar. Dan hal ini harus diantisipasi. 

Selamat mencoba, semoga berhasil.

Maju terus pertanian di Indonesia. Salam hijau lestari..!!

.

Penulis adalah konsultan budidaya aneka tanaman di lahan gambut pada beberapa perusahaan perkebunan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun