Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang Guru Muda, ASN, lulusan Universitas Mulawarman tahun 2020, Pendidikan, Biografi, sepakbola, E-sport, Teknologi, Politik, dan sejarah Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tewasnya Suporter Sepak Bola di Kanjuruhan, Salah Siapa?

4 Oktober 2022   07:00 Diperbarui: 4 Oktober 2022   07:03 696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melihat berita yang berseliweran di televisi dan media massa lannya baik online maupun offline sungguh membuat prihatin dan berduka. Masalahnya bukan dari seberapa viralnya berita tersebut, namun judul tajuk berita yang membuat saya kaget. "Korban Tewas Kerusuhan Suporter Sepakbola Mencapai 130 Orang". 

Melihat dari jumlah korban yang menyentuh angka lebih dari 100 orang dan mungkin akan terus bertambah tentu menambah kelam dan sedih ingatan akan nasib dan rekam jejak persepakbolaan Indonesia. Ini tentu bukan kejadian pertama kalinya yang  terjadi dalam dunia sepakbola. 

Jika kita kembali mengingat sejenak beberapa peristiwa kerusuhan antar kelompok suporter sepakbola kita akan mendapatkan banyak kenangan buruk terkait peristiwa tersebut. Beberapa tragedi kerusuhan yang melibatkan suporter sepakbola di dunia di antaranya sebagai berikut.

Tragedi Heysel (1985)

okezone.com
okezone.com

Tragedi Heysel merupakan salah satu tragedi yang terjadi dalam final Piala Champions tahun 1985 antara Liverpool melawan Juventus. Tragedi itu menelan banyak korban jiwa di mana ada 39 suporter Juventus yang tewas dan 600 lainnya terluka. 

Mengutip dari laman Merdeka.com, sebelum pertandingan dimulai fans Liverpool sudah melempari suporter Juventus. Akibatnya penggemar Juventus melarikan diri sementara yang lain berlindung di dinding beton. Akan tetapi, kejadian naas justru terjadi kala dinding tempat berlindung suporter tersebut dan menimpa para suporter. 

Tragedi Hillsborough (1989) 

tribunnews.com
tribunnews.com

Tragedi Hillsbrough terjadi pada pertandingan semifinal Piala FA yang mempertemukan Liverpool menghadapi Notingham Foreest. Pada saat itu, tercatat 96 orang suporter Liverpool tewas di Stadion Hillsbrough. 

Peristiwa tersebut terjadi saat beberapa suporter Liverpool mulai berjalan menuju tribun Leppings Lane. Dalam upaya mengendalikan kerumuman berlebihan, Kepala Inspektur David Duckenfield memerintahkan gerbang keluar C untuk dibuka. 

Keputusan ini justru menyebabkan kerumuman di Tribun Lane sehingga menewaskan banyak suporter di sana. Massa yang saling berdesakan dalam jumlah besar panik. Ini membuat mereka saling injak sehingga banyak dari mereka yang menjadi korban.

Peru (1964)

idntimes.com
idntimes.com

Kejadian memilukan dalam dunia sepakbola yang terbesar dalam sejarah sepakbola mungkin terjadi salah satunya di negara Peru tepatnya pada laga pertandingan antara Peru melawan Argentina di Estadio Nacional Lima, Peru (1964). 

Berdasarkan laman Merdeka.com, kronologi peristiwa tersebut dimulai kala menit-menit akhir perrtandingan antara Peru menghadapi Argentina. Pada saat laga tersisa kurang lebih enam menit, wasit justru menganulir gol yang dicetak pemain timnas Peru yang pada saat itu sedang tertinggal dengan skor 0-1 atas Argentina. 

Tak terima dengan keputusan wasit tersebut, suporter timnas Peru yang geram dan marah justru mengamuk dan terjun ke dalam lapangan. Polisi yang melihat hal tersebut justru memilih untuk menembakkan gas air mata karena bermaksud ingin meredam aksi suporter. 

Akan tetapi, hal tersebut justru menyebabkan suporter panik dan berlari menuju pintu keluar yang justru masih terkunci. Alhasil, banyak suporter lain yang terjatuh dan terinjak oleh suporter lain yang berebut menuju pintu keluar stadion. Akibat dari kejadian tersebut, tercatat 328 orang meninggal dunia dan 500 lainnya dinyatakan mengalami luka-luka.

