Komunikasi yang dilakukan sehari-hari dengan menggunakan bahasa Jawa oleh masyarakat sekitar menyebabkan sebagian orang-orang bersuku Paser mau tidak mau harus menyesuaikan bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia.
Situasi yang terjadi setiap hari tersebut, menyebabkan penutur bahasa Paser tadi terbiasa untuk menggunakan bahasa Indonesia dan bahkan tak jarang sudah terbiasa menggunakan bahasa Jawa dan juga telah menguasai aksen bahasa Jawa tersebut. Hal tersebut berakibat pada minimnya komunikasi penutur bahasa Paser menggunakan bahasa Paser tersebut.
 Kurangnya Minat Generasi Muda Untuk Melestarikan Bahasa Daerah
Di tengah geliat perkembangan dan kemajuan zaman saat ini, tentu menyebabkan pola konsumerasi yang masif dalam hal penggunaan teknologi.Â
Bahasa-bahasa yang disajikan di dalam tayangan-tayangan digital misalnya di media sosial Youtube dan Tiktok.Â
Sebagian menggunakan bahasa yang telah termodifikasi dengan "sengaja" menggunakan bahasa Indonesia, inggris, dan juga bahasa slang sehingga tak dapat dipungkiri para penikmat sajian tayangan digital tersebut yang sebagian besar anak-anak tentu menjadi familiar mendengarkan dan mengucapkan bahasa yang bersumber dari tayangan media sosial tersebut.
Pengaruh Bahasa Slang
Sabi, brokap, kzl, kuy, gakeun, gesrek, lokit, otw,b ajah, pap, ads, lebay, alay, cepu, dan- lain sebagainya.Â
Beberapa kata-kata dalam bahasa slang di atas merupakan varian bahasa slang yang muncul dan digunakan oleh beberapa komunitas tertentu.Â
Tak hanya di kota-kota besar, di lingkungan perkampungan hingga di sekolahan pun juga ada sebagian orang-orang serta anak-anak yang menggunakan bahasa tersebut.Â
Perlunya sosialisasi dan juga edukasi yang menyeluruh terhadap pengenalan bahasa Indonesia dan pentingnya menjaga eksistensi bahasa daerah sebagai bahasa ibu tentu sangat diharapkan.Â