Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang Guru Muda, ASN, lulusan Universitas Mulawarman tahun 2020, Pendidikan, Biografi, sepakbola, E-sport, Teknologi, Politik, dan sejarah Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

SARA: Apa yang Membuat Istilah Tersebut Begitu Dihindari?

25 April 2022   09:07 Diperbarui: 25 April 2022   09:11 1610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(https://www.radioidola.com/2018/)

Sumber Kemajemukan dan Demokrasi

Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan yang menjadi kepanjangan SARA adalah realitas sosial yang tidak dapat dielakkan oleh siapapun di dalam masyarakat baik dalam masyarakat pada jenjang perkembangan tradisional maupun modern. 

Kenyataan sosial menegaskan bahwa masyarakat-masyarakat di dunia ini terdiri dari berbagai macam etnis, agama, dan golongan. Kenyataan tersebut tak jarang menciptakan problem sosial seperti masalah konflik dan disintegrasi.

Tetapi pada sudut pandang berbeda (berdasarkan temuan-temuan historis), SARA justru dapat dijadikan arena pemberdayaan dan demikrasi. Elemen-elemen dalam SARA tidak selalu terpisah secara kaku. Ada kemungkinan terjadi hal yang oleh sosiolog bernama Peter Blau (1964) dinamakan cross cutting affiliation.

Misalnya, ada orang-orang yang berbeda ditinjau dari etnis tetapi disatukan dalam agama, ekonomi, dan kepentingan yang sama. Karena SARA merupakan kenyataan sosial maka keberadaannya tidak dapat dilenyapkan. Bahkan setiap upaya untuk melenyapkan dengan dalih dan siasat apapun, termasuk menuju unifikasi melalui monolitikisasi masyarakat, cenderung akan menimbulkan keresahan, gejolak sosial, kerusuhan massa, dan berakhir dengan disintegrasi sosial. (Berger dan Neuhauss, 1977).

Pengaruh SARA dalam tatanan kehidupan masyarakat Indonesia telah menancapkan akar kuat yang menyebabkan tumbuhnya demokrasi di Indonesia. Banyaknya etnis, suku, bahasa, komunitas, dan segala macam kemajemukan yang ada di Indonesia dapat menjadi spirit serta motivasi dalam mempertahankan demokrasi demi tegaknya tatanan kehidupan yang baik di Indonesia.

#SalamLiterasi

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun