PT Freeport Indonesia yang belakangan ini paling disorot oleh media ternyata tidak melulu mengeksploitasi alam Papua. Hasil tambang utama mereka pun tidak hanya berupa emas. Dari satu ton batu yang diambil, mengandung 10 kg tembaga. Sisanya adalah emas yang hanya sekira 1 gram, dan juga 4 gram perak.
Dari lahan seluas 292.000 hektar yang dikontrak di Provinsi Papua, hanya 9% saja yang digunakan untuk kegiatan produksi dan ekstraksi mineral. Sisanya yang memiliki tingkat endemis tinggi dan tingkat keanekaragaman hayati tertinggi di Asia Tenggara dikonservasi dengan sebaik-baiknya.
Bersama para pakar Indonesia dan internasional, PT Freeport Indonesia terus menjalankan program pemantauan lingkungan yang mencakup survei flora dan fauna secara ekstensif di dalam berbagai rentang habitat berbeda. Mereka sudah memiliki SOP untuk pengelolaan keanekaragaman hayati.
Mereka pun bekerjasama dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Wilayah Papua dan Kementerian Lingkungan Hidup melepasliarkan 1.354 labi-labi (kura-kura) moncong babi ke habitat asalnya di area Taman Nasional Lorentz. Makanya gak heran dong kalau mereka pernah menerima sertifikasi Wildlife at Work (2011) dan dinominasikan untuk penghargaan Corporate Land for Learning Rookie of the Year (2012) dari Wildlife Habitat Council (WHC) Amerika.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H