Mohon tunggu...
Helmi Abu Bakar elLangkawi
Helmi Abu Bakar elLangkawi Mohon Tunggu... Penulis - Pengiat Sosial Kegamaan dan Esais di berbagai Media serta Pendidik di Lembaga Pendidikan Islam

Khairunnas Affa' linnas

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Keuchik Blang Dalam Taklukkan DTD Ansor Pijay di Usia Jelang Seabad, Instruktur Apresiasinya

30 Januari 2025   04:29 Diperbarui: 30 Januari 2025   04:40 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah Keuchik Mukhtar adalah bukti nyata bahwa pengabdian tidak mengenal batas usia. Di tengah kesibukannya sebagai pemimpin desa, ia masih menyempatkan diri untuk belajar dan meningkatkan kapasitas dirinya. Semangat dan ketangguhannya menjadi teladan bagi banyak orang, khususnya di lingkungan Ansor dan masyarakat Pidie Jaya.

Melalui pelatihan ini, ia tidak hanya memperoleh keterampilan baru, tetapi juga memperkuat komitmennya untuk terus mengabdi kepada masyarakat. Sosoknya mengajarkan bahwa seorang pemimpin harus selalu siap belajar, bekerja keras, dan memberikan contoh nyata bagi generasi penerus.

Dengan keberhasilannya menyelesaikan DTD III Ansor, Keuchik Mukhtar telah membuktikan bahwa usia bukanlah hambatan untuk terus maju. Ia adalah inspirasi bagi siapa saja yang ingin memberikan yang terbaik untuk masyarakat, tidak peduli seberapa berat tantangan yang harus dihadapi.

Di Blang Dalam, Bandar Dua, Pidie Jaya, cerita tentang Keuchik Mukhtar akan terus dikenang. Bukan hanya sebagai seorang pemimpin desa, tetapi juga sebagai simbol ketangguhan, keikhlasan, dan dedikasi. Ia adalah santri kehidupan yang mengajarkan bahwa pengabdian adalah jalan menuju keberkahan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun