Peristiwa tersebut terjadi saat beberapa suporter Liverpool mulai berjalan menuju tribun Leppings Lane. Dalam upaya mengendalikan kerumuman berlebihan, Kepala Inspektur David Duckenfield memerintahkan gerbang keluar C untuk dibuka.Â
Keputusan ini justru menyebabkan kerumuman di Tribun Lane sehingga menewaskan banyak suporter di sana. Massa yang saling berdesakan dalam jumlah besar panik. Ini membuat mereka saling injak sehingga banyak dari mereka yang menjadi korban.
Peru (1964)
Kejadian memilukan dalam dunia sepakbola yang terbesar dalam sejarah sepakbola mungkin terjadi salah satunya di negara Peru tepatnya pada laga pertandingan antara Peru melawan Argentina di Estadio Nacional Lima, Peru (1964).Â
Berdasarkan laman Merdeka.com, kronologi peristiwa tersebut dimulai kala menit-menit akhir perrtandingan antara Peru menghadapi Argentina. Pada saat laga tersisa kurang lebih enam menit, wasit justru menganulir gol yang dicetak pemain timnas Peru yang pada saat itu sedang tertinggal dengan skor 0-1 atas Argentina.Â
Tak terima dengan keputusan wasit tersebut, suporter timnas Peru yang geram dan marah justru mengamuk dan terjun ke dalam lapangan. Polisi yang melihat hal tersebut justru memilih untuk menembakkan gas air mata karena bermaksud ingin meredam aksi suporter.Â
Akan tetapi, hal tersebut justru menyebabkan suporter panik dan berlari menuju pintu keluar yang justru masih terkunci. Alhasil, banyak suporter lain yang terjatuh dan terinjak oleh suporter lain yang berebut menuju pintu keluar stadion. Akibat dari kejadian tersebut, tercatat 328 orang meninggal dunia dan 500 lainnya dinyatakan mengalami luka-luka.
Dari beberapa peristiwa kelam yang terjadi dalam persepakbolaan dunia termasuk kasus kerusuhan yang terjadi di Kanjuruhan Malang yang menyebabkan hampir 130 orang meregang nyawa muncul suatu pertanyaan.Â
Mengapa peristiwa tersebut dapat terjadi di Indonesia? Apakah peran penanggungjawab pertandingan patut dipermasalahkan? Berikut adalah pemaparan dan penjelasan menarik terkait penyebab dari kejadian kerusuhan suporter sepakbola dapat terjadi khususnya di Indonesia.
 Provokasi