Mohon tunggu...
Helmi Abu Bakar elLangkawi
Helmi Abu Bakar elLangkawi Mohon Tunggu... Penulis - Pengiat Sosial Kegamaan dan Esais di berbagai Media serta Pendidik di Lembaga Pendidikan Islam

Khairunnas Affa' linnas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Meluruskan Pidie Kriet Bu Ie Geukira: Menghadirkan Harmoni Antara Tradisi dan Syariat Islam

31 Oktober 2024   03:47 Diperbarui: 4 November 2024   13:09 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hadits Rasulullah SAW juga memperkuat pentingnya memuliakan tamu:

 "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia memuliakan tamunya." (HR. Bukhari dan Muslim)

Masyarakat Pidie menjalankan hadits ini dengan konsep "Bu Ie Geukira," di mana penghormatan terhadap tamu dianggap sebagai ibadah, bukan sekadar tradisi. Tradisi ini bukan hanya bentuk penghormatan, tetapi juga representasi keimanan mereka.

Konsep Kepedulian dan Kebersamaan dalam Keluarga

Selain dalam hal penghormatan terhadap tamu, "Bu Ie Geukira" juga diterapkan dalam konteks keluarga. Misalnya, ada kebiasaan di masyarakat Pidie di mana orang tua, khususnya ibu, merasa bertanggung jawab untuk membantu anak yang baru menikah. Tanggung jawab ini tidak hanya diwujudkan dalam bentuk materi, tetapi juga sebagai dukungan emosional dan bimbingan moral.

Islam sendiri sangat menekankan pentingnya menjaga dan memperhatikan keluarga. Dalam Al-Qur'an disebutkan:

 "Para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf..." (QS. Al-Baqarah: 233)

Meski ayat ini khususnya membahas kewajiban orang tua terhadap anak, prinsip umumnya mengajarkan bahwa tanggung jawab keluarga adalah kewajiban yang harus dijaga. Ulama seperti Imam Ghazali juga menekankan bahwa menjaga dan membantu keluarga adalah ibadah yang sangat besar pahalanya. Dengan menerapkan konsep "Bu Ie Geukira," masyarakat Pidie tidak hanya menunjukkan ketaatan mereka pada ajaran agama, tetapi juga mempererat ikatan persaudaraan dan cinta dalam keluarga.

Rasulullah SAW pun bersabda:

"Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan tali persaudaraan." (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam budaya Pidie, membantu keluarga, termasuk anak yang baru menikah, adalah bentuk nyata dari menjaga silaturahmi. Dengan kata lain, masyarakat Pidie meyakini bahwa konsep "Bu Ie Geukira" yang mengatur dan mendukung keluarga adalah ibadah yang membawa berkah bagi kehidupan dunia dan akhirat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun