"Bagi saya, menjadi santri bukan hanya soal belajar ilmu agama, tetapi juga tentang mengabdi. Pesan Hadratus Syekh itu selalu saya ingat di setiap langkah," ujarnya dengan nada haru.
Pelajaran Berharga dari Pengkaderan Ansor
Setelah menyelesaikan pelatihan, Keuchik Mukhtar merasa bahwa pengalaman ini memberikan banyak pelajaran berharga. Tidak hanya soal kedisiplinan dan tanggung jawab, tetapi juga tentang pentingnya solidaritas dan keikhlasan.
"Program ini mengajarkan saya bahwa seorang pemimpin harus kuat, tidak hanya fisik tetapi juga mental dan spiritual. Jika pemimpinnya kuat, insya Allah masyarakat yang dipimpinnya juga akan ikut kuat," katanya.
Ia juga menyampaikan rasa terima kasih kepada para pelatih yang telah membimbingnya selama pelatihan. Menurutnya, para pelatih tidak hanya berperan sebagai instruktur, tetapi juga sebagai inspirator yang memberikan banyak wawasan dan motivasi.
Pesan untuk Generasi Muda
Sebagai seorang yang telah menempuh jalan yang tidak mudah, Keuchik Mukhtar memiliki pesan penting untuk generasi muda di Pidie Jaya. Ia berharap para pemuda tidak takut untuk mencoba hal baru dan terus berkontribusi untuk masyarakat.
"Kita semua punya tanggung jawab untuk menjaga persatuan dan memajukan gampong. Jangan takut menghadapi tantangan, karena setiap kesulitan pasti ada hikmahnya," pesannya.
Ia juga menambahkan bahwa pelatihan seperti DTD Ansor ini bukan hanya untuk membentuk fisik yang kuat, tetapi juga mental dan spiritual yang kokoh. Menurutnya, generasi muda harus mempersiapkan diri untuk menjadi pemimpin yang berintegritas.
"Jangan pernah merasa cukup dengan apa yang sudah kita miliki. Teruslah belajar, teruslah berjuang. Jika saya yang sudah tua ini bisa melakukannya, kalian yang muda tentu bisa lebih baik lagi," tambahnya dengan penuh semangat.
Inspirasi dari Keuchik Mukhtar