Namun berkat dari dukungan Fans Milan di seluruh dunia yang hadir, kini Milan sudah mampu menjadi tim yang mapan dengan kembali menemukan identitasnya sebagai salah satu klub terbaik dunia asal Italia.
Tidak adanya One Man Show dalam Klub Milan
Milan musim ini telah jauh berubah dari Milan musim-musim sebelumnya. Jika kita pernah mengenal Milan dengan Fanco Baressi pada medio tahun 1970-an, Milan dengan Gianni Riverra tahun 1960-an, AC Milan dengan Ruud Gullit pada era 1980-an, Milan dengan Marco van Bastennya pada era 1990-an, hingga Milan dengan Ricardo Kaka pada tahun 2000-an, maka musim ini kita tak akan melihat satu pertunjukan dari satu orang pemain pada tim Ac Milan.
Semua pemain memiliki kualitas dan teknik yang cenderung berkelas dan merata di tiap-tiap posisinya. Mereka seakan mampu melengkapi satu sama lain sehingga hal tersebut mendukung strategi yang diterapkan Stefano Pioli Musim ini.
Hal tersebut terlihat saat Milan harus kehilangan beberapa pemain andalan di laga sebelumnya dan harus menjalani laga setelahnya, Kehilangan Mike Maignan di beberapa laga Serie A nyatanya tak membuat pusing Stefano Pioli, ia masih memiliki penjaga gawang yang sama baiknya asal Rumania yang telah berpengalaman yakni Ciprian Tatarussanu, kehilangan Bakayoko dan Sandro Tonali akibat cedera Milan masih memiliki pengganti sepadan dalam diri Ismael Bennacer, Fanck Kessie, dan juga Brahim Diaz.
Di bagian lini serang Milan juga tak melulu mengandalkan Giroud, Pioli kadang menempatkan Ante Rebic dan Ibrahimovic sebagaia opsi pengganti atau bahkan super-sub Milan dari bangku cadangan.
Itulah beberapa hal menarik yang mungkin menjadi beberapa faktor penentu meningkatnya penampilan AC Milan musim ini. Semoga Milan dapat kembali menjadi jawara Italia dan bahkan Eropa di masa yang akan datang. Forza Milan.
#SalamLiterasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H