Namun dalam hal ini, saya tidak mengajak anda untuk golput, melainkan mencoba berpikir jernih. Kita punya waktu, dan kita tidak tergesa-gesa. Saya rasa, keputusan saya kemarin tidak menonton debat kedua hingga terakhir kemarin mengurangi kelelahan dan kesalahan saya dalam informasi politik yang saya dapat. Maka, jika informasi yang segitu cukup bagi saya, mungkin anda bisa mencoba mengurangi informasi-informasi dari kampanye yang tidak perlu seperti ujaran kebencian, sentimen negatif, hingga debat-debat yang tidak perlu. Sehingga, saya mengajak anda semua---si golput temporer ini, untuk tidak bingung dengan tekanan dari sekitar dan cukup kita pilih sesuai hati nurani nantinya di hari pemilu yang akan datang.
Kita sudah dewasa, pilihan kita juga tidak terletak karena menariknya desain grafis, videografi, atau alat-alat marketing murahan lainnya seperti artis, musisi maupun influencer. Kewarasan kita sebagai seorang golput---hingga detik ini, adalah bukti bagaimana kita yang belum menentukan pilihan karena tidak terpengaruh paparan kampanye merupakan sikap dewasa dalam berhati-hati untuk hak suara kita. Namun, hal yang perlu diingat hanyalah: jangan memilih karena dikucilkan, diancam, ditakut-takuti atau bahkan dikasihani! Ingat! Kita golput sekarang karena kita memang bukan orang yang tergesa-gesa, masih ada waktu untuk mengubah warna di tanggal 14 Februari nanti!
Dengan hari suci---yakni masa tenang di 11-13 Februari 2024 mendatang ini, merupakan masa-masa dimana saya mungkin bisa jernih dalam menentukan pilihan saya, semoga saja saya juga bisa menemukan jawabannya selambat-lambatnya sebelum H-1 saya ke TPU nanti. Hal ini semata-mata karena saya sayang paslon 1, 2 dan 3 sebagai manusia dan ingin memanusiakan mereka (dengan tidak menjadi 'feral'). Â Juga, dalam hemat sayaa pasti akan memilih orang-orang yang memiliki pemikiran yang akan saya lakukan ketika saya jadi pemimpin juga nanti (celakanya, ketiganya memiliki apa yang saya setuju juga, sehingga butuh waktu lama bagi saya untuk menentukan pilihan). Saya juga mendo'akan anda agar segera mendapat jawaban, sekalian semoga pilihan mantap dari keyakinan dan kebijaksanaan anda sendiri nantinya tidak mudah terpengaruh dengan serangan fajar dan hal-hal lain.
Ya, beginilah susahnya jadi warga negara Konoha, lima tahun sekali tapi bikin pusing lima tahun kedepannya lagi.
Referensi:
Arnold, M., Goldschmitt, M., & Rigotti, T. (2023). Dealing with information overload: a comprehensive review. Frontiers in psychology, 14, 1122200. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2023.1122200
Rayandra, Regio Alfa. (2023). Bisakah Dipidana Jika Golput dalam Pemilu?. Diakses melalui: https://www.hukumonline.com/klinik/a/bisakah-dipidana-jika-golput-dalam-pemilu-lt5bce93cd1dceb
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H