Mohon tunggu...
Helmi Abu Bakar elLangkawi
Helmi Abu Bakar elLangkawi Mohon Tunggu... Penulis - Pengiat Sosial Kegamaan dan Esais di berbagai Media serta Pendidik di Lembaga Pendidikan Islam

Khairunnas Affa' linnas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Meluruskan Pidie Kriet Bu Ie Geukira: Menghadirkan Harmoni Antara Tradisi dan Syariat Islam

31 Oktober 2024   03:47 Diperbarui: 4 November 2024   13:09 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kumpulan Warga yang lahir dan berdomisili di Pidie Raya (Pidie Jaya -Pidie) dalam sebuah acara resmi. Dokpri)

Menghilangkan stigma negatif "Pidie Kriet," pendidikan kepada generasi muda menjadi hal yang sangat penting. Dengan memahami nilai-nilai "Bu Ie Geukira" dan bagaimana konsep ini sejalan dengan ajaran Islam, generasi muda Pidie dapat menjadi duta budaya yang dapat memperkenalkan tradisi Pidie kepada masyarakat luar dengan cara yang relevan dan modern. Mereka perlu dibekali dengan pemahaman mendalam tentang arti menghormati tamu, menjaga hubungan keluarga, dan mengelola rezeki dengan bijaksana.

Generasi muda juga perlu dibiasakan untuk memahami bahwa kedermawanan tidak selalu berarti memberi secara berlebihan. Mereka harus memahami bahwa dalam Islam, setiap amal dinilai dari niat dan kebijaksanaan yang menyertainya. Dengan demikian, mereka dapat mempertahankan nilai-nilai luhur ini tanpa merasa perlu memenuhi standar atau ekspektasi yang tidak sesuai dengan prinsip Islam.

Untuk mengurangi kesalahpahaman terhadap masyarakat Pidie, upaya untuk meningkatkan pemahaman antarbudaya menjadi hal yang sangat penting. Edukasi mengenai budaya lokal seperti "Bu Ie Geukira" perlu diperkenalkan kepada masyarakat luar agar mereka dapat memahami bahwa konsep ini bukanlah bentuk kikir atau pelit, melainkan bentuk kearifan dalam mengatur kehidupan dan menjaga hubungan baik dengan tamu serta keluarga.

Penting untuk mengadakan dialog antarbudaya yang melibatkan berbagai pihak, termasuk tokoh masyarakat, ulama, dan generasi muda. Dengan membuka ruang dialog, masyarakat dari berbagai budaya dapat saling belajar dan mengapresiasi kekayaan tradisi masing-masing. Selain itu, melalui media sosial dan platform digital lainnya, masyarakat Pidie dapat memperkenalkan budaya mereka kepada dunia luar dengan cara yang lebih mudah diakses dan dipahami.

Pada akhirnya, pemahaman yang lebih baik mengenai konsep "Bu Ie Geukira" dapat membantu menghilangkan stigma negatif "Pidie Kriet" yang sering kali dikaitkan dengan masyarakat Pidie. Nilai-nilai luhur ini, yang mencakup kedermawanan, kebijaksanaan, dan kepedulian terhadap keluarga, merupakan cerminan dari ajaran Islam yang mendalam. Dengan memegang teguh prinsip ini, masyarakat Pidie tidak hanya menunjukkan ketaatan mereka kepada Allah, tetapi juga memperlihatkan kecintaan mereka terhadap tradisi dan nilai-nilai sosial yang diwariskan dari generasi ke generasi.


Melalui upaya edukasi, pelibatan generasi muda, dan promosi nilai-nilai budaya yang baik, masyarakat Pidie dapat menghadirkan identitas mereka yang sesungguhnya sebagai masyarakat yang ramah, dermawan, dan bijaksana. Dengan demikian, masyarakat luar dapat menghargai dan memahami kekayaan budaya Pidie yang berakar pada nilai-nilai luhur Islam, sehingga tercipta saling pengertian dan penghargaan yang lebih besar terhadap keberagaman budaya di Indonesia.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun