Bapak Osman sempat merasa khawatir dan cemas tentang keadaannya. Dia khawatir akan meninggalkan anak-anaknya dan keluarganya.Â
Namun, keluarga dan teman-temannya memberikan dukungan dan mendorong Bapak Osman untuk mendapatkan pengobatan yang tepat. Selama beberapa bulan berikutnya, Bapak Osman mengikuti perawatan dan mengonsumsi obat-obatan yang diberikan oleh dokter.Â
Dia juga melakukan perubahan pada pola hidupnya, seperti menghindari kebiasaan merokok dan lebih sering istirahat. Efek Samping yang didapat Bapak Osman dalam melakukan pengobatan adalah menghitamnya warna kulit serta adanya gangguan pencernaan. Bapak Osman telah menjalankan pengobatan selama satu tahun tiga bulan.Â
Walaupun terdapat efek samping dari konsumsi obat, kondisi Bapak Osman mengarah kearah yang lebih baik. Dalam proses pengobatan Bapak Osman, Hal terpenting yang mendukung jalannya pengobatan adalah dukungan dari keluarga terdekat.Â
Melalui kisah Bapak Sulaiman, kita dapat belajar tentang pentingnya kesadaran akan gejala-gejala TBC dan pengobatan yang tepat. Kita juga dapat memahami bagaimana dukungan dari keluarga, teman, dan masyarakat dapat membantu orang yang terinfeksi TBC untuk melalui masa penyembuhan mereka.Â
Kita semua harus berperan aktif dalam upaya pencegahan dan penanggulangan TBC, sehingga kita dapat mengurangi jumlah kasus TBC di Indonesia dan dunia. Tuberkolosis atau yang lebih dikenal dengan sebutan TBC merupakan salah satu penyakit menular yang banyak ditemukan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Indonesia saat ini merupakan negara dengan pengidap TBC kedua terbanyak di dunia.Â
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang bernama Mycobacterium tuberculosis dan dapat menyerang bagian tubuh mana pun, seperti paru -- paru, tulang, dan system saraf pusat. Penyebaran bakteri TBC dapat terjadi melalui udara, misalnya ketika seseorang yang mengidap TBC batuk atau bersin. Tuberkulosis biasanya menyerang system pernapasan, khususnya paru -- paru. Gejala yang paling umum untuk TBC paru adalah batuk yang berlangsung selama lebih dari dua minggu, demam, keringat malam, mual, muntah, dan kehilangan nafsu makan. Meskipun jarang terjadi, TBC juga dapat menyerang bagian tubuh lain, seperti tulang, kulit, atau jaringan saraf. Setiap tahun, WHO mencatat mencatat bahwa lebih dari sepuluh juta orang di seluruh dunia menghidap TBC. Indonesia
sendiri merupakan salah satu negara dengan kasus TBC yang tinggi.
Pentingnya Pencegahan
Pencegahan TBC perlu dilakukan, tanpa terkecuali. Aktivitas pencegahan dapat menjadi efektif pada saat masyarakat secara menyelurh berperan aktif menjaga lingkungan yang sehat serta melakukan pola hiudp sehat. Ada beberapa
cara yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran bakteri TBC, diantaranya :
1. Penggunaan masker
Pada saat melakukan perjalanan atu sedang berbelanja, kita tidak pernah tahu siapa yang ada disekeliling kita. Salah satu pencegahan dari penyebaran TBC adalah menjaga daerah mulut dan hidung untuk menghidup langsung udara tanpa filter. Maka dair itu, penggunaan masker dapat menjadi pencegahan awal untuk mengurangi resiko penyebaran. Terkhususnya bagi yang sedang bergejalan batuk.