Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang Guru Muda, ASN, lulusan Universitas Mulawarman tahun 2020, Pendidikan, Biografi, sepakbola, E-sport, Teknologi, Politik, dan sejarah Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

SARA: Apa yang Membuat Istilah Tersebut Begitu Dihindari?

25 April 2022   09:07 Diperbarui: 25 April 2022   09:11 1610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(https://www.radioidola.com/2018/)

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan jika SARA dan Politis memiliki pengertian yang berbeda, SARA merupakan suatu unsur yang menerangkan suatu keadaan atau situasi sosial tertentu yang mendorong seseorang untuk tidak menggunakan identitas tertentu dalam ranah ini yakni suku, agama, ras, maupun kaitan dengan golongan atau kelompok tertentu sehingga apa yang menjadi misi bersama dalam memperjuangkan suatu hal dapat dicapai atas keinginan bersama.

Yang menjadi pertanyaan, mengapa istilah SARA dan segala hal yang menyertainya begitu "sensitif" untuk dibahas?, dan apa saja peristiwa yang pernah terjadi di Indonesia yang diakibatkan karena isu-isu SARA  tersebut?

Pemicu Perpecahan

Dampak sosiologis dari kondisi seperti ini membuat konstruksi sosial tentang makna SARA dalam masyarakat lebih didominasi oleh perspektif tentang pemerintahan siapa yang sedang berkuasa saat ini. 

Maraknya penyebaran hoax, penggiringan opini, serta mudahnya sebagian masyarakat Indonesia untuk dihasud terkait isu-isu tertentu akan semakin menyebabkan munculnya konflik sosial dan sumber perpecahan. 

Pada beberapa contoh konflik yang pernah terjadi di Indonesia. Hampir beberapa di antaranya terjadi diakibatkan karena ujaran-ujaran provokator yang bersifat memancing masyarakat dengan maksud intimidasi, mengintervensi, dan bahkan cenderung menghina dengan kata-kata sarkas sehingga menimbulkan reaksi atau pergolakan yang besar di lingkungan masyarakat.

Hal seperti ini lantas akan menjadikan SARA sebagai suatu pengetahuan atau realitas yang ditabukan. SARA oleh masyarakat selalu dilihat sebagai suatu potensi konflik daripada energi politis yang positif yang dapat memberikan pendalaman pemahaman akan pentingnya demokrasi dan kemajemukan sosial.


Potensial mengandung isu-isu sensitif

Memasukkan beragam kepentingan tertentu terkait isu-isu yang ada dalam ranah SARA, misalnya politik akan dengan mudah menarik daya sensitivitas masyarakat. Misalnya ketika sedang diadakan suatu sosialisasi yang dilakukan lembaga tertentu. Lembaga tersebut akan mengundang berbagai pihak yang dianggap memiliki kepentingan untuk ikut terlibat dalam acara forum tersebut.

Pada saat yang bersamaan, ada segelintir orang yang akan memanfaatkan kesempatan tersebut guna memaparkan pesan-pesan politis yang sebelumnya telah dititipkan kepada para peserta sosialisasi. Tak hanya tu, beberapa pesan-pesan yang mengandung ajakan untuk memilih pihak tertentu akan sangat potensial muncul pada situasi tersebut

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun