Ac Milan berhasil mengalahkan Genoa pada lanjutan pekan ke-33 Â Liga Italia pada 16 April 2022 dengan skor 2-0.
Sepasang gol Rossoneri dicetak oleh Rafael Leo di menit 11' serta satu gol dari Junior Messias di menit 87'.
Dengan hasil positif tersebut Ac Milan asuhan Stefano Pioli berhasil memuncaki klasemen Liga Italia sementara dengan rincian 21 kali kemenangan, 8 kali hasil imbang, serta hanya 4 kali menyentuh kekalahan musim ini.
Walau belum bisa berbicara banyak di kompetisi Eropa musim ini yakni Liga Champions akibat hanya mampu berada di peringkat juru kunci grup UCL musim ini.
Masih muncul pertanyaan besar bagi Milanisti, Apa yang membuat Ac Milan asuhan Stefano Pioli begitu konsisten musim ini?
Penunjukkan tepat Stefano Pioli
Datangnya Stefano Pioli ke San siro pada tahun 2019 dari Fiorentina, nyatanya mampu menghadirkan perubahan besar pada tim yang berjuluk Rossoneri ini.
Permainan yang lebih agresif dengan mengombinasikan para pemain muda yang memiliki kecepatan, kekuatan fisik, teknik olah bola mumpuni dan akselerasi luar biasa macam Rafael Leao, Alexis Saelemaekers, Theo Hernandez, Ismael Bennacer, Sandro Tonali, Davide Calabria, dan Brahim Diaz dengan pemain yang lebih senior seperti Franck Kessie, Bakayoko, Olivier Giroud, Ante Rebic, Junior Messias, hingga Simon Kjaer, mampu menjadikan Milan sungguh berbeda musim ini.
Permainan Milan musim ini sungguh di luar dugaan mampu menyaingi tim-tim mapan yang sudah lebih dahulu berhasil berbicara banyak di Liga Italia macam Juventus, Napoli, dan Inter Milan.
Racikan Pioli mampu menjadikan Milan sebagai tim yang mampu beradaptasi dengan gaya permainan lawan, mereka mampu menguasai jalannya permainan dan berhasil mengendalikan alur serangan dengan skema build-up maupun memanfaatkan skema serangan balik cepat atau counter attack.
Transfer Pemain tepat dari Manajemen Klub
Penunjukkan Paolo Maldini sebagai Direktur Teknik mampu menghasilkan sesuatu perbedaan nyata dari keikutsertaan Milan pada jeda transfer.
Sempat dihadapkan pada situasi sulit kala harus merelakan pemain andalan sekaligus kapten mereka yang digadang-gadang bakal jadi suksesor Gianluigi Buffon di masa depan, yakni Gianluigi Donnarumma.
Milan nyatanya tak kehabisan cara untuk mendatangkan pengganti Donnarumma yang dilepas dengan gratis ke PSG.
Milan yang melihat peluang untuk mendatangkan kiper asal Prancis Mike Maignan berusia 26 tahun asal klub Lille, langsung bergerak cepat pada musim transfer bulan Juli. Alhasil, setelah berhasil mengantarkan Lille menjuarai liga Prancis musim 2021, Maignan menerima tawaran dari Manajemen Milan.
Tak hanya itu, Milan juga berhasil mendatangkan beberapa pemain penting lainnya yang mampu berkontribusi luar biasa pada musim ini seperti Fikayo Tomori (Chelsea), Sandro Tonali (Brescia), Timoue Bakayoko (Chelsea), Florenzi (Roma), dan Olivier Giroud (Chelsea).
Para pemain yang berhasil didatangkan manajemen Milan di bawah arahan sang Direktur Teknik Paolo Maldini tersebut, mampu menunjukkan segala kemampuannya guna membawa Milan tampil konsisten musim ini.
Dukungan Milanisti selalu Memberikan Motivasi
Sebagai tim dengan sejarah luar biasa dalam persepakbolaan Italia dan dunia dengan rincian 7 tropi Liga Champions, satu piala dunia antar klub, 18 kali menjadi kampiun Liga Italia dan sederet piala bergengsi lainnya nyatanya tak akan mudah dilupakan begitu saja. Para Milanisti atau fans Milan selalu setia dengan Milan bagaimana pun kondisinya.
Para Milan pernah disajikan suatu pertunjukkan gemilang kala Milan mampu menjadi juara Champions League pada tahun 2007 kala Milan masih dilatih oleh Carlo Ancelotti dengan materi pemainnya yang superior seperti Cafu, Seedorf, Gatusso, Paolo Maldini, Nelson Dida, Ricardo Kaka, hingga Filipo Inzaghi.
Memori kenangan tersebut sangat diingat hingga sekarang. Akan tetapi setelah beberapa musim berlalu pasca momen membahagiakan tersebut, Milan seakan harus mengalami masa-masa sulit, mereka terus berada di bawah bayang-bayang para tim rivalnya seperti Juventus, Inter, Napoli, Lazio, Fiorentina, dan As Roma.
Namun berkat dari dukungan Fans Milan di seluruh dunia yang hadir, kini Milan sudah mampu menjadi tim yang mapan dengan kembali menemukan identitasnya sebagai salah satu klub terbaik dunia asal Italia.
Tidak adanya One Man Show dalam Klub Milan
Milan musim ini telah jauh berubah dari Milan musim-musim sebelumnya. Jika kita pernah mengenal Milan dengan Fanco Baressi pada medio tahun 1970-an, Milan dengan Gianni Riverra tahun 1960-an, AC Milan dengan Ruud Gullit pada era 1980-an, Milan dengan Marco van Bastennya pada era 1990-an, hingga Milan dengan Ricardo Kaka pada tahun 2000-an, maka musim ini kita tak akan melihat satu pertunjukan dari satu orang pemain pada tim Ac Milan.
Semua pemain memiliki kualitas dan teknik yang cenderung berkelas dan merata di tiap-tiap posisinya. Mereka seakan mampu melengkapi satu sama lain sehingga hal tersebut mendukung strategi yang diterapkan Stefano Pioli Musim ini.
Hal tersebut terlihat saat Milan harus kehilangan beberapa pemain andalan di laga sebelumnya dan harus menjalani laga setelahnya, Kehilangan Mike Maignan di beberapa laga Serie A nyatanya tak membuat pusing Stefano Pioli, ia masih memiliki penjaga gawang yang sama baiknya asal Rumania yang telah berpengalaman yakni Ciprian Tatarussanu, kehilangan Bakayoko dan Sandro Tonali akibat cedera Milan masih memiliki pengganti sepadan dalam diri Ismael Bennacer, Fanck Kessie, dan juga Brahim Diaz.
Di bagian lini serang Milan juga tak melulu mengandalkan Giroud, Pioli kadang menempatkan Ante Rebic dan Ibrahimovic sebagaia opsi pengganti atau bahkan super-sub Milan dari bangku cadangan.
Itulah beberapa hal menarik yang mungkin menjadi beberapa faktor penentu meningkatnya penampilan AC Milan musim ini. Semoga Milan dapat kembali menjadi jawara Italia dan bahkan Eropa di masa yang akan datang. Forza Milan.
#SalamLiterasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H