Tak lama. Ya, tak lama, tampaklah olehku sesosok perempuan dengan wajah berkeringat, tak berbedak dan tak bergincu pula. Akan tetapi, perempuan itu sungguh-sungguh telah gagal menipuku. Ia tak dapat menyembunyikan kecantikannya dariku. Elsa. Elsaku.
***
Kisah ini kutuliskan untukmu, Elsa. Istriku. Belahan jiwaku. Kini kau masih tak sadarkan diri selepas melahirkan anak pertama kita. Panjang sudah yang kita jalani. Berat dan berliku yang telah kita lalui. Karena itu, aku percaya kau akan bertahan. Kau harus bertahan. Secangkir teh hangat cap Prendjak kesukaanmu, telah kusiapkan....
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!