Dari beberapa peristiwa kelam yang terjadi dalam persepakbolaan dunia termasuk kasus kerusuhan yang terjadi di Kanjuruhan Malang yang menyebabkan hampir 130 orang meregang nyawa muncul suatu pertanyaan. 

Mengapa peristiwa tersebut dapat terjadi di Indonesia? Apakah peran penanggungjawab pertandingan patut dipermasalahkan? Berikut adalah pemaparan dan penjelasan menarik terkait penyebab dari kejadian kerusuhan suporter sepakbola dapat terjadi khususnya di Indonesia.

 Provokasi

Ini adalah penyebab atau faktor utama dari banyak kejadian kericuhan baik dalam dunia sepakbola maupun di bidang apapun. Provokator sendiri merupakan beberapa orang atau oknum yang dengan sengaja membangkitkan amarah, menyulut emosi, atau bahkan dengan sengaja menciptakan situasi adu domba antara kedua belah pihak yang sedang bertikai. 

Biasanya di banyak kasus sendiri, isu provokatif sendiri sering tersebar dengan mengatasnamakan SARA maupun hal-hal lainnya yang bermuatan negatif dan sensitif sehingga wajar jika di banyak kejadian isu provokatif tersebut dapat menyebabkan konflik atau kejadian besar.

Terjebak Pesan Berantai (Hoax)

Ini mungkin menjadi salah satu faktor yang menjadi sebab kericuhan dapat terjadi. Biasanya, kita di masa atau zaman yang serba digital sering mendapatkan pesan broadcast dari pihak-pihak tak dikenal dengan maksud untuk memengaruhi. 

Tugas kita sebagai penerima dan pemnbaca harus dengan bijak untuk mengolah, mencari tahu, dan mendalami kebenaran informasi tersebut sebelum benar-benar disebarluaskan. 

Nah yang menjadi masalah, banyak dari kita yang bahkan tak mendalami dan enggan mengkritisi pesan yang masuk sehingga tanpa pikir panjang biasanya langsung tersebar ke banyak orang melalui media sosial. Itulah yang menyebabkan misinformasi hingga berakibat pada pertikaian.

Tak Menerima Kekalahan 

Dalam pertandingan atau kompetisi baik yang berskala nasional atau bahkan sekedar dalam ruang kelas sekalipun tentu menang dan kalah adalah hal yang biasa. Akan tetapi yang tak biasa itu ketika sebagian dari kita justru tak menerima adanya kekalahan. 

Bahkan yang lebih parahnya bukan dari perasaan saja yang tidak menerima, melainkan dengan jelas menunjukkan sikap anarkis dan kekerasan akibat dari tidak bisanya diri menerima suatu kekelahan. 

Akibatnya di banyak kejadian, kita sering menjumpai adanya isu kekerasan yang terjadi dalam lapangan stadion, mulai dari pemain bentrok dengan pemain, pemain memukul wasit, hingga suporter yang terlibat tawuran dengan suporter lain yang menyebabkan kerugian baik materiil maupun korban jiwa.

Rivalitas berujung anarkis

Dalam sepakbola sendiri rivalitas harusnya hanya berlangsung dan terjadi hanya dalam lapangan sepakbola saja akan tetapi jika sudah di luar stadion mereka yang bertanding tetap saudara dan hidup bersama. 

Akan tetapi pernyataan tersebut agaknya tak begitu berlaku di beberapa basis suporter maupun pemain di Indonesia. Kita sering menjumpai rivalitas antar pemain dalam lapangan justru tak diikuti juga dengan rivalitas antar suporter. 

Hasilnya, banyak kejadian dan kasus di mana imbas dari tidak menerima kekalahan justru berakhir dengan bentrokan dan kekerasan. Ini tentu menjadi suatu ironi, bagaimana tidak jika kekerasan dan anarkisme terus terjadi dan membudaya dalam sepakbola Indonesia dampaknya bukan hanya sanksi dalam negeri melainkan sanksi internasional yang akan berlaku dan merugikan tim atau klub itu sendiri,

Itulah beberapa hal yang menarik untuk diulas pasca kejadian kerusuhan yang menewaskan suporter sepakbola baik di Indonesia maupun di negara lainnya di Eropa. Saya selaku penulis mengucapkan rasa turut berduka yang mendalam atas kejadian tersebut semoga sepakbola Indonesia lekas pulih.

#SalamLiterasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun