Sosok nahdhiyin kreatif itu dengan visi yang besar, Fahlevi melihat bahwa KPI Aceh harus berperan proaktif dalam menghadapi perubahan zaman.Â
Salah satu tantangan utama adalah bagaimana mengintegrasikan kemajuan teknologi digital dengan kebutuhan masyarakat akan informasi yang berkualitas.Â
Fahlevi berkomitmen untuk menjadikan KPI Aceh sebagai lembaga yang tidak hanya mengawasi, tetapi juga mengedukasi dan mendorong lembaga penyiaran untuk terus berinovasi.Â
Menurutnya, sinergi antara KPI dan lembaga penyiaran sangat penting dalam mewujudkan penyiaran yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Aceh, baik dari segi konten maupun nilai-nilai yang disampaikan.
Dirinya sebagai tokoh muda millenial yang memiliki latar belakang pendidikan kuat dan pengalaman organisasi yang luas, Fahlevi membawa visi besar untuk dunia penyiaran di Aceh.Â
Kiprahnya di KPID Aceh tidak hanya menunjukkan dedikasinya sebagai seorang regulator, tetapi juga sebagai seorang aktivis yang memiliki komitmen tinggi terhadap nilai-nilai keagamaan dan budaya lokal.
 Dengan ideologi NU yang ia anut dan pengalaman panjang dalam organisasi kepemudaan, Fahlevi yakin bahwa lembaga penyiaran dapat berperan lebih besar dalam mendidik dan membangun masyarakat Aceh.
Selain tugas-tugas pengawasan, Fahlevi juga terlibat dalam pengembangan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas penyiaran di Aceh. Ia percaya bahwa melalui kebijakan yang baik, lembaga penyiaran dapat lebih berperan dalam menyajikan program-program yang informatif, edukatif, dan sesuai dengan budaya lokal.Â
Dengan adanya regulasi seperti Qanun Nomor 2 Tahun 2024, Fahlevi berharap agar KPID Aceh dapat menjadi pelopor dalam mengembangkan kebijakan penyiaran yang inovatif di Indonesia, yang tidak hanya memperhatikan aspek teknis, tetapi juga memperhatikan nilai-nilai lokal.
Dedikasi dan komitmen Fahlevi dalam mengawal dunia penyiaran di Aceh menunjukkan keteguhannya dalam memperjuangkan kemajuan masyarakat