Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang Guru Muda, ASN, lulusan Universitas Mulawarman tahun 2020, Pendidikan, Biografi, sepakbola, E-sport, Teknologi, Politik, dan sejarah Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Benarkah Referendum Timor Leste yang Diberikan oleh Pemerintahan BJ Habibie Tahun 2002 adalah Sebuah Kesalahan?

27 September 2022   07:00 Diperbarui: 27 September 2022   07:08 877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(https://merahputih.com/post/read/referendum-timor-timur-1999)

Mengutip dari pendapat yang disampaikan Juru Bicara Pemerintah RI pada saat pelaksanaan jajak pendapat di Timor Timur, yakni Dino Patti Djalal, ia menyatakan bahwa penyebab dari kurang siapnya referendum yang diberikan kepada Timor Timur berdampak pada meningkatnya polarisasi antar kelompok masyarakat, konflik yang kian sengit dan situasi yang kian panas sehingga menyebabkan kalkulasi dan tragedi yang banyak terjadi. 

Dino Patti Djalal juga menambahkan bahwa persiapan referendum harusnya dilaksanakan kurang lebih dua tahun bukan empat bulan. 

Selain pendapat tersebut, Papang Hidayat selaku aktivis Amnesty International Indonesia juga menyatakan bahwa, referendum Timor Timur merupakan konsekuensi dari resolusi-resolusi PBB yang menyerukan akan hak menentukan nasib selama 24 tahun terakhir. 

Hal itu kian dipertegas dengan situasi krisis moneter yang dialami Indonesia pada 1997, dan reformasi politik pada Mei 1998 sehingga perlu diadakan referendum bagi Timor Timur dengan diawasi penuh oleh PBB, ujarnya.

Referendum Timor Timur sendiri diadakan oleh UNAMET (United Nations Mission in East Timor) yang dibentuk oleh PBB. Hasilnya, dari total 438.968 suara sah , sebanyak 344.580 suara (78,50%) menyatakan opsi memilih merdeka, sedangkan 95.388 suara (21,50%) memilih untuk tetap bergabung dengan Indonesia. 

Dengan animo dan antusiame yang tinggi dari masyarakat Timor Timur untuk mengikuti jajak pendapat pada saat itu, maka resmilah Timor Timur lepas dari pemerintahan Indonesia dan sementara berada di bawah otoritas PBB. Pada tanggal 20 Mei 2002, Timor Leste resmi mendeklarasikan diri sebagai negara merdeka dan berdaulat. Selain itu mereka juga menetapkan presiden pertama terpilih yakni aktivis sekaligus tokoh pembebasan yakni Xanana Gusmao.

20 Tahun Berlalu Pasca Referendum

(https://dunia.tempo.co/read/1593414/sudah-20-tahun-provinsi-timor-timur-menjadi-negara-timor-leste)
(https://dunia.tempo.co/read/1593414/sudah-20-tahun-provinsi-timor-timur-menjadi-negara-timor-leste)

Banyak hal yang telah berubah selama 20 tahun era kemerdekaan dikumandangkan sejak 2002 lalu oleh Timor Leste. Negara yang saat ini dipimpin oleh presiden terpilih yakni Jose Ramos Horta telah banyak mengalami perubahan. Hal yang paling nyata dari proses panjang pembangunan negara Timor Leste adalah menurunnya angka kriminalitas dan mulai terbentuknya perdamaian di negara tersebut pasca memisahkan diri dari Indonesia. 

Jose Manual Ram0s-Horta juga menyampaikan jika dalam kurun waktu 15 tahun terakhir negaranya telah mengalami perkembangan yang pesat terkait pengembangan energi listrik dan cyber optic. 

Berdasarkan sebuah penelitian yang diadakan oleh WHO (World Health Organization) mengungkapkan bahwa pada tahun 2018, Timor Leste telah menyelesaikan kasus wabah malaria yang sebelumnya telah membunuh banyak orang. Meningkatnya jumlah dokter di negara tersebut yang hanya berjumlah 19 dokter pada tahun 2002, menjadi lebih dari 1000 dokter di tahun 2019, menjadi pemicu utama kesehatan di Timor Leste kian meningkat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun